25

22.8K 720 19
                                    

Pagi-pagi sekali Mattheo diributkan dengan permintaan Natta yang ingin makan rujak di campur dengan ketoprak. Jam yang masih menunjukkan pukul 5 pagi pun membuat Mattheo bingung harus mencarinya dimana kedua makanan itu.

"Gue gak mau makan ya kalau gak sama itu, pokoknya gue mau makan sama rujak di campur ketoprak," ngeyel Natta.

"Makan bubur aja, jam segini belum ada yang jualan Nat,"

"Gak mau!!" Teriak Natta. Cewek itu semakin hari semakin seperti anak kecil membuat Mattheo kewalahan dengan tingkahnya. "Biar gue cari sendiri kalau begitu," ujar Natta lalu segera keluar apartemen setelah mengambil dompetnya.

Mattheo lagi lagi menghela nafas. Dia mendudukkan dirinya di sofa. Biarlah untuk kali ini ia membiarkan cewek itu melakukan sesukanya.

Sedangkan itu, Natta tengah berjalan-jalan santai sembari mencari makanan yang dicarinya. Natta menghirup nafasnya dalam-dalam menikmati udara yang begitu segar pagi ini.

Netra coklatnya tidak mengedar mencari pedagang ketoprak dan juga rujak, tapi emang dasarnya ini kepagian, tidak ada satupun pedagang yang terlihat. Hanya ada minimarket yang buka 24 jam, alhasil ibu hamil itu memilih memasuki minimarket itu.

Langkahnya tertuju ke arah rak mie instan cup. Natta memilih beberapa yang menurutnya enak dan pedas tentu saja, 5 buat mie sudah ada di tangnnya, dia segera membayar ke kasir sekalian minta air panas untuk memasak mie cup nya. Hanya satu, 4 lainnya iya bawa pulang nanti. Setelah selesai dia keluar dengan satu cap mie yang mengebul dan kantong kresek yang berisi 4 mie cup lainnya.

Matanya mengedar mencari tempat duduk, akhirnya pun dia duduk di depan sebuah ruko yang masih tutup, di sana ada bangku kayu panjang yang usang. Ia letakkan kresek yang di bawanya di samping kakinya, lalu bumil itu segera mengaduk mienya dan segera menyantapnya nikmat. Rasa pedas dan panas menyeruak ke lidahnya. Sungguh nikmat.

5 menit kemudian bumil itu menyelesaikan makannya. Meletakan cup ke bangku lalu mengambil kreseknya dan pergi begitu saja. Takut ketahuan ia pun berlari kecil.

Sedangkan di sisi lain Mattheo segera mencari Natta ketika 1 jam perempuan itu belum pulang. Takut perempuan itu kenapa-kenapa, Mattheo segera pergi mencari Natta.

Baru saja keluar gedung apartemen cowok itu sudah menemukan Natta yang tengah berjongkok memegangi lututnya yang berdarah.

"Kenapa bisa? Lo gak papa kan?" Tanya Mattheo ikut berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Natta.

Natta mengangguk. "Gak papa, tadi kesandung, untung bayi nya gak papa," ujarnya seraya mengelus perutnya. "Maafin Mama ya nak, Mama ceroboh,"

"Lain kali hati-hati, kalau sampe bayinya kenapa-kenapa, gimana? Lo juga ikut bahaya," ucap Mattheo.

"Iya iya jangan marah-marah ish," kesal Natta.

Mattheo memunggungi Natta lalu berucap," naik!" Titah Mattheo.

"Nanti bayinya ke gencet dong, gimana sih Mat," ucap Natta.

Mattheo berdecak sebal lalu membalikkan badannya. Cowok itu segera mengangkat tubuh Natta lalu menggendongnya ala bridal style.

Natta mengalungkan tangannya di leher Mattheo dengan tangan masih memegang kresek. "Matt gue berat gak??"

Mattheo mengangguk sembari menekan tombol lift.

Natta menggeliat pelan. "Yaudah turunin ihh,"

"Diem Nat,"

Natta memberengut kesal. Sesampainya di apartemen, Mattheo segera mendudukkan Natta di sofa, ia kemudian mengambil P3K. Tangannya dengan cekatan mengobati lutut Natta yang berdarah.

"Sakit Mat, pelan-pelan!"

Mattheo hanya bergumam saja. Selesai mengobati lutut Natta, Mattheo mengambil makanan di dapur, dia sudah membuatkan bubur untuk Natta.

"Makan!" Titah Mattheo menyerahkan semangkuk bubur kepada Natta.

"Sudah kenyang," tolak Natta.

"Makan apa?" tanya Mattheo.

"Mie," cicit Natta.

"Pagi-pagi jangan makan mie apalagi lo belum makan apa-apa, kalau babynya kenapa-kenapa gimana? Bukan hanya bahaya buat bayinya, tapi Lo juga Nat! Lo udah mau jadi ibu seharusnya lo paham mana yang bahaya mana yang engga. Ngerti?!"

Natta menatap Mattheo takut-takut, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Bibirnya bergetar menahan tangis," hiks maaf, jangan marah Mat," ucap Natta terisak pelan.

Mattheo mengusap wajahnya kasar. Ia meletakkan mangkuk bubur ke meja. Segera ia memeluk Natta yang kini semakin menangis. Cowok itu mengelus pelan surai Natta. "Maaf," ucap Mattheo.

"Engga, gue emang jahat gak mikirin anak gue, maafin gue," ucap Natta.

Mattheo melepas pelukannya. Ia mengambil mangkuk tadi lalu memberikannya kepada Natta. "Makan dulu, lain kali jangan di ulangin,"

Natta mengangguk. "Makasih,"

Tbc.

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang