21

11 2 0
                                    

"Yang Mulia Ratu, Selir Agung Shondra ingin bertemu dengan Yang Mulia" Ucap asisten pribadi Kirana di depan Pintu. 

Kirana menarik nafas. "Persilahkan dia masuk" 

Kedua pintu terbuka dan masuklah Shondra yang kini menyandang gelar Selir Agung sebelum disahkan pada upacara Penobatan besok. Shondra memberi hormat pada Kirana kemudian duduk di hadapan Kirana yang berbatas oleh sebuah tirai berwarna gelap sehingga sosok Kirana tidak terlalu terlihat jelas. 

"Kurasa aku harus mulai menyapa Yang Mulia mulai dari sekarang. Kuharap Yang Mulia Ratu tidak keberatan dengan kedatanganku yang mendadak" 

"Sebenarnya aku sudah menduga akan kedatanganmu ke Paviliunku begitu kau menyandang 'Selir Agung'. Posisi itu cocok untukmu, Selir Agung" Kirana sedikit menaikkan intonasinya di dua kata terakhir. 

"Yah..aku hanya ingin membagikan kebahagiaanku dan melakukan yang seharusnya kulakukan" Ucap Shondra tersenyum namun menatap tajam Kirana.

"Kudengar Selir Tingkat Dua juga sudah memasuki Paviliun Tenggara. Aku penasaran..."

"Yang Mulia Ratu, Selir Tingkat Dua datang ingin bertemu Anda" 

"Ah..siapa sangka yang dibicarakan datang" 

"Persilahkan masuk" 

Selir Tingkat Dua memasuki ruangan dan memberi hormat pada Kirana dan juga Shondra kemudian duduk di sebelah Shondra. 

"Aku Erina datang menghadap pada Yang Mulia Ratu" Ucap Erina menundukkan kepala sekali lagi. 

"Selamat datang Selir Erina, kuharap kita bisa membantu kinerja Yang Mulia Raja di masa depan" Ucap Kirana tersenyum palsu dibalik maskernya menatap kedua Selir yang masing-masing memberikan senyum mereka. 

*****


"Dengan ini, kami para Menteri memutuskan untuk mengangkat Pangeran Randi sebagai Putra Mahkota menggantikan Mendiang Putra Mahkota Arkena dan posisinya akan disahkan besok pada Upacara Penobatan" Ucap Perdana Menteri Azura membuat semua Menteri menunduk memberi hormat tak terkecuali Abima. 

Danurdara menatap kearah Randi yang tampak diam dalam kebingungannya lalu melirik sekilas pada Raja Arlana yang hanya diam membisu tanpa memberikan sepatah kata pun. 

"Mungkinkah Ma tahu mengenai ini?"  


*****

Randi akhirnya bisa bernafas lega sesaat setelah ia melangkahkan kedua kakinya keluar dari Balai Utama Kerajaan. Kedua matanya menatap barisan pengawalnya ketika Menteri Abima menghampirinya. 

"Yang Mulia ingin menemuimu di ruangannya sekarang. Mari kuantar" Ucap Abima kemudian mempersilahkannya untuk berjalan menuruni tangga terlebih dahulu. Agha yang sudah menunggunya memberi hormat pada Abima lalu melangkah di belakang mereka. 

"Aku yakin ini pasti sulit untukmu menerima posisi penting ini secara tiba-tiba, apalagi..posisi itu memang sudah kosong bertahun-tahun. Kurasa Langit sudah cukup membantu kami dengan menghadirkanmu disini.." 

Randi hanya terdiam mendengar ucapan Menteri Abima yang merupakan 'Kakek'nya itu. Dirinya merasa keringat dingin karena tujuannya kali ini adalah untuk menemui Yang Mulia Raja yang tidak lain adalah Ayah kandungnya yang selama ini dirahasiakan oleh Ibunya. 

"Ucapkan pada Yang Mulia kedatanganku dan Putra Mahkota" Ucap Abima pada asisten Raja Arlana dan sesaat kemudian kedua pintu pun terbuka dari dalam dimana Raja Arlana sudah menunggu mereka di singgasananya. 

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang