Kemenangan Di depan Mata

199 6 0
                                    

Andre yang terkejut dengan kedatangan Dion dan Nyonya Amira pun langsung menarik paksa keduanya keluar dari ruangan. Andre tidak ingin semua rencana yang sudah disusunnya dengan rapih jadi berantakan.

"Mau apa kalian ke sini?" pekik Andre saat menarik Dion kasar ke teras rumah. Menjauh dari perkumpulan sahabatnya.

"Lepaskan tanganku, Andre!" bentak Dion.

"Ingat, Andre. Aku ini Kakakmu!" hardiknya yang langsung hendak memukul Andre tapi dicegah Nyonya Amira.

"Stop! Jangan kayak anak kecil kalian!" bentak Amira.

Kedua kakak beradik itu hanya terdiam saat ibu tirinya memisahkan pertengkaran itu. Sesungguhnya Amira hanya memanfaatkan Dion dan Andre demi dendamnya pada Raline.

"Kita di sini satu team. Nggak seharusnya kalian berdua ribut begini  Nanti kalau mereka dengar, gimana?" bentak Nyonya Amira.

"Andre, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Amira berbisik 

Andre pun berbisik di telinga ibu tirinya itu. Wanita paruh baya itu akhirnya tersenyum bahagia.

"Ok, kami akan pulang. Sebaiknya kamu kembali ke dalam agar mereka tidak curiga," pinta Nyonya Amira.Dion pun bingung ketika Ibu tirinya itu menariknya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Andre itu.

Andre pun kembali ke rumahnya dan berkumpul dengan Raline dan temannya yang lain. Hari itu, menjadi hari bahagia Raline juga Hamid sekembalinya ke Indonesia.

Dion pun mengamuk dan mencecar Nyonya Amira sesampainya di rumah. Ia mempertanyakan mengapa dengan mudah ibu tirinya itu mengalah pada Andre yang terlihat jelas membela Raline.

"Kenapa Ibu langsung pergi saja? Kenapa sih, nggak langsung saja mengusir dua orang itu dari sana? Itu juga rumah Andre, adikku?!" gerutu Dion yang diliputi emosi.

"Kamu harus smart, Dion. Contoh itu adikmu. Smart, pintar membaca situasi!" bentak Nyonya Amira.

"Apa maksud Ibu?" pekik Dion yang tidak suka dibandingkan dengan sang adik.

Nyonya Amira pun membisikkan sesuatu ke anak tirinya itu hingga akhirnya Dion pun tersenyum sinis.

"Ok, aku paham."

"Lihat saja nanti, Hamid. Aku pastikan kamu akan hancur berantakan. Juga keluarga kamu yang sombong itu," gumam Dion.

----------

Sebuah kejutan spesial dari Andre pun sudah dipersiapkan. Hanya Andre seorang diri yang mengetahui rencana ini dan mempersiapkan semuanya sendiri.

"Raline, Hamid, sebaiknya kalian beristirahat ya. Besok pagi, kita sarapan bersama. Besok juga ada kejutan spesial buat kalian. Aku yakin, kalian pasti suka," ucap Andre tersenyum.

"Apa sih?" celetuk Raline.

"Kalau dikasih tahu, bukan kejutan namanya," sahut Andre tertawa. Hamid dan Raline pun ikut tertawa.

Setelah makan malam, Andre pun membantu mendorong kursi roda Raline ke dalam kamarnya. Hamid pun menggendong Austin ke sebuah ranjang dekat kamar Raline.

------

Sebuah kejutan spesial sudah dipersiapkan Andre untuk sahabat terbaiknya. Sahabat yang pernah begitu ia cintai. Pagi itu, setelah sarapan, Andre pun pergi menjemput si tamu spesial itu.

"Welcome back to Indonesia, Sisil," sambut hangat Andre ketika menjemput Sisil dan Zayn di bandara Soekarno-Hatta.

"Kenalin, suami aku, Zayn," ujar Sisil memeluk erat sahabatnya itu.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang