11

19 2 2
                                    

Arfan sudah hampir gelisah menunggu Sena yang tidak kunjung menampakkan diri ketika membalikkan tubuhnya hendak mencarinya, gadis itu sedang melangkah menuju ke arahnya dengan ekspresi bingung sambil menjaga langkahnya agar tidak mengotori pakaian yang dipakainya.

Untuk sejenak Arfan tercengang melihat Sena yang tampak cantik menggunakan pakaian bangsawan. Serta hiasan jepit rambut bermotif kupu-kupu berwarna jingga menambah kecantikan gadis itu.

Ia tidak bisa menahan degupan jantungnya yang tidak karuan. Ia mengakui bahwa ia terpesona dengan gadis itu yang menatapnya bingung.

"Kurasa aku salah.." Arfan mendekatinya dan mengambil potongan daun yang mendarat di atas rambutnya.

"Tidak. Kau tidak salah. Aku akan memberitaumu di jalan. Kupikir kita harus segera pulang sekarang!"


****


"Nyonya, Tuan Muda sudah pulang" Ucap Rama kepada Emilia yang langsung berjalan keluar dan melihat Arfan dan Sena yang sudah berada di halaman rumah.

"I..ini.." Sena mulai merasa tidak enak namun Arfan seolah menenangkannya.

Emilia berhenti di depan Sena dan menatapnya takjub.

"Kau benar-benar cocok dengan pakaian ini! Sekarang ikut aku ya! Kau harus sedikit berdandan! Arfan kau sebaiknya siap-siap, dan..ehm..ada baiknya kau mandi bunga. Baumu.."

"Ya aku tau Bu"

Arfan segera pergi menuju ke kamarnya sedangkan Sena ikut Emilia menuju kamarnya. Pelayan pribadi Emilia bersiap membukakan pintu kamarnya dan memperlihatkan Emery yang juga berekspresi sama dengan Emilia ketika melihatnya tadi.

"Wah..aku tidak tau jika Damar memiliki anak perempuan secantik ini..kau tampak bagus dengan pakaian itu Sena" Puji Emery membuat Sena sedikit sungkan. Ini adalah pertama kalinya Sena masuk ke dalam rumah Bangsawan Gun.

"Coba kita lihat apa perona pipi yang bagus..hm.."

"Bagaimana kalau perona pipi yang Arfan belikan untukmu? Kau belum memakainya kan?" Emilia langsung mengangguk menyetujui.

"Itu tidak perlu..aku tidak apa dengan yang ini.." Emilia menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Momen pertama adalah kenangan penting! Jadi kita harus mempersiapkannya dengan sangaaaat baik!" Ucap Emilia langsung menyapukan perona pipi pemberian Arfan sebagai hadiah ulang tahunnya ke pipi Sena.

"Waaaaaah! Kau benar Suamiku! Dia tampak sangat cantik! Sekarang tinggal sentuhan terakhir.."


****


Randi harus menelan kekecewaan lagi setelah mendengar ucapan dari Ayah Sena yang mengatakan bahwa Sena sudah pergi bersama Arfan pagi-pagi sekali.

Dan ia juga harus menerima bahwa sisa hukuman yang ia berikan pada Sena sudah habis karena Ayah Sena rupanya telah mengirimkan sisa pengantaran ikan kemarin.

"Aku benar-benar minta maaf karena telah mengecewakan Tuan Randi. Tapi Tuan Muda sudah meminta ijin padaku sebelum Tuan datang kemarin"

Ia menghentikan kedua kakinya untuk menarik nafas sejenak. Karena sudah tidak bersemangat, ia pun memilih untuk pergi menuju ke sebuah tempat yang berada di kaki bukit.

Ia menyambuti rerumputan liar kecil dan menaruh sebuah kotak berisi pangsit ikan rebus diatas sebuah undakan kecil yang ditandai dengan sebuah batu berukuran sedang.

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang