37

10 1 0
                                    

"Kurasa tidak ada waktu lagi untukmu belajar etika. Kita harus bertindak cepat"

Sena pun mengambil peralatan minum, beberapa buku, dan juga kotak jahitnya.

"Seingatku, Ibu pernah bilang bahwa acara seperti itu akan dihadiri para petinggi Istana. Termasuk Yang Mulia Raja dan Putera Mahkota"

Mira menelan ludah dan perutnya terasa mulas. Sena pun mulai mengajari etika berjalan, menyapa, duduk sesuai dengan tingkatan Bangsawan, minum teh dan berbicara dengan para gadis Bangsawan.

Ketika Sena hendak bertanya sesuatu pada Mira, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.

"Permisi! Aku Lam ingin menyampaikan pesan Nona Erika!"

Baik Mira dan Sena saling menatap satu sama lain selama beberapa detik. Kemudian Sena pun melangkah menuju pintu untuk mempersilahkan Lam masuk.

"Nona Mira ada di halaman"

Lam pun melangkah setengah berlari menemui Mira. Tidak lupa ia memberi hormat pada Mira.

"Hhh..No..Nona..Erikah..i..inginh..bertemu dengan Anda" Ucap Lam sambil terengah-engah.

Sena pun menuangkan teh yang dijadikan latihan oleh mereka dan memberikannya pada Lam.

                           ******

"Jadi Ratu akan mengadakan Pesta Lajang di Balai Timur? Hm..menarik" Ucap Raja Arlana setelah mendengarnya dari Sokka.

"Tapi bukankah itu terdengar begitu mendadak? Bahkan Putera Mahkota masih berusaha.."

"Jika itu murni ide Ratu, maka tidak masalah bagiku. Toh itu sudah menjadi tugasnya untuk mengaturnya sampai Penobatan Puteri Mahkota"

Menteri Abima tampak bingung dengan jawaban Raja Arlana. Biasanya Raja akan bereaksi terhadap sesuatu yang terjadi di Istana.

"Aku lebih mempercayainya daripada Ibu kandung Putera Mahkota sendiri. Dia bukan seseorang yang bisa berbuat jahat pada seseorang"

"Ta..tapi Yang Mulia bukankah kita harus mendengar pendapat Putera Mahkota terlebih dulu?"

"Aku yakin Ratu sudah membicarakannya pada Putera Mahkota" Ucapnya melirik Sokka sekilas yang rupanya sudah mengetahuinya.

Namun tidak menyadari jika Perdana Menteri Azura mendengarnya dari depan pintu ruangan Raja Arlana kemudian segera pergi menemui Selir Agung.

                            ******

Mira dan Sena hendak bergegas menuju Rumah Bangsawan Chalis ketika Erika secara tiba-tiba sudah melangkah masuk ke dalam Rumahnya.

"Baru saja kami akan pergi.."

"Bisakah kita bicara berdua saja?"

"Ya. Kita bisa bicara di ruanganku" Jawab Mira mengangguk kemudian berjalan menuju ruangannya diikuti dengan Erika.

"Nona terlihat panik setelah mendapat surat dari Istana.." Ujar Lam yang masih memperhatikan Erika sampai gadis itu masuk ke ruangan Mira.

"Itu surat undangan Pesta Lajang dari Istana"

"Apa?! I..itu..berarti.." Sena duduk di meja sambil merapikan kumpulan buku.

"Yang Mulia Ratu akan mengadakan pre- ujian seleksi pencalonan Puteri Mahkota di acara itu" Pernyataan Sena membuat Lam terduduk lemas.

"Ba..bagaimana ini? Tawaran siapa yang akan Nona pilih?" Tanya Lam pelan pada dirinya sendiri yang membuat satu alis kanan Sena terangkat.

                             *****

[FFS SERIES] "US"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang