Terancam Gagal

453 25 0
                                    

"Percayalah, jika jodoh takkan ke mana ...."

Rencana pernikahan Hamid dan Raline akhirnya terdengar Amran dan Marissa, ibu sambungnya. Sejak perceraian kedua orang tuanya, Hamid dan sang adik memutuskan tinggal bersama ayah dan ibu sambungnya.

Amran pun menentang keras rencana pernikahan Hamid dan Raline yang kini sudah berstatus janda beranak satu. Ia tidak ingin, harta yang dimiliki oleh Hamid, hanya habis mengurus anak sambungnya.

[Hamid, Papa mau kamu segera kembali ke Jepang. Perusahaan kamu itu jauh lebih penting daripada mengurus Raline dan anaknya yang penyakitan itu!]

Pesan itu akhirnya dibaca oleh Hamid. Ia pun tidak terlalu mengindahkan pesan papanya. Bagi Hamid, hanya dia yang berhak menentukan kebahagiaannya. Bukan orang lain. Meskipun itu Papanya sendiri.

[Maaf, Pa. Aku akan tetap dengan keputusanku. Aku akan tetap menikahi Raline. Dengan atau tanpa restu Papa dan Bunda. Bagiku, tidak ada bedanya. Raline yang dulu, maupun yang sekarang.]

[Soal perusahaan, semua bisa kuatir dengan baik. Setelah pernikahan kami terlaksana, aku akan menetap bersama Raline dan Austin di Jepang. Aku juga sudah menyiapkan sebuah rumah untuk kami tinggal.]

Balasan dari Hamid itu justru membuat Tuan Amran meradang. Ia tidak terima karena merasa dilangkahi. Amran bahkan tidak tahu menahu jika Hamid sudah mempunyai rencana jangka panjangnya bersama Raline.

"Nggak, Bun. Aku nggak akan pernah membiarkan itu terjadi," pekik Amran saat membicarakan hal ini pada sang istri.

[Jangan gila kamu, Hamid. Papa dan Bunda nggak setuju. Dan Papa yakin, Ummi kamu juga nggak akan menyetujui rencana gila kamu itu!]

Hamid hanya membacanya dan tidak membalasnya lagi. Hamid kembali menjaga Austin di saat Raline bersama Sisil kembali ke rumah untuk.mengambi baju ganti.

.............


Raline akhirnya sampai di rumahnya. Terlihat ada seorang wanita menunggu di kursi teras rumahnya. Entah siapa, bahkan Raline pun tidak mengenalnya.

"Maaf, kamu siapa ya?" tanya Raline ramah.

Wanita dengan penampilan sexy itu menangis tersedu hingga akhirnya Raline memintanya masuk ke dalam rumah saat ia membuka pintu.

"Maaf, Mbak, kalau boleh tahu anda siapa ya dan ada keperluan apa? Sampai menangis datang ke rumah saya," tanya Raline.

"Saya Arumi. Kekasih Hamid saat di Jepang. Kami tinggal di apartemen yang sama. Kebetulan saya bekerja di perusahaan milik Hamid," terang wanita berusia sekitar 23 tahun.

"Lalu?"

"Saya dengar kalau Hamid akan menikahi kamu. Please, lepaskan Hamid. Saya sangat mencintai dia. Apalagi ...."

Wanita itu kembali terdiam

"Saya sedang hamil 3 bulan, anak Hamid."

Degup jantung Raline sangat kencang. Apalagi yang harus ia lakukan. Hatinya kembali patah dan hancur. Impiannya untuk hidup bahagia bersama Hamid akhirnya kandas kembali.

"Apa buktinya kalau Hamid yang menghamili kamu dan  mana buktinya?" pekik Raline yang berusaha tetap mempercayai Hamid. Ia tahu, jauh di lubuk hatinya jika Hamid bukan pria seperti itu.

"Kamu nggak percaya sama kata-kata saya? Bodoh sekali kamu," timpal Arumi ketus.

"Maaf, saya nggak mungkin percaya begitu saja katamu. Saya sudah kenal Hamid itu lama dan dia tidak mungkin melakukan itu," ujar Raline membela Hamid.

Wajah wanita itu menegang. Ada rahasia yang tersembunyi dibalik wajah innocentnya. Raline melihat banyak kebohongan.

"Saya sendiri yang akan membuat kamu menikah dengan Mas Hamid, jika terbukti dia yang sudah menghamilimu," sahut Raline ketus.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang