20

16 3 0
                                    

Emilia mengambil sebuah kotak kecil yang selalu ia bawa tanpa sepengetahuan Emery dari laci lemari dan memandangi sesuatu yang saat ini berada di tangannya. 

'Mungkinkah..'

"Anda mencariku Nyonya?" Tanya Rama setelah masuk ke kamarnya. 

Emilia memberikan sesuatu itu pada Rama yang tampak bingung. 

"Aku ingin kau mencari tahu tentang sapu tangan ini. Beritahu aku apapun info soal sapu tangan itu. Kau mengerti?" 

"Baik Nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu" Pamit Rama hendak menggeser pintu kamar. 

"Tolong rahasiakan ini pada Suamiku sampai waktunya tepat. Aku akan memberitahunya sendiri" Rama menunduk mengerti lalu bergegas pergi untuk melakukan tugasnya. 

****

Kamila menaruh tangannya di kepala segera setelah ia tersadar. 

"Dim..dimana aku?" Lirihnya memandang langit-langit ruangan yang terlihat asing baginya. 

"Nona sudah sadar! Syukurlaah! Ayo minum tehnya dulu!" 

"Mi..Mira..?" 

Mira yang tak kuasa menahan air matanya langsung memeluk Kamila erat. 

"Aku sangat bersyukur Nona Kamila masih hidup! Terima kasih karena sudah menepati janji Nona!" Isak Mira. 

"Memangnya ada ap..arrgh..kepalaku.." Mira segera melepaskan pelukannya dan menidurkan kembali Kamila sambil mengusap air matanya. 

"Apa ini di rumah? Kenapa semuanya tampak asing?" Mira hanya bisa terdiam sambil terus menghapus air matanya. 

"Ini..adalah kamarku Nona. Kita.." 

"Ini kamarmu? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku..arrh.." 

"Sudah Nona istirahat dulu ya. Aku janji akan menceritakan semuanya pada Nona. Ayo sekarang makan bubur ini dan minum obat" 

Kamila mengangguk lalu membiarkan Mira merawatnya. 

"Kenapa kau terus menangis?" Mira terkejut seperti tertangkap basah. 

"Ti..tidak Nona. Aku hanya sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Nona Kamila lagi.."

'..sekaligus sedih karena sepertinya Nona lupa dengan kejadian itu..'

****

Atthar langsung menuangkan secangkir teh bunga ketika Arfan tersadar dari pingsannya. 

"Dimana aku?" 

"Anda berada di kamarku, Putra Mahkota. Ini minumlah dulu" 

Arfan hendak protes namun dihentikan oleh rasa nyeri sekaligus aroma harum dari teh yang disajikan oleh Atthar. 

"Apa Ibu tidak bosan setiap hari minum teh bunga?" 

Ratu Kyra hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. 

"Semua emosi, rasa sedih dan capek akan hilang dengan mencium aromanya. Dan.." Ia mengikuti Kyra yang mulai menyesap tehnya perlahan. 

"..kau akan bahagia karena rasa teh ini" 

"Ibu.." Bisiknya tanpa sadar sambil menitikkan air matanya. 

"Aku akan mengantarkan Anda pulang ke tempat tinggal Anda yang sekarang" Ucap Atthar menahan air matanya dengan menundukkan kepala. 

Arfan kemudian memandang Atthar yang tampak berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Arfan hendak ingin mengatakan sesuatu padanya namun ia mengurungkan niatnya. 

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang