Penyesalan

1.5K 80 2
                                    


Penyesalan Itu Selalu Ada Di Akhir .....

"Tega Ibu sama aku, Bu ...."

Galih yang kecewa dengan sikap Ibunya pun langsung berlari begitu saja ke luar gedung pengadilan. Saat bersamaan, ada sebuah mobil melaju sangat kencang dan ....

"Galih ...."

Dion dan Andre berlari sangat kencang menolong Galih yang sudah terkapar di tengah jalan dengan darah yang terus mengalir deras.

"Galih, Galih ...." teriak Nyonya Amira histeris saat melihat tubuh sang putra sudah tergeletak bersimbah darah.

"Astaghfirullahaladzhiim."

"Ayo, kita harus cepat bawa Galih ke rumah sakit," teriak Andre.

Andre dibantu oleh Dion akhirnya menggotong tubuh Galih masuk ke dalam mobil Andre.  Raline dan Ibunya pun ikut di dalam mobil itu. Sedangkan Dion menggunakan mobil Galih menuju rumah sakit.

Rumah Sakit Florencia

Mobil yang dikendarai oleh Andre akhirnya sampai di parkiran gedung rumah sakit terkenal di Jakarta itu. Andre pun berteriak kencang hingga Galih pun langsung dibawa menuju ruang UGD oleh para perawat handal itu.

"Silakan tunggu di sini saja ya Pak, Bu," sahut seorang perawat.

"Baiklah."

Andre pun menemani Nyonya Amira dan Raline menunggui Galih yang masih berjuang di dalam untuk bisa sembuh.

......

Dua jam berlalu

Belum juga ada tanda-tanda jika dokter yang memeriksa Galih keluar dari ruang UGD. Nyonya Amira sudah sangat cemas menunggu kabar sang putra.

Bagaimanapun, Galih adalah anaknya. Anak semata wayang yang ia perjuangkan hidupnya dengan penuh airmata. Ada rasa sesal menyeruak saat ia lebih menjodohkan Andre dengan Raline daripada membantunya kembali pada sang putra.

Beberapa menit berlalu, dokter yang menangani Galih pun membuka pintu UGD. Nyonya Amira bergegas menghampiri sang dokter bersama Raline dan Andre.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" cecar Nyonya Amira yang sudah panik.

Sang dokter pun menatap wajah Nyonya Amira, Raline dan Andre dengan tatapan nanar. Ada sesuatu yang ingin disampaikan tetapi bibirnya seolah terkunci.

"Dok, gimana?" tanya Raline.

"Saya minta maaf jika harus menyampaikan berita buruk ini. Pasien mengalami lumpuh permanen."

"Astaghfirullah."

Nyonya Amira yang terpukul akhirnya jatuh pingsan. Ia tidak kuat menerima jika anaknya kini mengalami kelumpuhan.

"Dok, apa tidak bisa diobati agar bisa kembali berjalan, Dok?" tanya Andre.

"Mohon maaf, sepertinya ini sulit," jawab sang dokter menunduk.

Andre menghela napas panjang.

"Gimana, Galih?" tanya Dion yang datang tergopoh-gopoh.

"Mas, kok baru sampai?" tanya Raline.

"Tadi aku menabrak seorang pengendara motor dan terpaksa aku harus mengurusnya dulu dan mengantarkan dia pulang ke rumahnya," terang Dion.

"Galih mengalami lumpuh permanen," celetuk Andre.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang