14

14 2 2
                                    


Waktu kerja Sena sudah habis dan gadis itu berpamitan kepada karyawan lain dan juga Arga yang bertugas sebagai pengelola Restoran selama Randi tidak ada. Ia pun mengambil jalan pulang lain karena harus singgah ke sebuah toko lukisan sesuai dengan perintah yang ada di surat.

Sena melangkah dengan perasaan yang sedikit lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya ia tidak kehilangan pekerjaan yang sangat ia butuhkan demi membantu menghidupi keluarganya dan menabung untuk membeli peralatan ikan yang lebih baik.

Terlihat sekelompok preman yang berlari mengejar seseorang di depan mereka ke arahnya. Sena yang baru tersadar saat mereka mulai mendekat dengan cepat langsung ditarik lengannya oleh orang yang tidak lain adalah Arfan sehingga ia ikut berlari dan segera berbelok ke belakang sebuah toko pakaian dan bersembunyi saling berhadapan di belakang sebuah rak yang hampir menutupi tubuh mereka.

Baik Sena maupun Arfan saling membuang muka satu sama lain sampai situasi dirasa aman. Arfan menoleh melihat jalanan yang sudah aman dari para preman yang mengejarnya dan tidak sengaja menatap Sena yang sekarang juga menatapnya kemudian Arfan melangkah mundur untuk memberikan Sena ruang untuk keluar dari tempat persembunyian mereka.

"Maaf sudah membuatmu ikut berlari karena aku. Bukankah ini bukan jalan ke rumahmu? Kenapa kau lewat sini?"

"Ah..itu ehm..aku harus ke toko lukisan yang ada di ujung sana untuk melapor jika aku akan bekerja disana mulai besok. Kalau begitu aku permisi dulu" Sena membungkuk pada Arfan kemudian berjalan pergi tanpa memberi kesempatan Arfan untuk bicara lagi.

Tidak lama kemudian, Sena hendak melangkah pulang ketika seorang gadis menghentikan langkahnya. Melihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya mereka berasal dari golongan yang sama, hanya saja gadis itu adalah seorang budak seorang wanita Bangsawan.

"Nonaku ingin bertemu denganmu sekarang. Ikut aku" Ucap gadis itu langsung kemudian memberikan penutup jubah padanya.

"Pakai ini dan jangan dilepas sampai aku bilang lepas. Dan jangan bertanya apapun. Cepat!" Sena tidak punya pilihan lain selain mengikuti gadis itu yang kini juga memakai penutup jubah di kepalanya dan mereka pun berjalan menjauhi Pasar.


****


Erika menunggu kedatangan Lam dengan gusar. Ia khawatir jika Lam tertangkap oleh salah satu anak buah Jena yang mungkin sudah menyadari bahwa kamarnya kosong.

"Nona! Aku datang dengan orang yang Nona minta" Ucap Lam beberapa saat kemudian.

"Kau boleh melepas penutup jubahmu sekarang" Sena pun menurunkan penutup jubah itu dan tersentak ketika melihat Erika.

"Maafkan kelancanganku Nona! Aku benar-benar tidak tau jika.."

"Tidak apa. Aku mengerti. Kau gadis yang bernama 'Kamillia' itu kan?"

Kedua mata Sena membulat dan kembali membungkuk.

"Maaf Nona! Ini tidak seperti yang Nona pikir! Aku hanya.."

"Aku ingin berterima kasih karena bantuanmu, perjodohanku dengan Tuan Arfan dibatalkan. Terima kasih.."

"Sena. Nama asliku Sena, Nona!" Erika tersenyum mengangguk.

"Terima kasih Sena. Kuharap kita bisa saling membantu untuk ke depannya"

Sena mengangkatkan kepalanya. "Ya?"

"Pelayan pribadi Ibuku sedang mencari tau tentang identitas aslimu. Dan aku berusaha untuk menggagalkannya. Aku akan pastikan kau tidak akan tersentuh oleh Ibuku. Dan aku juga perlu bantuanmu untuk melakukan ini"

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang