Semuanya Terungkap

817 43 0
                                    

"Andre, apa dia Amira yang dulu sudah mengusir kita dan merebut Papa kamu?" teriak Nyonya Amira saat Andre dan Dion melangkah pergi.

Wajah Andre seketika panik. Begitupun dengan Dion.Keduanya saling pandang dan Andre pun mencoba mendekati Mamanya.

"Ma, Mama di sini dulu ya. Sama Galih. Aku mau bantu cari Mamanya Galih yang hilang," ucap Andre berpamitan.

Nyonya Amanda pun mengangguk. Ia pun akhirnya mengijinkan kedua putranya itu pergi dan meninggalkannya di dalam rumah sederhana itu.

Galih pun mulai mengajak Nyonya Amanda bicara. Amanda sebagai seorang ibu akhirnya iba saat bercerita tentang kehadiran sosok ayah sambungnya yang begitu kasar.

"Aku benci sama dia,Bu. Dia sudah membuat Mamaku tersiksa bertahun-tahun. Aku nggak akan pernah memaafkan dia jika suatu saat kami bertemu lagi," ujar Galih yang berubah bengis.

'Apa yang membuat kamu begitu membencinya?" tanya Amanda.

Galih menerawang. Ingatannya kembali ke masa beberapa tahun silam. Saat di mana malam itu ia dan Mamanya, Nyonya Amira nyaris mati jika saja ia tak berhasil kabur dan meminta pertolongan warga.

Galih pun mulai menceritakan kejadian yang akhirnya menjadi titik balik Mamanya menggugat cerai dan melaporkan mantan suaminya itu ke penjara.

"Jadi dia di penjara?" tanya Amanda.

Galih pun mengangguk.

"Sungguh laki-laki kejam. Dia seperti mantan suami Ibu. Kejam dan tidak puas jika tidak menyiksa saya di ranjang," ujar Amanda yang tatapannya berubah bengis.

"Apa Ibu bercerai dan melakukan pelaporan juga seperti Mama saya?" tanya Galih.

Amanda tiba-tiba menangis. Ia menjerit saat mengingat lelaki yang sudah menyiksanya dan mengusir ia dan kedua anaknya hingga terpaksa berpisah belasan tahun silam.

"Boleh aku tahu, siapa nama Ayahnya Dion?". tanya Galih.

Amanda pun menoleh ke arah Galih yang duduk di sampingnya.

"Rama. Rama Aditya Putra, itu nama Papanya Dion dan Andre," sahut Amanda yang membuat wajah Galih seketika berubah.

"Rama?"

..................


Andre bersama Dion berada dalam satu mobil. Sedangkan Raline bersama Hamid dan Rico berada di mobil yang berbeda. Mereka pun mulai menyusuri jalanan ibukota malam itu mencari keberadaan Nyonya Amira.

Dion yang masih mencurigai sang adik pun mulai kembali mencecarnya dengan pertanyaan yang membuat Andre salah tingkah.

"Kamu yakin, kamu tidak terlibat, Andre?" tanya Dion.

"Nggaklah, Mas. Mana mungkin aku menyakiti orang tua. Bagaimanapun juga dia kan Ibunya Galih. Sahabat baik kamu," jawab Andre mencoba mengalihkan kecurigaan sang Kakak.

Dion menatap Andre yang sedang menyetir kendaraannya itu dengan tatapan sinis. Kecurigaannya justru semakin bertambah saat dering ponsel Andre berbunyi sangat kencang dan saat Andre mengangkatnya, tanpa sengaja ia menekan tombol speaker.

[Bos, Ibu tua yang bos bawa ini pingsan selepas makan. Gimana nih, Bos?]

Wajah Andre pun memucat. Dion dengan sigap langsung merampas ponsel Andre itu dan menanyakan keadaan Nyonya Amira.

[Katakan, apa yang terjadi dengan Ibu itu?]

[Dia pingsan bos.]

Saat menyadari jika bukan bosnya yang sedang berbicara, si penelpon pun langsung mematikan ponselnya.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang