Aku Bahagia Melihatmu Bahagia

626 24 0
                                    

"Cinta terkadang disadari di saat seseorang yang kita cintai, justru telah atau akan di bahagiakan oleh orang lain ...."

Galih pun syok saat mendengar apa yang dikatakan Sisil jika Raline dan Hamid akan menikah. Austin pun akan ikut bersamanya tinggal di Jepang.

"Raline, kamu benar mau menikah? Membawa Austin ke Jepang? Nggak! Aku nggak akan pernah membiarkan itu terjadi," pekik Galih.

"Hamid, kamu ini lucu ya. Tiba-tiba hadir di kehidupan anak saya dan Raline. Jangan-jangan, kamu memang sengaja menjebak Galih dengan perempuan itu, agar Raline dan Galih cerai. Iya ya?" bentak Nyonya Amira.

"Maaf, Bu, saya tidak selicik itu!" ujar Hamid tegas.

"Bu Amira, kalaupun dijebak, toh anak Ibu ini berselingkuh kan? See, emang dianya aja nggak bisa setia," sindir Sisil dengan wajah ketus.

"Galih, aku mohon, kembali sama aku demi Austin," pinta Galih.

"Raline, nggak! Hamid sudah menjadi pilihan terbaik. Ingat, gimana dia mengkhianati kamu. Bahkan anaknya sakit aja dia mana tanggung jawabnya?" ujar Sisil yang tidak rela jika sahabatnya itu jatuh kembali dalam pelukan Galih.

Saat Galih hendak mengambil tangan Raline, dengan sigap Hamid pun menepisnya dan menghalangi Galih yang ingin mengenggam tangan Raline.

"Dia calon istriku sekarang. Jadi jangan pernah ganggu dia lagi," pekik Hamid.

"Uncle, Uncle ...." teriak Austin dari atas ranjangnya.

"Austin ...."

Galih dan Nyonya Amira pun bergegas menghampiri Austin dan mulai membujuknya agar mau tinggal bersama.

"Austin, kamu tinggal sama Papa aja ya,Nak. Nanti Papa akan belikan mainan yang banyak," ujar Galih membujuk anak lelakinya itu.

"Beli mainan yang banyak? Gaya aja. Kerja juga kagak," celetuk Sisil ketus. Ia benar-benar menunjukkan ketidaksukaannya pada Galih.

"Sil, lebih baik kamu nggak usah ikut campur. Ini bukan urusan kamu!" bentak Nyonya Amira.

"Nggak, Bu. Austin udah saya anggap anak saya. Jadi saya ingin yang terbaik buat Austin," ujar Sisil tegas.

Nyonya Amira pun menatap Sisil dengan tatapan bengisnya. Kedua wanita itu saling menunjukkan ketidaksukaannya.

"Aku mau sama Daddy Uncle," ucap anak lelaki polos itu.

Galih dan Nyonya Amira pun syok saat Austin memanggil Hamid dengan panggilan Daddy. Nyonya Amira pun meradang. Ia mencaci maki Raline yang dianggapnya sudah mencuci otak Austin.

"Raline, apa sih yang kamu lakukan sampai Austin membenci Papa kandungnya sendiri? Dasar perempuan ...."

"Maaf, Bu. Ibu nggak berhak memaki Raline. Dia ini calon istri saya. Ibu dan Galih hanya berurusan soal Austin, bukan tentang hidup Raline," bela Hamid tegas.

Nyonya Amira yang kesal pun akhirnya menarik paksa Galih agar meninggalkan rumah sakit. Nenek Galih itu tidak suka jika anaknya terus saja tidak dihargai.

"Sudah, Galih. Ayo, kita pulang! Biar saja si Austin mereka yang urus. Mantan istrimu itu sudah gila harta.Nggak akan mau kembali sama kamu," pekik Nyonya Amira yang langsung mendorong kursi roda Galih dengan cepat.

"Astagfirullahaladzhim," ucap Hamid.

................


Andre mencoba berdamai dengan dirinya. Setelah melewati perjalanan panjang, ia akhirnya memutuskan kembali ke apartemen dan memulai hidupnya yang baru, tanpa dendam.

AKUN KLONINGAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang