"Apa benar itu Mattheo?" Tanya Mahesa.
Mattheo yang mendengar pertanyaan dari ayahnya terdiam. Apakah ini saatnya ia membongkar semuanya?
Sepertinya ini saat yang tepat. Akhirnya Mattheo menghela nafas lalu menceritakan semuanya dari A sampai Z tanpa terkecuali. "Maaf Pah Mattheo yang bilang dari awal, Mattheo takut Papa sama Mama gak setuju,"
Mahesa yang mendengar itu semakin memijat pelipisnya. Tapi ia paham dengan apa yang di rasa Mattheo. Mahesa menepuk pundak Mattheo bangga. "Papa bangga, gak kebanyang bagaimana jadinya kalau kamu gak tanggung jawab Matt, Natta pasti sangat menderita sekarang,"
Mattheo mengangguk. "Biar perusahaan hari ini Mattheo yang pegang Papa istirahat aja, tenangin Mama karena Mama pasti lagi khawatir," ucap Mattheo.
Mahesa pun mengangguk. Sedari kemarin dia tidak tidur dan pulang. Ia akan mengistirahatkan dirinya. Ia pun pamit kepada Mattheo untuk pergi.
Mattheo sendiri mengambil telponnya lalu menghubungi teman temannya untuk membantunya. Dia akan mencari tau siapa yang membuat artikel seperti itu. "Gue butuh bantuan kalian," ucap Mattheo kepada orang di seberang sana.
_Mattheo_
Natta mendengus kesal ketika telponnya tak di angkat oleh Mattheo. Waktu sudah menunjukkan pukul 10. 45 malam. Dia khawatir karena Mattheo tak pulang ataupun mengabarinya. Sampai jam 12 malam Natta menunggu tapi tak ada tanda-tanda Mattheo mengabari. Apalagi dengan apa yang ia lihat tadi di jalan membuat ia tambah khawatir dan marah. Sedari tadi dia hanya makan bubur dan juga buah buah-buahan dan meminum susu saja.
Tapat jam 1 pagi pintu apartemen terbuka memperlihatkan Mattheo yang terlihat sangat lelah dan kusut. Mattheo yang melihat Natta masih terjaga pun kaget. "Kenapa belum tidur?" Tanya Mattheo.
"Nunggu lo," ucap Natta.
Mattheo menghela nafas. "Lo gak kasian sama bayi lo nat? Kasian dia juga butuh istirahat dan lo juga, kalau kenapa-kenapa gimana? 1 bulan lagi lo lahiran Natta," ucap Mattheo sedikit emosi.
Natta yang mendengar itu menatap Mattheo. "Terus lo? Kenapa lo gak pulang hah?! Dari pagi lo hilang gue bangun-bangun gak ada, dan sekarang lo baru pulang, gue takut di rumah sendiri lo gak ada kabar. Lo kemana hah?!"ucap Natta tak kalah emosi.
"Gue ke kantor tadi ada masalah sendikit," jawab Mattheo.
"Terus Aila? Lo tadi sama Aila kan?!"
"Tadi gue anter dia karena dia habis kecelakaan," ucap Mattheo jujur tak mau menutup-nutupi.
"Terus ninggalin gue tanpa kabar gitu?! Di dapur gak ada makanan sekali, kulkas juga kosong gak ada sayur, biasanya lo ngabarin gue walau sesibuk apapun"
"Gue tadi buru-buru habis nganter Aila Nat, habis itu gue ke kantor, maaf gue gak ngabarin lo tadi, tadi gue gak kepikiran"
"Apa lo gak sayang gue Matt? Lo mau ninggalin gue kan?" Tanya Natta.
"Gak usah bilang yang aneh-aneh Nat! Gue gak suka," ucap Mattheo tajam. Badannya cape dan sekarang di tambah bertengkar dengan Natta. "Sekarang tidur, lo butuh istirahat besok kita bahas lagi masalah ini," ujar Mattheo. Dia khawatir Natta akan sakit jika tidak istirahat.
"Lo ngehindar?"
Mattheo memejamkan matanya lelah dan mencoba tenang. Dia tak boleh gegabah dan melupakan emosinya sekarang. "Tidur Nat! Lo butuh istirahat!" Tegas Mattheo sesabar mungkin.
"Ya," ucap Natta lalu pergi ke kamarnya sendiri. Bukan kamar Mattheo yang minggu-minggu ini dia tidur bersama dengan Mattheo, tapi sekarang ia akan tidur sendiri di kamarnya.
Mattheo yang melihat itu hanya menghela nafas lagi lagi. Dia kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mandi setelah itu baru tidur. Ia butuh istirahat, besok ia akan berbicara pelan dengan ibu hamil itu.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
أدب المراهقين"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...