36

7 1 0
                                    

Mira terbangun dari tidurnya dan tampak kaget karena futon Sena kosong sehingga ia langsung bangun lalu pergi keluar mencari Nonanya.

"Kemana Nona pergi sepagi ini?"

Ketika Mira baru memakaikan sepatu di kaki kanannya, tiba-tiba pintu terbuka dan Sena terlihat melangkah masuk.

"Nona darimana saja?! Kenapa Nona tidak memberitahuku jika Nona ingin pergi?"

Namun Sena menghiraukan pertanyaan Mira dan berjalan masuk ke ruangannya dengan tatapan merenung.

"Aku akan mengganti pakaian setelah itu kita pergi"

"Apa maksud.. Oh iya hari ini.."

Mira pun segera bergegas menyiapkan segala sesuatu yang akan dibawa mereka.

                          *****

Randi bertahan tidak tidur semalaman karena terus memikirkan pengakuannya pada Sena semalam. Dan juga pertanyaan Pangeran Rajendra.

"Apa Anda begadang semalam Putera Mahkota?" Tanya Agha yang masuk dengan dua pelayan membawa nampan berisi sarapan paginya.

Randi hanya melirik kesal pada Agha kemudian menghela nafas setelah dua pelayan itu pergi.

"Rasanya kepalaku ingin meledak dan hatiku sangat campur aduk sampai untuk memejamkan mataku saja tidak bisa!"

"Sebaiknya Anda mengisi perut Anda dulu karena hari ini Anda ada dua kelas dan tadi pelayan Ratu memberiku pesan kepada Anda untuk menemui Yang Mulia Ratu sore ini"

"Yang Mulia Ratu?" Agha menggangguk.

"Yang Mulia datang untuk menemui Anda Putera Mahkota" Ucapan pelayan Randi akan kedatangan Raja Arlana mengejutkannya dan Agha.

"Bahkan aku belum sempat.. aargh.. Ya persilahkan masuk" Jawab Randi cepat selagi memakai topinya dan berdiri menyamping untuk menyambut Raja Arlana.

                         *****

"Ja..jadi Mira pergi ke San untuk melarikan diri dan Kamila.." Bahkan lidah Arfan tidak sanggup melanjutkan kalimat akhirnya.

"Itu informasi yang aku temukan sejauh ini Putera Mahkota. Aku sudah mencoba mencari keberadaan Nona Kamila hampir di semua tempat, tetapi tidak ada tanda-tanda darinya"

"Bahkan Mira juga tidak terlihat ada di Hanra?"

Atthar terdiam sejenak dengan pertanyaan Arfan. Dalam hati ia sudah menjawab yang berbanding terbalik dengan yang dikatakannya tadi.

"Sepertinya begitu"

Jawaban Atthar membuat Arfan menempelkan dahinya di kedua tangannya. Helaan nafas Arfan membuat Atthar merasa bersalah karena sudah membohonginya.

"Jika dia pergi. Apalagi alasanku untuk hidup"

"Putera Mahkota.." Lirih Atthar pelan sambil mengepalkan kedua tangannya di pakaiannya.

                          *****

Sena membuka penutup wajahnya kemudian mengambil beberapa rumput liar yang tumbuh di undakan makam Rajendra dan juga Karina lalu menyiramkan air bunga serta meletakkan beberapa bunga yang ia petik semalam diatasnya.

Ia pun memberi penghormatan kepada mereka bersama dengan Mira.

"Maafkan aku karena baru bisa datang menemui Ibu dan Kakak sekarang" Ucap Sena berlinang air mata kemudian menangis.

Mira menenangkan Sena yang terisak dengan mata berkaca-kaca.

'Aku berjanji pada Nyonya dan juga Tuan  Rajendra akan menjaga Nona dengan hidupku dan akan membawa Tuan Rendana kesini untuk berkumpul bersama Nyonya. Tolong doakan Nona Kamila dari atas sana'

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang