25

8 1 3
                                    

Arfan tidak bisa mengalihkan kedua matanya dari Sena yang sedang serius mengukur badan Emilia.

Pria itu tidak sadar jika Emilia memperhatikannya. Dan itu membuat Emilia menghela nafas senang.

"Maaf. Aku akan segera mempercepat pengukurannya Nyonya"

"Ah tidak apa Sena. Aku tadi hanya merasa lega akan sesuatu. Kau bisa meneruskannya dengan tenang"

Sena mengangguk kemudian mengukur bagian lengan kanan Emilia lalu menulisnya di secarik kertas.

"Apa kau bisa menjahit pakaian pria?"

"Aku bisa Nyonya" Jawab Sena tanpa melihat siapa pria yang hendak dibuatkan pakaian oleh Emilia.

"Tolong kau ukur sekalian ya"

"Baik Nyo..nya.."

Sena terkejut saat melihat Arfan berdiri sama kagetnya dengan Sena.

"Ibu aku masih ada banyak.."

"Kau sendiri yang paling pemilih soal pakaian. Jadi kenapa tidak sekalian? Sena, tolong kau ukur ya"

"Baik Nyonya"

Sena mengambil pita ukur dan mulai mengukur bahu Arfan. Kemudian kedua lengan lalu kini melingkarkan pita ukurnya ke lingkar dada Arfan.

Arfan berusaha terlihat normal walaupun degup jantungnya seakan mau meledak ketika tubuh Sena mendekat ke arahnya.

Apalagi ketika Sena menoleh ke arahnya sekilas lalu kembali fokus mengukur membuatnya marah pada dirinya sendiri.

Namun kecewa saat Sena melepas pita ukur yang terpasang di pinggangnya. Menandakan bahwa gadis itu telah selesai mengukurnya.

"Apa Nyonya menginginkan warna tertentu untuk pakaian ini?"

"Kau bisa membantuku memilihkan warna pakaian apa yang bagus untukku dan Arfan?"

"Ya? Tapi aku.."

"Pilihlah, kurasa kau memiliki selera yang bagus. Aku tidak keberatan"

                                                                                     *****

"Putra Mahkota, sudah waktunya Anda pergi ke Balai Timur untuk memulai kuliah Anda"

Randi selesai bersiap dan berjalan keluar dari Paviliunnya menuju Balai Timur. Dimana Guru Im dan beberapa pelajar dengan nilai tertinggi sudah berdiri siap memberi hormat padanya.

Randi duduk di tempatnya sambil membaca judul buku yang akan dipelajarinya hari ini.

Guru Im kemudian menjelaskan materi. Dan Randi mulai terbawa ke dalam buku itu.

"..makna hati adalah bentuk dari perasaan terdalam yang kita miliki. Sehingga.."

                                                                                     *****

"Kurasa cepat atau lambat, Anda harus segera mendiskusikan soal penunjukan Putri Mahkota pada Ratu, Selir Agung"

"Aku tidak ingin mendiskusikan apapun yang berhubungan dengan Putra Mahkota dengan siapapun"

"Tapi itu adalah tugas Ratu yang mengatur apapun yang berkaitan dengan Paviliun Dalam termasuk soal Putri Mahkota"

Shondra memukul meja dengan marah.

"Bahkan sampai sekarang aku hanya naik satu tingkat karena memiliki penerus tahta! Aku harus segera melengserkan Ratu.."

"Selir Agung, Baginda Ratu datang ingin bertemu dengan Anda"

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang