Tiga puluh dua

577 56 4
                                    

ᓀ Love & Hate ᓂ

By

Beehunnie02

°
°
°

•••••••••••

“Kepalaku pusing!” adu Suho pada Ashi.

“Kau bekerja sangat keras dan kurang istirahat satu minggu ini!”

“Yah mungkin,” Suho masih memegangi kepalanya.

“Aku akan mengantar ke dokter jika kakak mau?”

“Tidak perlu, mungkin aku hanya butuh tidur lebih awal. Jika masih seperti ini aku akan ke dokter sendiri, rasanya tubuhku juga lemas akhir-akhir ini.” jelas Suho.

“Makanlah dengan teratur, urusan pekerjaan bagi saja padaku. Aku sudah disini untuk membantu jika kakak tidak lupa!” Suho tersenyum mendengar itu.

“Baiklah adikku yang berbakti, kau juga jaga kesehatan. Cuaca sedang tidak bagus akhir-akhir ini!”

“Yasudah, jika kakak ingin pulang sekarang aku akan mengurus sisanya.”

“Hmmm... Aku pulang, kau juga jangan terlalu malam! Ini sudah jam delapan malam!” Suho keluar dari ruangannya, bergegas untuk pulang.

Sesampainya di rumah pria itu langsung membersihkan diri dan memakai pakaian hangat.

“Ahhh... Tubuhku terasa pegal!” ucapnya sembari meregangkan otot.

Suho mengecek ponselnya, beberapa pesan masuk dari teman-teman dan rekan kerjanya.

“Shhh... Sehun tidak memberi kabar, apa dia tidak pulang?” pikir Suho.

“Apa aku hubungi saja sekretaris nya?” Suho mengirim pesan pada sekretaris Sehun, menanyakan apa suaminya masih di kantor.

Namun jawaban yang di dapat adalah bahwa Sehun sudah meninggalkan perusahaan sejak jam 5 sore.

“Ck... Apa yang aku harapkan? Tentu saja dia sedang menghibur kekasihnya!” Suho menaruh ponselnya di atas nakas dan masuk kedalam selimut, bersiap untuk tidur.

“Tidak bisakah kau lebih tegas dengan keinginanmu, kau hanya membuat segalanya menjadi rumit. Aku bukan orang yang penyabar, jika kau tidak bisa memutuskan maka aku yang akan memutuskan!” ucap Suho sebelum memasuki alam mimpinya.

Malam itu untuk kesekian kalinya Suho tidur terlebih dulu tanpa Sehun di sampingnya.

Sehun selalu beralasan pulang telat karena pekerjaan dan sebagainya akhir-akhir ini, Sehun hanya tidak tahu jika tindakannya sudah di ketahui Suho bahkan saat hari pertama lelaki itu berbohong.

Sehun masih tidak sadar siapa yang telah dinikahinya, seperti apa Suho yang sebenarnya. Sehun terlalu menganggap remeh segalanya, dia terlalu naif jika dirinya bisa mengendalikan keadaan.

°
°
°

•••••••••••

“Kopi?” tawar Ashi pada sang kakak.

“No, thanks...” tolak Suho.

“Siang nanti ada pertemuan dengan nona Ryuna, tapi karena kakak harus bertemu dengan Mr. Smith aku yang akan menghandle nya.”

“Terimakasih, kehadiranmu sangat membantuku disini.”

“Aku juga putra dari tuan Kim bukan?” ucap Ashi dengan tersenyum.

“Yah, kau putranya.” Suho balas tersenyum.

“Baiklah, mari lakukan seperti biasanya! Oh iya... Kau sudah ke dokter?” tanya Ashi yang teringat jika kakaknya merasa tidak enak badan akhir-akhir ini.

“Yeah... Everything is okay, aku tidak apa-apa Ashi jadi kau tidak perlu khawatir. Aku hanya harus lebih banyak istirahat dan makan dengan teratur, dia juga memberiku vitamin karena aku terus mengelus lemas.” jelas Suho.

“Apa kau memberitahu Sehun?”

“Kenapa aku harus? Because he's my husband? Dia tidak harus tahu hal-hal sekecil itu, dia sudah sibuk dengan perusahaannya.”

“Setidaknya dia sadar dengan sendirinya, kalian tinggal bersama.” Ashi menatap sang kakak dengan sendu.

“Ashi... Our wedding is just a business! Sore ini aku harus menemui seseorang, tidak apa bukan jika aku pulang lebih awal? Kau bisa mengatasinya?”

“Tentu, ambilah waktu sebanyak yang kau mau, aku akan mengurusnya. Baiklah, aku pergi!” Ashi melambaikan tangan dan keluar dari ruangan sang kakak.

Dengan tubuh proporsional itu Ashi melangkah, kehadirannya memang sudah cukup lama namun beberapa karyawan disana masih saja kagum dengan putra kedua Kim.

Para karyawan disana mengakui baik Ashi maupun Suho mempunyai kualitas diri yang begitu luar biasa.

Hari-hari berjalan seperti biasa, begitupun hari ini. Ketika senja tiba Suho mendatangi sebuah tempat.

Disana ia menemukan orang yang akan ia temui sudah duduk dan menikmati secangkir kopi pesanannya.

Suho melangkah mendekat kearah orang itu.

“Selamat sore...” ucap Suho ketika sampai di depan tempat duduk orang itu.

“Ahh, tuan Suho.” pria itu berdiri dan menjabat tangan Suho juga membalas sapaan Suho.

“Senang bertemu anda,” ucap pria itu dengan senyum.

“Silahkan duduk, aku sudah memesankan mu kopi...” sambungnya.

“Maaf, bisa aku rubah pesanannya?” tanya Suho.

“Tentu tuan,” pria itu memanggil pelayan kafe dan membiarkan Suho memesan minumannya.

“Jadi tuan Gery? Apa anda bisa melakukannya sesuai perkataan ku saat di telfon?” tanya Suho.

“Tentu, tuan Oh Sehan sudah menghubungiku.”

“Tolong simpan untuk sementara, aku akan menghubungimu jika memang sudah waktunya. Aku percaya padamu, mertuaku memilihmu yang berarti dia juga mempercayaimu.”

“Untuk pertama kalinya tuan Sehan memberiku perintah untuk menentang anaknya sendiri, aku tidak tahu apa saja yang kalian berdua alami. Tapi aku ada disini karena tuan Oh memintaku untuk membantumu.”

“Tolong, berikan ini juga padanya nanti!” Suho memberikan kotak kecil yang di terima dengan baik oleh pria itu.

“Tiga minggu dari sekarang,” ucap Suho menatap pria itu.

°
°
°

•••••••••••

Nanti malem update lagi, asli ini mah ga bakal ghosting. Jam 9 atau jam 10 an lah kira".

Thankyou (>‿<)✿



Love & Hate || HunHo || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang