Inilah Karma?

788 39 0
                                    

"Hamid San, kippo to kuruma no junbi gadeikiteimasu, anataha Indonesia ni iku junbi gadeikiteimasu."

"Arigatou."

Hamid akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia. Seperti kata Sisil, ia harus menekan egonya dan memperjuangkan cintanya pada Raline. Hatinya ternyata tidak bisa berbohong, ia nggak sanggup jauh dari Raline dan Austin.

[Hamid, stop. Lupakan Raline. Banyak wanita yang ingin menikah denganmu. Please, tinggalkan janda beranak itu.]

Pesan yang dikirimkan oleh Lexy, adik Hamid hanya dibacanya. Ia.tahu, perjuangannya menikahi Raline penuh liku. Kini adiknya sudah mengetahui jika sang kakak kembali mengejar cinta Raline. Mungkin, sebentar lagi pertentangan itu akan datang dari kedua orang tuanya.

[Silakan kalau kamu mau ngadu sama Mama dan Papa, aku nggak pernah takut. Ini hidupku. Aku tahu, apa yang terbaik untuk hidupku.]

Setelah membalas pesan sang adik, Hamid mematikan ponselnya dan fokus dengan impiannya. Selama dalam perjalanan, Hamid lebih banyak diam. Memperhatikan jalanan kota impiannya bersama Raline.

"Raline, tunggu aku. Saat ini, aku menikmati keindahan Tokyo sendiri. Esok, aku pasti akan mengajakmu keliling kota indah ini," gumam Hamid.

Hamid akhirnya sampai di bandara. Ia pun bergegas melakukan check-in karena pesawat akan segera berangkat. Para penumpang pun mulai memasuki area pesawat. Nyaris saja, Hamid tertinggal.

"Bismillah. Semoga perjalananku hari ini, berjalan lancar dan perjuanganku kembali ke Indonesia demi Raline dan Austin tidak sia-sia."

Pesawat yang ditumpangi Hamid pun berangkat menuju bandara Soekarno-Hatta.

...........

Akhirnya, pesawat yang ditumpangi Hamid sampai juga. Hamid pun bergegas menuruni pesawat. Sebuah mobil pun sudah siap menjemput Hamid.

Hamid pun menghidupkan kembali ponselnya. Saat aktif, ternyata banyak sekali panggilan dan chat yang terkirim dari Lexy dan juga Sisil. Hamid pun langsung menghubungi Sisil dan membiarkan pesan Lexy begitu saja.

[Hallo, Sil, gimana keadaan Raline dan Sisil?]

[Aku sedang di rumah sakit. Austin masuk UGD. Kasihan Raline, sepertinya kelelahan menjaga Austin. Jadi aku temani dia di rumah sakit.]

[Rumah sakit Tadika Pura]

Tanpa pikir panjang, Hamid pun meminta supirnya langsung menuju rumah sakit di mana Austin di rawat. Hamid ingin memberikan sebuah surprise. Bahkan Sisil pun tidak diberitahu soal kedatangannya kembali ke Indonesia.

Satu jam kemudian

Mobil yang membawa Hamid akhirnya sampai di pelataran rumah sakit Tadika Pura. Hamid pun langsung meminta supirnya itu pulang membawa semua kopernya. Ia pun bergegas masuk ke dalam dan menanyakan kamar Austin pada bagian informasi.

"Sus, pasien atas nama Austin di kamar berapa ya? Tadi baru masuk UGD," tanya Hamid tergesa.

"Ruang Anggrek, lantai 2 nomor 209."

"Terima kasih."

Hamid pun bergegas mendatangi kamar perawatan Austin. Namun, langkahnya terhenti saat di depan kamar, ia mendengar Raline dan Sisil sedang berbicara serius.

"Lin, mau sampai kapan kamu menutupi perasaan kamu sendiri?" tanya Sisil.

Raline tahu arah pembicaraan Sisil,tetapi ia mencoba mengalihkannya. Tetapi, Sisil terus mendesak sang sahabat agar mau kembali membuka hatinya untuk Hamid. Sisil tahu, sahabatnya itu masih mencintai Hamid. Namun, keadaan membuatnya tak bisa terbuka.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang