3

58 2 0
                                    

Pangeran Arlana hanya terdiam di sepanjang perjalan menuju paviliunnya dan Abima tau bahwa kediaman ini adalah kediaman yang tidak bagus. 

"Paman" 

"Ya Pangeran?" 

"Aku rasa kita tidak punya pilihan lain" Abima menatap Pangeran Arlana bingung. 

"Apa maksud Pangeran?" 

"Kita harus mulai bertindak sebelum semuanya terlambat. Kumpulkan para Menteri dan juga para Bangsawan yang berpihak pada kita besok malam. Aku akan mengirimkan pesan pada Paman melalui Sokka yang akan disembunyikan ditempat yang hanya Paman dan orang-orang tertentu saja yang tau" 

"Baik Pangeran" 

"Aku sangat bodoh karena terlalu yakin bahwa Rendana akan bergabung denganku setelah aku memberinya waktu selama itu untuk berfikir. Padahal aku sangat menginginkan dia ada di pihakku" 

----

Hari baru pun tiba, sejak kemarin malam Raja Armara sudah memerintahkan setengah dari pengawalnya untuk menjaga ketat paviliun Arkena agar putranya itu tidak bisa kabur kemana-mana. 

"Pangeran Arkena saat ini baru saja selesai sarapan dan akan pergi menuju kelas memanah Yang Mulia" Lapor pengawal pribadi Raja Armara tepat waktu. 

"Bagus! Kalau begitu aku akan pergi melihatnya sebentar sebelum pertemuan pagi dengan para Menteri" Ucap Raja Armara senang lalu melangkah keluar dari paviliunnya menuju tempat Pangeran Arkena mengikuti kelas memanah. 

----

"Dia sangat menyukai kue kacang dan teh jahe" Atthar membasahi tenggorokannya yang hampir kering karena terlalu banyak bicara di sepanjang perjalanan menuju kelas . 

"Selamat datang Pangeran Arkena! Aku berharap Pangeran bisa berlatih lebih banyak agar.."

"Tidak mempermalukan Ayahanda di hari berburu nanti kan? Tidak perlu khawatir, aku sudah berbakat dengan alat-alat ini sejak lahir" Potong Arkena kemudian memanah tepat di tengah. 

"Sangat bagus Pangeran! Aku yakin Yang Mulia.."

"Yang Mulia" Atthar berserta Guru dan juga semua pengawal Arkena memberi hormat pada Raja Armara yang datang untuk menghampiri Arkena. 

"Bakat memanahnya menurun dariku! Kau bisa mendapatkan rusa atau kelinci di Hutan dengan mudah jika kau terus berlatih Arkena" 

"Aku selalu bersemangat untuk kelas ini Ayahanda! Karena aku ingin menjadi pemanah hebat seperti Ayahanda saat aku besar nanti" Ucap Arkena senang setelah mendapat pujian dari Ayahnya. 

"Sebenarnya Ayah ingin tinggal lebih lama, tapi ada begitu banyak pekerjaan yang harus Ayah selesaikan. Tolong ajari dia dengan baik" Ucap Raja Armara lalu berjalan pergi dengan seluruh pengawalnya menuju Ruang Pertemuan Utama untuk melakukan pekerjaannya. 

"Pangeran?" Panggil Raja Armara tiba-tiba.

"Ya Ayahanda?" 

Raja Armara terdiam sejenak. "Ayah sudah lama merindukan saat-saat kita mengobrol bersama sebagai Ayah dan anak. Bisakah kita bertemu sore nanti?" Arkena menunjukkan ekspresi tidak enak. 

"Maaf Ayahanda. Aku sudah punya janji dengan Atthar untuk pergi menemaninya membelikan hadiah ulang tahun untuk Kakaknya. Aku yakin aku sudah memberitau Ayah soal ini" Arkena memberikan sinyal pada Atthar yang sempat kaget setelah mendengar jawabannya. 

"Oh, Ayah lupa soal itu. Baiklah kalau begitu lain kali saja kita mengobrol bersama. Ucapkan selamat untuk Kakakmu, Atthar. Aku harap dia selalu sehat dan panjang umur" Ucap Raja Armara pada Atthar. 

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang