Denis sedang mengantri untuk membeli makanan yang di pesan oleh sahabatnya termasuk makanan untuk dirinya sendiri. Denis merenggut kesal karena ia yang harus membeli makanan untuk para babunya, ini pertama kalinya untuk ia.
Tadi sebelum Denis pergi memesan makanan Reza memaksa dirinya untuk pegi membeli makanan, dan disitulah kesialannya mulai ia kalah dari Reza saat suit.
Di meja yang di duduki oleh dua remaja yang bisa juga di bilang populer karena yang satunya ketua osis dan yang satunya lagi beban sekolah, jangan lupakan wajah tampannya kecuali si curut satu.
"Bisa duduk di sini gak adick-adick" ucap seseorang dari arah depan mereka, Rizky yang mendengar itu menatap orang yang berada di depan mereka. Rizky hanya mengangguk mengiyakan mereka, toh mereka udah izin dulu.
"Denis mana" tanya Fathir yang baru saja duduk berhadapan dengan Rizky, Rizky menunjuk Denis dengan dagunya. Fathir yang melihat itu hanya mengangguk.
"OZY" teriak seseorang yang membuat seisi kantin menatap dirinya dengan tatapan heran, aneh dan err gimana yahh.
Celsi mendekat yang kemudian duduk di tengah-tengah yang merupakan tempat duduk Denis yang sengaja mereka sisakan.
"Hehh itu tempat duduknya Denis" ucap Lintang kepada Celsi seraya menatapnya tajam, entah kenapa Lintang tidak terlalu suka dengan keberadaan perempuan itu.
"Orangnya gak adakan yaudah ini jadi tempat gue"
Lintang menatap tak suka Celsi sedangkan Haikal dan Erik sama-sama menatap Celsi julid seraya memakan makanan yang berada di depan mereka kedua sahabat Denis pun begitu menatap Celsi datar.
Tak lama setelah itu Denis datang mendekati meja dengan membawa makanan yang ia dan sahabatnya pesan di bantu oleh seorang pemuda di belakangnya.
"Makasih entar gue bantu lo" ucap Denis ketika pemuda tersebut meletakkan makanan yang ia bawa.
"Oke makasih juga" pemuda tersebut pergi meninggalkan mereka yang dari tadi menatapnya, diakan jadi salting. Denis menatap pemuda itu seraya menggelengkan kepala.
Sadar tidak ada tempat untuk duduk Denis menatap kedua sahabatnya yang kembali menatap Celsi datar, seolah-olah mengerti arti tatapan keduanya Denis menatap Celsi yang sedang menatap Ozy.
"Lo bisa minggir enggak itu tempat duduk gue" Denis menatap Celsi datar ia memang tak suka dengan perempuan itu, Denis tak suka karena perempuan itu pernah melabraknya dan menyuruhnya untuk menjauhi Ozy sedangkan Ozy itu abangnya sendiri. Bagaimana ia bisa menjauh dari Ozy sedangkan ia serumah dengan Ozy, stres memang.
"Angkat pantat hilang tempat" ucap Celsi seraya menatap Denis meremehkan. Ada apa dengan perempuan ini pikir Denis.
"Oh berarti lain kali gue harus motong pantat gue terus gue taro di atas kursi gue supaya org buta kayak lo bisa lihat kalau kursi itu udh ada org yang bakal nempatin gitu maksud lo?"
Haikal dan Erik saling menatap dengan refleks keduanya menatap Denis dengan senyuman puas, Reza dan Rizky menatap Celsi remeh. Main-main lo sama maung satu.
Fathir yang melihat itu menarik lembut pergelangan tangan Denis, Denis yang tidak tahu dirinya akan di tarik hampir saja terjatuh. Posisi keduanya saat ini membuat Ozy terbakar bagaimana tidak Denis duduk di atas pangkuan Fathir dan Fathir yang memeluk pinggang Denis.
"Lo ngapain sihh lepasin" Denis memberontak, ia tidak suka tatapan yang di berikan orang yang berada di kantin tersebut.
"Lo duduk di sini aja gue gak masalah" Ozy menatap Fathir tajam sedangkan Fathir menatap Ozy santai seolah-olah dialah pemenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is My Gender?[✓]
Fiksi RemajaApa yang akan terjadi jika kamu memiliki dua gender sekaligus? WARNING: -cerita gay -m-preg -brother complex -18+ -pure imajinasi author -ini hanya cerita fiktif belaka