17

14.4K 1.1K 33
                                    

Di malam yang sepi semakin sepi karena perkataan yang Zaka lontarkan.

"Lo suka sama Denis kan?" jantung Ozy rasanya ingin berhenti sekarang juga.

"M-maksud lo apa bang, m-mana mungkin gue suka sama adek gue sendiri, gila kali lo" ucap Ozy gugup agak nyeri juga ketika ia harus berkata bahwa Denis itu adik kandungnya sendiri.

"Gue bilang lo harus jujur" Zaka menatap lekat manik mata Ozy, Ozy yang di tatap Zaka berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Gue serius bang, haha lo ada-ada aja bang" ucap Ozy seraya menenangkan diri, ia berusaha menganggap yang di katakan Zaka itu hanya bercanda.

"Lo pikir gue buta Zy" Zaka masih tetap menatap Ozy lekat.

"Gue serius bang, gue juga udah punya pacar" Ozy berusaha menatap Zaka yang menatapnya tajam.

"Pacar bohongan maksud lo?" Ozy menatap Zaka kaget namun harus tetap berusaha menjaga ekpresi. Zaka menghela nafas lelah ia rasa, dia gagal menjadi Abang yang baik. Buktinya dia gagal menjaga adik-adiknya, kalau sudah seperti ini bagaimana lagi, dia tidak bisa memaksa Ozy tapi yang akan Ozy lakukan itu sangat salah.

"Zy gue gak apa-apa kalau lo suka sama siapa aja tapi Zy serius lo begini?" Zaka memijit pelipisnya, lelah dengan semua ini.

"B-bang" panggil Ozy ragu-ragu soalnya dia dan Zaka jarang berada di posisi seperti ini.

"Lo sakit Zy"

"Maksud lo" tanya Ozy seraya menatap Zaka bingung.

"Lo sakit, apa perlu gue bawa lo ke psikiater mumpung teman gue bisa" ucap Zaka menjelaskan apa yang ia maksud.

"Gue gak mau" Ozy menatap Zaka marah, kenapa Zaka ingin membawanya ke psikiater ia tidak gila.

"Tapi Zy lo gak boleh gitu, Denis itu adek Lo" Zaka membalas tatapan Ozy tak kalah marahnya.

"GUE TAU" teriak Ozy yang membuat Zaka kaget karena Ozy berteriak sangat keras itu bisa saja mengganggu Bunda dan Denis yang sedang tidur, kecuali Ayah tsunami pun gak akan bangun.

"Gue tau bang, jangan perjelas lagi" ucap Ozy lirih.

"Dan kenapa gue harus bersaudara sama dia, saudara kandung lagi" Ozy menatap Zaka berkaca-kaca, apakah ini karma yang ia terima.

"Huhh Zy lo harus lupain d–"

"Tapi gimana caranya bang" ucapan Zaka terhenti karena Ozy menyela.

"..." tidak ada jawaban yang Ozy dapatkan, Zaka hanya diam menatap dirinya.

Pukk

Tepukan lembut di punggung Ozy hampir saja membuat dirinya bertemu dengan sang ilahi.

"B-bunda" panggil Ozy kaget.

"Ozy tenang dulu" ucap Bunda menenangkan, Ozy menuruti perintah yang Bundanya berikan. "mampus zy pasti bunda udah dengar" Batin Ozy.

"Bunda" panggil Ozy sekali lagi.

"Ozy bunda juga mau ngomong" rasanya Ozy ingin hilang sekarang juga kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini.

"Bunda sama kaya Zaka, Bunda gak ngelarang Ozy suka sama siapa aja asalkan orang itu baik sama Ozy, tulus sama Ozy, Bunda sebagai ibu kalian tau segalanya tentang kalian walaupun kalian berusaha sekuat apapun buat nutupin itu, pirasat seorang ibu itu kuat" Ozy menatap serius Bundanya ingin rasanya menyela tapi tidak jadi karena Zaka yang mengisyaratkan agar tetap diam.

"Ozy tau dan jelas-jelas Ozy tau kalau Denis itu saudara kamu, Ozy gak boleh suka sama saudara sendiri, Ayah juga bakal marahin Ozy kalau Ayah tau Ozy suka sama Adeknya sendiri" pecah sudah air mata yang Bunda tahan dari tadi.

What Is My Gender?[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang