30

5 1 2
                                    

Randi menatap Arfan dan Sena dengan tangan mengepal menahan emosinya. Lalu memilih kembali ke Istana dengan kecewa.

Agha yang baru berhasil menyusulnya langsung dilewati begitu saja tanpa memberikan penjelasan apapun padanya.

Sekembalinya ke Istana, Randi memilih untuk menghabiskan sisa malamnya berlatih panah demi melampiaskan emosinya.

Namun rupanya setibanya di area panahan. Terlihat Pangeran Rajendra sedang melatih kemampuannya memanah dan kaget melihat kedatangannya.

"Putra Mahkota" Ucap Pangeran Rajendra sembari memberi hormat padanya.

"Apa kau juga sedang ada masalah?"

"Mungkin hanya gangguan kecil saja Putra Mahkota" Rajendra tersenyum simpul sambil memasukkan busur panah kemudian menariknya ke gambar rusa lalu melepaskannya.

"TEPAT SASARAN!" Teriak Min sambil mengibarkan bendera.

"Aku tidak tahu kau mahir memanah.."

"Apa ada sesuatu menganggu Anda, Putra Mahkota?"

Ekspresi Randi berubah setelah mendengar pertanyaan Rajendra. Ia menarik nafas dan melepaskan panahnya ke arah gambar macan.

"TEPAT SASARAN!" Kali ini Agha yang mengibarkan bendera.

"Apa itu terlihat jelas?" Rajendra mengangguk membuat Randi menghembuskan nafas.

Lalu keduanya sama-sama terdiam sibuk memanah ke target mereka selama beberapa saat.

"Pangeran"

"Ya, Putra Mahkota?"

"Apa kau punya tempat yang bagus untuk menghilangkan penat?"

                             *****

Sena menyentuh bibirnya setelah Arfan menarik tubuhnya.

"Kamu suka salju atau hujan bunga?"

"Kamu. Aku menyukaimu. Akuakan menikah denganmu saat aku besar nanti"

Ingatan itu kembali muncul di kepala Sena yang membuatnya menatap ke arah pohon cherry blossom di samping kanannya.

Seolah-olah membawanya kembali ke masa kecil dan melihat dirinya masa kecil berdiri di depannya.

Yang tengah memandang seorang pria kecil yang masih tidak bisa ia lihat wajahnya. Gadis kecil itu tersenyum senang.

Kemudian kembali ke masa sekarang dimana matanya kini menatap kedua mata Arfan.

'Tidak..ini tidak benar..kau sudah berjanji pada pria kecil itu Kamila..'

                               *****

Rajendra memilih danau yang berada di selatan Paviliunnya sebagai tempat yang bagus untuk Putra Mahkota. Ia pun bahkan membuat jarak agar Randi bisa menenangkan dirinya sendiri. Kepulan asap yang terus muncul dari bibir Randi menandakan bahwa pria itu memang sedang tidak baik-baik saja. 

"Jika aku bertanya padamu, maukah kau menjawabnya?" 

"Aku akan menjawab sebisaku Putra Mahkota.." 

"Apa yang kau lakukan jika burung yang sudah lama kau incar tiba-tiba diambil burung lain?" 

Sepertinya Rajendra mengetahui arah pembicaraan Randi. 

"Jika burung itu tidak singgah pada di sangkarku dan memilih sangkar lain maka aku tidak punya pilihan lain selain melepaskannya. Tetapi jika burung itu masih belum memilih sangkar mana dia akan tinggal..maka aku masih punya kesempatan" 

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang