Ijinkan Aku Pergi

225 7 0
                                    

Marissa tetap dengan keputusannya. Ia menekan suaminya untuk memilih antara ia dan Lexy ataukah memilih mempertahankan Hamid dan Raline. Cara jitu Marissa seperti berhasil. Ia tahu bagaimana karakter Hamid yang diurusnya sejak kecil.

"Mami, Papi, dengarkan aku," cegah Hamid saat kedua orang tuanya bertengkar hebat. Lexy pun hanya diam mengamati.

"Kalian nggak perlu bertengkar, aku yang akan mengalah. Aku dan Raline akan segera meninggalkan semua ini. Termasuk rumah ini. Aku akan memulai hidup baru bersama Raline," ucap Hamid tegas.

"Tidak, Hamid!" sergah Tuan Amran.

"Maaf, Pi. Kali ini aku nggak bisa menuruti keinginan Papi. Aku akan tetap pergi. Semua demi kebaikan kita semua," jawab Hamid lugas.

"Baguslah," sahut Marissa tersenyum sinis.

Hamid tetap dengan keputusannya walau Tuan Amran terus mendesaknya dengan berbagai cara. Hamid tidak ingin ia dan Raline menjadi penyebab kehancuran rumah tangga orang tuanya.

Hamid pun meninggalkan Tuan Amran dan Nyonya Marissa serta Lexy di teras rumah begitu saja.

Tuan Amran pun syok saat mendengar keputusan Hamid. Ia tahu, Hamid anak yang berpendirian kuat. Tidak mudah baginya mengubah keputusan begitu saja.

"Akhirnya, rencanaku berhasil," batin Marissa.

Hamid pun mendorong kursi roda Raline itu ke kamarnya dan Hamid kembali menutup pintu rumahnya. Namun, ternyata masih ada Lexy.

"Aku bahagia, akhirnya Mami berhasil mendepak kamu hengkang dari kehidupan kami. Hidupku dan Mami akan jauh lebih tenang dan. bahagia," sindir Lexy dengan senyum sinisnya.

"Aku bahagia melihat kalian bahagia. Jaga Mami dan Papi dengan baik ya," pesan Hamid yang begitu menyayangi orang tua dan saudara angkatnya itu dengan tulus.

"Ya jelaslah. Mereka kan orang tuaku. Selamat menjadi gembel kembali," kata Lexy tertawa. Hamid hanya tersenyum.

"Aku nggak akan membiarkan sahabatku hidup dengan susah!" ucap Andre yang baru saja melangkah memasuki rumah Hamid yang luas itu.

Hamid dan Lexy pun menoleh ke arah Andre. Tatapan bahagia Hamid berbanding terbalik dengan wajah Lexy yang sangat tidak suka dengan kehadiran Andre.

"Mau ngapain kamu ke sini?" pekik Lexy.

Andre pun mendekati Lexy. Kedua lelaki itu saling berpandangan dengan tatapan tajam penuh kebencian.

"Aku ke sini untuk menolong sahabatku. Karena aku tahu, ada manusia seperti kamu yang tidak senang dengan kebahagiaan saudaranya sendiri," pekik Andre.

"Kamu tahu nggak, betapa sayangnya Hamid sama kamu? Apa kamu nggak ingin melihat Raline bahagia? Wanita yang sangat kamu cintai hingga detik ini," sambung Andre membuat Lexy tak berkutik.

Lexy pun menahan amarahnya. Ia memutuskan pergi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Lexy, jangan sampai kamu menyesal!" sergah Andre. Lexy hanya menoleh sebentar dan berlalu pergi dengan mobil mewahnya.

****

Hamid pun mengajak Andre masuk. Ia pasti lelah dan memintanya sejenak beristirahat. Hamid pun membuatkan minuman untuk sahabatnya itu sendiri. Segelas kopi ginseng pun dibuatnya agar Andre bisa kembali segar.

"Cobain nih, buat menyegarkan tubuh," ujar Hamid saat memberikan secangkir kopi ginseng itu padanya.

Kedua sahabat yang mencintai wanita yang sama itu akhirnya memilih bersahabat. Andre memilih mengutamakan kebahagiaan Raline, berbeda dengan Lexy yang dengan egonya justru ingin merebut Raline dari Hamid.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang