19

16 2 2
                                    

"Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa.." Tiba-tiba terdengar suara pintu digeser dan masuklah Cenayang Lin.

"Anda memanggilku Tuan?"

"Apa..kau tahu yang tidak aku ketahui?" Cenayang Lin berusaha mengatur ekspresinya.

"Apa maksud Anda.." Azura melempar gulungan perkamen pemberian Shondra.

"JAWAB AKU APA KAU MENGETAHUINYA?!"

Cenayang Lin membungkuk di hadapan Azura.

"Aku sudah mengetahuinya sejak hari pertama Yang Mulia Shondra mengandung putra Yang Mulia Arlana, Tuan"

Jawaban Cenayang Lin membuat Azura nyaris terjungkal karena kaget.

"Jad..jadi..pria yang tidak diketahui.."

"Benar Tuan"

"SURUH SHONDRA SEGERA MENEMUIKU SEKARANG!" Perintah Azura pada pengawal pribadinya.


****


Dua kereta pandu berwarna hitam tiba di depan pintu Barat Istana dimana pengawal pribadi dan beberapa penjaga sudah bersiap akan kedatangan Shondra dan Randi. Mereka segera masuk secara diam-diam dengan penjagaan sangat ketat.

Randi yang masih bingung dengan ucapan Ibunya hanya bisa mengikuti di belakang Shondra yang tampak senang di depannya. Matanya melihat ke bangunan-bangunan Istana yang tampak asing baginya.

"Tuan Azura sudah menunggu Anda" Ucap pelayan pribadi Azura lalu mempersilahkan Shondra dan Randi masuk ke dalam sebuah ruangan.

Shondra seperti biasa memberi hormat pada Azura yang tercengang ketika melihat Randi, putra kandung dari Raja Arlana dan Shondra. Berdiri di hadapannya.

"Apa sekarang kau bisa mempercayai ucapanku?"

Azura masih tidak bisa mengalihkan pandangannya pada Randi yang justru menatapnya bingung saat pria itu mendekat ke arahnya.

"Di..dia..memiliki bola mata yang sama dengan Yang Mulia.."

Kedekatan Azura membuat Randi hendak memundurkan tubuhnya seketika berhenti ketika Azura tiba-tiba berlutut diikuti pengawal pribadinya dan juga seorang Cenayang yang juga berada disana.

"Putra Mahkota Randi.." Ucap Azura membuat Randi terkejut sekaligus membuat Shondra tersenyum puas.

"Kami akan melayani Putra Mahkota dan Yang Mulia Shondra mulai hari ini"


****


Sena keluar bersama dengan para penumpang lainnya setelah perjalanan yang cukup panjang dari Guju. Ia cukup terdiam ketika menginjakkan kedua kakinya di tanah Hanra setelah sepuluh tahun.

Ia pun melanjutkan perjalanannya menuju Hutan untuk singgah di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat persinggahannya bersama Mira untuk beristirahat setelah mengumpulkan obat.

Sesampainya di rumah yang tampak sama dan kosong, ia segera masuk untuk mengganti bajunya dengan baju bangsawan pemberian Arfan sebelum pergi. Ia memoles bibirnya dengan perwana bibir dan juga memakai penjepit kupu-kupu jingganya.

Sena yang tadinya merupakan anak yang ditemukan dan diasuh oleh sepasang budak, adalah seorang gadis bangsawan bernama Kamila Rendana Cantika. Ia memandang dirinya di sebuah cermin.

Memantapkan dirinya bahwa ia sekarang adalah Kamila, bukan Sena.

"Ayah, anak perempuanmu sudah kembali"

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang