Empat belas

799 74 5
                                    

ᓀ Love & Hate ᓂ

By

Beehunnie02

°
°
°

•••••••••••

Suho memasuki apartmentnya yang gelap, lampu tidak dinyalakan dan tidak ada tanda-tanda orang lain di dalamnya.

“Kau pulang,” itu suara Sehun yang berdiri di belakang Suho saat menyalakan lampu.

“Hmm... Aku pulang.”

“Aku ingin berbicara denganmu,” ucap Sehun lalu berjalan kearah meja makan.

Mereka duduk berhadapan, dengan masing-masing secangkir kopi dihadapan mereka.

“Untuk kejadian beberapa hari lalu aku minta maaf padamu, aku tidak tahu dari mana Luhan mengetahui alamat tempat ini. Demi Tuhan, aku tidak pernah memberitahunya—”

“Lupakan saja, aku tidak ingin membahas kejadian itu. Aku percaya jika kau tidak mengajak Luhan kedalam rumah ini, apa hanya ini yang ingin kau bicarakan?” ucap Suho memotong perkataan Sehun.

“Tiga hari ini kau kemana?” tanya Sehun.

“Berkunjung ke rumah Bibiku.” jawab Suho.

“Kau tidak serius tentang perceraian itu bukan?” tanya Sehun lirih.

“Jika kau menginginkannya, akan aku lakukan. Lagi pula bukankah kau akan diuntungkan? Kau bisa menikah dengan Luhan tanpa halangan apapun, tentang kerjasama antara perusahaan tidak akan aku batalkan, jadi kau tidak perlu khawatir!” jelas Suho.

“Bukan itu yang aku khawatirkan,” ucap Sehun tidak terima. “Bagaimana dengan orang tuamu? Bagaimana dengan Ayahku? Keluarga kita? Apa yang akan mereka katakan jika kita bercerai, usia pernikahan kita bahkan belum genap satu tahun.” lanjut Sehun berbicara.


“Kau tidak perlu mengkhawatirkan orang tuaku, tentang Ayahmu, aku yang akan berbicara dengannya. Tidak akan ada masalah, kau hanya perlu mengatakan setuju!” terang Suho, pria itu menampilkan kesan yang sangat tenang di mata Sehun.

“Tidak akan.” Sehun membantah.

“Lalu kapan kau ingin mengakhiri ini? Semakin lama kau mengakhirinya, maka semakin lama kau menikahi Luhan. Kau sudah menjanjikannya sebuah pernikahan, aku tidak ingin menjadi penghalang!” tutur Suho menjelaskan pada Sehun.

“Kau bukan—”

“Tapi Luhan berpikir aku penghalang bagi hubungan kalian, dia berpikir jika aku telah merebutmu. Dia bahkan sudah menganggapku sebagai musuh. Aku tidak ingin terlibat dalam urusan kalian, Aku sudah cukup lelah karena bekerja, tidak ada waktu bagiku mengurus hal seperti ini.” lanjut Suho.

“Pikirkan baik-baik,” Suho berjalan kearah kamarnya, meninggalkan Sehun dengan pilihan yang menurut pria tinggi itu sulit.


••••••••

“Tuan Kim...” panggil sang sekretaris dari arah pintu.

Saat mendengar penjelasan dari sekretaris prianya itu, Suho sudah merasa terkejut. Dia bergegas keluar dan masuk ke dalam mobilnya. Suho mengemudi dengan kecepatan tinggi, ia berusaha untuk sampai secepat mungkin. Saat sampai di tempat tujuannya yaitu, sebuah bandara internasional, Suho berjalan terburu-buru menuju pusat informasi kecelakaan pesawat.


Disana sekretaris Suho dan beberapa pengawal yang diminta datang menyusul Suho.

“Tuan Kim, anda tidak bisa bersikap seperti ini!” ucap Dan, sekretaris Suho yang mencegah Suho melakukan hal semaunya.

“Orang tuaku ada di dalam pesawat itu, dan kau menyuruhku untuk tenang?” teriak Suho.

“Kami akan meminta informasi, keributan hanya akan menarik perhatian media!” jelas Dan.

Suho menutupi wajahnya dengan telapak tangan, air mata jatuh. Rasa khawatir dan takut bercampur jadi satu. Suho diminta untuk duduk oleh Dan, sementara beberapa pengawal meminta informasi kepada pihak bandara. Setelah beberapa waktu menunggu salah satu pengawal datang kearah mereka.


“Tuan Kim, pencarian masih di lakukan. Titik jatuh pesawat berada di lautan, tim angkatan laut dan udara sedang mengerahkan tenaga penuh. Untuk saat ini seratus lima puluh tujuh penumpang masih di nyatakan hilang karena belum ada satupun yang di temukan, baik dalam keadaan meninggal ataupun hidup. Dan itu termasuk orang tua Anda.” pengawal itu menundukkan kepalanya sesaat setelah mengatakan hal itu pada Suho.

“Tuan Kim...” ucap Dan pelan.

“Kirimkan bantuan untuk pencarian para penumpang pesawat!” ucap Suho lemas.

“Antar aku pulang kerumah Ibu dan Ayahku!” Dan menunduk dengan hormat dan memapah Suho memasuki mobilnya.

Mobil milik Suho melaju memasuki pekarangan rumah milik keluarga Kim. Kepala Pelayan dan beberapa pekerja disana menyambut Suho dengan sopan.

“Jangan ganggu aku!” ucap Suho pada Kepala Pelayan begitu memasuki pintu utama.

Paman Shin, Kepala Pelayan itu hanya memandangi Tuan Muda mereka dengan tatapan sedih.

“Ashi...” ucap Suho begitu panggilan tersambung.

“Jangan pulang! Tetaplah disana sampai aku memerintahkanmu kembali!” lalu Suho mengakhiri panggilan itu. Dirinya terasa hilang arah, entah apa yang dilakukannya saat ini.


Suho melihat kearah kanan dan kiri kamarnya, entah mengapa emosinya memuncak. Tuan Muda Kim itu membanting ponselnya kearah dinding dan menjerit dengan keras.

“Kalian meninggalkanku. Kalian tahu aku tidak sekuat itu, meninggalkanku begitu saja.” lirihnya dengan tangis terisak-isak.

Sementara itu Sehun baru mendengar kabar jatuhnya pesawat yang di tumpangi mertuanya saat sedang bersama dengan Luhan.

“Aku harus pergi,” Sehun melangkah untuk bergegas, namun tangan Luhan menahannya.

“Kau mau kemana?” tahan Luhan.

“Suho pasti hancur mendengar orang tuanya ada di sana,” ucap Sehun dengan panik.

“Dia punya banyak bawahan, kurasa kau tidak perlu begitu mengkhawatirkannya!”

“Luhan? Apa ini benar-benar kau? Demi Tuhan, Suho istriku sedang mengalami hal berat dan kau berkata seperti ini?” Sehun menggeleng tidak percaya dan menepis tangan Luhan lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

“Dihadapanku kau mengakui dia sebagai istrimu, Kim Suho aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!” kesal Luhan.


•••••••••••

maaf klo part ini banyak kekurangan meski dr awal cerita ini emng dh banyak kurangnya:)

Thankyou (>‿<)✿

Love & Hate || HunHo || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang