19

13.5K 1K 43
                                    

Di sinilah Ozy sekarang ia sedang berada di tempat biasa ia dan teman-temannya bersantai jika hari Minggu. Di sebuah cafe yang cukup ramai karena hari ini weekend, Ozy dan teman-temannya sangat sering nongkrong di cafe tersebut saking seringnya Erik saja sudah menjadi karyawan tetap cafe itu.

"Anjayy tumben bawa cewe ke tongkrongan" ucap Haikal pertama kalinya sebagai sapaan.

"Ho'oh biasanya kalau mau keluar bareng cewe lo gak bakal ajak kita" mereka semua mengangguk setuju.

"Ck mendingan kalian diam" mereka semua menatap Ozy aneh kemudian menatap seorang wanita yang berada di samping Ozy itu, tidak asing pikir mereka.

Zafir menatap tajam Ozy karena ingin mendengar suatu penjelasan, tentu saja ia tahu itu sudah sangat jelas dia sebagai orang yang terpeka di dunia tentu saja tahu, tapi Ozy tak menyadari jika Zafir menatapnya.

Ozy langsung saja duduk bersebelahan dengan Lintang yang di mana Celsi langsung mengambil tempat duduk yang bersebelahan dengan Ozy. Ozy hanya menatap Celsi malas. nyesel kan lo xixi

Dari kejauhan mereka dapat melihat seseorang yang tak asing lagi bagi mereka. Seseorang itu mendekat ke tempat di mana mereka berada di ikuti seseorang lainnya di belakang.

"Lama lo, e-eh tumben ada dek Denis" yap yang baru saja datang itu adalah Fathir dan Denis.

"Suka-suka gue lah" balas Denis acuh dan lebih memilih mengikuti Fathir yang akan duduk.

"Pagi-pagi kok udah sensi aja neng" ucap Haikal

"Gue sensi soalnya males ngeliat muka lo" sumpah Denis tu males banget ngeliat muka bodoh teman abangnya yang satu ini, kalau Erik sih masih bisa di bicarakan baik-baik. Lagi pula kenapa Fathir mengajaknya ke sini, padahal dia ingin pergi ke pantai.

"Perasaan lo jahat bener sama gue" ucap Haikal sok tersakiti.

"Soalnya lo cocok jadi orang tersakiti" bukan Denis yang membalas tapi Erik yang dari tadi hanya diam, tumben sih diam doang.

Denis mengangguk setuju atas pernyataan Erik, Haikal menatap Erik dengan tatapan tajam.

"WOYY INI YANG JAGA KASIR MANA" teriak salah satu pelanggan, "oh iya pantesan kek ada yg beda, gue kan kerja di sini" batin Erik.

"IYA INI GUE" Erik langsung saja berlari ke arah kasir karena ia lupa kalau sekarang udh berkerja sampingan di cafe yang biasa ia dan kawan-kawannya berkumpul sekedar duduk dan makan.

Haikal menatap punggung Erik hingga Erik sampai di tempat kasir. Denis yang melihat itu pun melambaikan tangan di depan wajah Haikal seolah-olah ingin menyadarkan Haikal.

"Dia gak bakal ilang kok" ucap Lintang yang berada di depan Haikal, Haikal yang sadar pun mengalihkan pandangannya, yang kini menatap handphone yang berada di genggamannya. Malu cuk ketahuan kalau lagi merhatiin doi.

Zafir hanya terkekeh karena teman-temannya gak ada yang bener semua, menurutnya yang paling parah sih si Ozy. Karena ia harus berdekatan dengan perempuan itu terus.

Zafir menatap semuanya kini posisi mereka semua yaitu Celsi di bagian pinggir di ikuti dengan Ozy, dirinya dan Lintang di sebelahnya. Di depannya terdapat Haikal di ikuti Denis dan Fathir.

Dapat Zafir lihat Ozy yang selalu menatap Denis, Celsi yang selalu menatap Ozy, Fathir yang selalu menatap Denis dan Haikal yang sesekali melirik Erik yang sedang bekerja.

"Hadehh bucin semua" ucap Zafir lirih yang hampir tidak di dengar oleh seorang pun. "Untung gue fudan" lanjut Zafir lirih.

 "Untung gue fudan" lanjut Zafir lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What Is My Gender?[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang