03||Positif

37K 986 2
                                        

Huek huek huek

Untuk sekian kalinya Natta mengeluarkan isi perutnya. Wajah gadis itu terlihat pucat.

Huek huek huek

Lagi gadis itu mengeluarkan isi perutnya, tapi sekarang hanya cairan bening saja yang keluar.

Natta menatap pantulan dirinya di cermin. "Gak mungkinkan gue hamil?"

"Gak, gak, gak mungkin gue hamil," ucap Natta mencoba menghilangkan pikiran itu. Kejadian itu sudah dua bulan berlalu.

Bibir gadis itu bergetar. "Tapi kalau gue hamil, siapa yang akan tanggung jawab? Gue tau orangnya aja enggak,"

Cepat cepat gadis itu melihat kalender. Bibirnya gemetar ketika tau bahwa ia telat 1 bulan lamanya.

"Gak, gak mungkin gue hamil, lagian gue cuma lakuin sekali aja,"

Dengan cepat Natta menyabar tas sekolahnya. Mencari cari barang yang ia beli sepulang sekolah tadi.

Sebenarnya dia sudah merasakan perubahan pada dirinya beberapa hari lalu. Beberapa hari ini dia sering sekali mual, tiba-tiba menginginkannya sesuatu, seperti kemarin tiba-tiba gadis itu menginginkan cendol di tengah malam, alhasil Natta harus menahan keinginannya itu sampai siang.

Setelah menemukan benda kecil persegi panjang itu, Natta segera mencobanya sesuai tata cara yang ada di kemasannya.

Sekarang gadis itu tinggal menunggu hasil dan berdoa semoga hasilnya negatif. Gadis itu menutup matanya takut takut.

Beberapa menit setelahnya, Natta perlahan-lahan membuka matanya. Gadis itu menatap takut takut lima testpack yang berada di genggamannya.

Positif

Dua garis biru terlihat jelas di lima testpack yang di genggamannya.

Seperti petir yang menyambar di siang bolong, dia begitu kaget hingga rasanya semua ini hanya lah mimpi.

Natta menjambak rambutnya sendiri frustasi. Air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipinya. Natta memukul mukul kepalanya sendiri. Rasa takut hinggap di hati nya.

Apa yang harus ia lakukan setelah ini? Siapa yang akan tanggung jawab? Dia bahkan tak kenal orang nya.

"Gue harus apa?" ucap lirih Natta.

"Apa gue harus gugurin bayi ini?" ucap Natta menatap perut ratanya.

Natta mengelus pelan perutnya. Tak mungkin ia menggugurkan darah daging nya sendiri. Tapi di satu sisi bagaimana dengan masa depannya? Dia masih SMA.Ia masih ingin kuliah, bermain dengan teman-temannya, dan banyak hal.

"Apa yang harus gue lakuin?" ucap Natta mengerang frustasi.

Tbc.

Gaje banget sumpah. Pusing buat alur. Gue pikirin nih part satu hari . Jangan lupa vote and comen

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang