Suara tangis Nyonya Amira tidak tertahan lagi. Tangisnya pecah di ruang UGD itu. Putra semata wayangnya. Anak kebanggaannya itu pergi selamanya. Tanpa diketahui, apa penyebab sakitnya.
"Galih, kenapa kamu tinggalin Mama secepat ini. Bangun, Nak, bangun ...." jerit Nyonya Amira menggoyangkan tubuh Galih dan berharap putranya itu bangun kembali..
"Galih, jangan tinggalin Mama.Bangun, Galih. Galih, kita pergi ya. Kita susul Austin," rintih Nyonya Amira.
"Bangun Galih."
Andre dan Nyonya Amanda berusaha menenangkan Nyonya Amira yang baru saja kehilangan Galih. Ia sangat terpukul, apalagi kematian Galih berbarengan dengan perginya Raline dan Austin.
"Raline. Ini semua gara-gara Raline. Kalau aja dia nggak memutuskan menikah dengan Hamid dan pindah ke Jepang, mungkin nggak akan kejadian seperti ini," ucap Nyonya Amira berteriak histeris.
"Galiiiihhh ...."
"Raline, kamu harus membayar semua penderitaan ini. Nyawa harus dibayar dengan nyawa," pekik Nyonya Amira dalam tangisnya.
..........
Dion akhirnya datang ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar dari Andre. Sahabat baik Galih, sekaligus saudara tirinya itu begitu terpukul. Ia merasa bersalah, atas semua penderitaan Galih."Ini semua gara-gara Raline. Kalau aja dia nggak pergi ke Jepang membawa Austin, mungkin nggak akan terjadi seperti ini," jerit Nyonya Amira. Ia masih terus memaki dan menyalahkan Raline atas kematian Galih.
"Amira, tenanglah. Tidak baik menyalahkan Raline atas kematian Galih. Ini semua sudah menjadi takdir Allah. Kamu nggak boleh seperti ini," ucap Amanda, Mama Andre dan Dion.
"Kamu bisa bicara seperti ini, karena bukan kamu yang kehilangan anak. Coba kalau Andre dan Dion yang mengalaminya, pasti sikap kamu akan seperti ini," pekik Amira yang tidak terima dengan nasihat Amanda.
"Kamu lupa Amira, saat kamu merampas Papanya mereka, suami Aku, apa aku memaki kamu? Bahkan saat aku tahu, Andre membalaskan dendamnya, aku dan Dion menasihatinya bukan? Jangan lupa kamu sama apa yang kamu lakukan dulu!" bentak Nyonya Amanda kesal.
"Sudah, sudah. Ma, sebaiknya kita keluar saja," bujuk Andre. Dion pun menemani Nyonya Amira di dalam kamar.
"Bu, sebaiknya saya mengurus administrasi Galih dulu. Biar cepat bisa dimakamkan," ujar Dion. Nyonya Amira hanya diam mengangguk.
Dion akhirnya keluar kamar Dion dan menuju ruang administrasi agar bisa segera mengurus pemakaman Galih. Setelah mengurus semuanya, Dion pun mendatangi adik dan Mamanya di depan kamar Galih.
"Ma, Dion harap Mama bisa memahami keadaan Bu Amira. Dia pasti terpukul dengan kepergian Galih yang mendadak. Mama sama Andre lebih baik pulang ke rumah Galih. Tolong, bantu aku menyiapkan semuanya ya, biar Galih bisa segera dimakamkan," pinta Dion.
"Mas, Mas, kamu ini kalau sama Ga—"
"Andre,kita kesampingkan dulu semua masalah kita. Sekarang kita punya kewajiban untuk memakamkan Galih. Itu tugas kita sebagai seorang muslim. Ingat, nggak baik menunda pemakaman," pesan Dion. Putra sulung Amanda itu terlihat jauh lebih bijak sejak perceraiannya.
"Iya, Mas."
Andre akhirnya pulang mengajak Mamanya untuk membantu mengurus pemandian, tempat salat hingga pemakaman Galih. Bagaimanapun, Galih masih ada ikatan kekeluargaan dengannya,Andre tak bisa mengelak itu.
Sesampainya di rumah, Nyonya Amanda membereskan rumah dibantu beberapa tetangga. Sedangkan Andre memberitahu pengurus masjid serta tempat pemakaman Galih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKUN KLONINGAN SUAMIKU
RomanceNOTE : SEASON 1 SUDAH TAYANG DAN TAMAT DI KBM APPS DAN JOYLADA TGL TERBIT : 24 JULI 2021 JUDUL 1 : AKUN FAKE JUDUL 2 : KUBONGKAR PERSELINGKUHAN SUAMIKU JUDUL SEKARANG: AKUN KLONINGAN SUAMIKU Sebelum membaca, jangan lupa follow,subscribe dan rate 5 n...