18

10 1 1
                                    

Abima dan Azura kembali ke Istana setelah 'pesta' mereka yang kacau akibat kedatangan Shondra.

"Bagaimana bisa wanita itu berani menginjakkan kaki ke Hanra setelah apa yang dia lakukan?!"

Azura hanya diam menanggapi pertanyaan Abima yang masih kesal. Ia mengusap dagunya berfikir mengenai ucapan Shondra terakhir kali.

"Kurasa kau sudah tau apa jawaban atas pertanyaanmu, Perdana Mentri"

'Apa maksud ucapan wanita itu?' Tanyanya mulai penasaran.

"Apa kau sedang memikirkan ucapan wanita itu?" Azura mengangguk.

Abima hanya menghembuskan nafas kemudian pergi menuju kediamannya meninggalkan Azura yang masih tenggelam dalam pikirannya seorang diri. Ia pun mengeluarkan sebuah surat yang terlipat dari sebuah buku.

Aku membawa Matahari yang mulai terbit

Lalu ia juga mengeluarkan sebuah gulungan perkamen yang berisi tentang berita pengasingan Shondra ke Arkam yang dikarenakan perselingkuhan dengan pria yang sampai sekarang tidak diketahui.

"Kenapa ucapannya dan surat ini sangat mengangguku?"

****

Sena berdiri di depan lukisan terakhir Ibunya sebelum dinyatakan meninggal oleh pihak Forensik. Matanya menelusuri setiap bagian dari gambar itu untuk merasakan suasana rumah yang sangat ia rindukan. Pandangannya tertuju pada gambar Kakaknya.

"Kami tidak tau apa yang terjadi, tapi aku menemukanmu terbaring pingsan di tepi sungai dengan luka di kepalamu" Jelas Damar padanya.

"Ayah yakin hanya aku sendiri? Tidak ada orang lain bersamaku?" Damar menggelengkan kepalanya.

"Ayahmu langsung lari ke rumah Tabib untuk meminta pertolongan dan meninggalkan jala yang baru dibeli. Itulah kenapa kita selama ini memakai jala yang lama"

Sena mengangguk mengerti kemudian memandang Damar dan Arisha dengan berlinang air mata lalu memeluk mereka erat.

"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku, Ayah..Ibu.."

"Sena..maksudku Nona Kamila, kau yakin akan pergi dengan memakai itu?" Tanya Arisha heran padanya.

"Panggil aku Sena saja Bu, aku tetap anak Ibu dan Ayah meskipun ingatanku sudah hampir kembali. Aku yakin, Ayahku di Hanra pasti akan sangat senang dan tidak sabar untuk bertemu dengan Ayah dan Ibu. Tenang saja, aku hanya akan pergi selama beberapa hari kesana. Aku akan segera kembali bersama Ayah Rendana!" Jawab Sena meskipun awalnya sempat ragu dengan pertanyaan Arisha.

Arisha tersenyum kemudian mengusap pipi Sena lembut.

"Ibu dan Ayah akan selalu mendoakan keselamatanmu Nak, hati-hati di jalan ya.."

"Iya Bu. Tapi..apa Ibu benar-benar tidak tahu keberadaan Tuan Randi sekarang?"

****

Azura baru saja selesai dengan rapat Kerajaan bersama para Mentri terkejut ketika melihat Shondra sudah duduk di depan mejanya bersama dengan pengawal pribadinya yang berdiri seraya memberi hormat padanya.

"Maafkan aku karena datang tanpa memberitaumu Perdana Mentri"

Azura pun duduk di hadapan Shondra yang tersenyum padanya.

"Bagaimana caramu bisa.."

"Aku punya banyak 'jalan' lebih dari yang kau tau, Perdana Mentri. Apa kau sudah menerima suratku?"

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang