24

12.7K 878 7
                                    

Suara musik memenuhi seluru ruangan yang banyak terdapat para manusia. Seperti yang di ceritakan di chapter sebelumnya, Denis dkk sedang berada di pesta yang di adakan Fathir.

"Anjirr gila, pestanya udah kaya di club" ucap Reza kaget karena ekspetasinya jauh dari realita.

"Udah biasa kita mahh" ucap Lintang, yang memang itu benar mereka sudah biasa dengan ini semua.

"Keknya gue gak seharusnya datang dehh" Ozy menatap adiknya itu dengan senyuman.

"Ada gue, lo jangan minum banyak" ucap Ozy seraya mengelus lembut kepala Denis, Denis mengangguk mengiyakan apa yang abangnya itu ucapkan. Sejujurnya Ozy juga hawatir dengan adik kesayangannya itu, ia masih trauma dengan apa yang terjadi ketika Denis mabuk dan hampir di perkosa oleh om-om pedofil.

"Datang juga kalian" ucap Fathir yang baru saja menghampiri mereka, manik tajam itu langsung saja menatap Denis yang berada di samping Ozy.

"Ehh ada anak kecil nyasar" Fathir mengelus perlahan pipi Denis yang lembut itu.

"Ihh apa-apa sihh gue udah besar tau" ucap Denis mendengus kesal seraya melipat kedua tangannya di depan dada, ngambek ceritanya.

"Hahaha yaudah yok bareng gue" Fathir mengulurkan tangannya niat untuk mengajak Denis pergi bersamanya, Denis menatap mata Fathir manik itu menunjukkan keyakinan. Denis menerima uluran tangan itu, Denis kembali menatap Ozy yang sedang menatap kedua tangan yang sedang menyatu itu.

"Bang gue bareng Fathir ya" Ozy kembali memfokuskan diri kepada Denis, Ozy dengan terpaksa mengangguk. Dengan perlahan Ozy maju selangkah mendekati Fathir.

"Lo jangan macam-macam sama adek gue, lo di bawah pengawasan gue" bisik Ozy kepada Fathir dan kembali kepada posisi semula ketika selesai mengatakan itu.

"Oke" ucap Fathir seraya mengangguk dan pergi meninggalkan mereka dengan Denis yang mengikuti langkahnya.

"Kenapa lo" tanya Haikal ketika melihat raut wajah Ozy yang terlihat sedikit kesal.

"Gak ada" Zafir yang mendengar itu memutar matanya malas, mulai lagi.

Omong-omong soal Zafir, tadi siang tiba-tiba ia mendapat chat dari nomor yang tidak ia kenal. Dan seperti dugaannya pemuda itu adalah orang yang di maksud Denis, Zafir lihat pemuda itu lumayan tampan.

Zafir bertanya kepada Daril bagaimana ia bisa mendapatkan nomor dirinya, mereka kenal saja tidak bagaimana dia tahu itu maksud Zafir. Daril membalas Zafir dengan santai ia mendapatkan nomornya dari Ozy.

Zafir kembali bingung, Ozy kok bisa kenal Daril sedangkan ia tidak. Tapi apa penting bagi dirinya, dia juga tak tertarik dengan itu. Ingat dia itu straight, walaupun ia Fudan ia masih lurus no belok-belok club.

Pukk

Zafir terlonjak kaget karena tepukan seseorang dari belakangnya, Zafir berbalik untuk mengetahui siapa yang menepuk pundak itu. Zafir menyerit merasa tak mengenali pemuda yang lumayan tinggi di depannya itu.

"Haii" sapa pertama kali pemuda itu yang tak lain adalah Daril.

"Lo siapa ya?" tanya Zafir dengan muka bingungnya.

Ozy yang sedang berada di samping Zafir menatap malas keduanya, yang satu kaku yang satunya lagi bego, tolol dan goblok.

Plakk

Ozy memukul belakang kepala Zafir pelan, dia sedikit tak tega memukul uke ehee. Zafir yang tiba-tiba di pukul menatap Ozy dengan tatapan tajam.

"Itu Daril goblok" ucap Erik tiba-tiba karena Zafir tak kunjung tahu siapa pemuda yang masih berdiri di depannya seraya menatap dirinya intens.

What Is My Gender?[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang