16||AKHIRNYA

18.6K 779 44
                                    

Malam ini setelah makan malam Mattheo dan Natta memilih untuk menonton televisi bersama. Mattheo terlihat fokus ke depan, menonton televisi, sedangkan Natta curi-curi pandang ke arah perut Mattheo.

"Gatel banget pengen pegang perut Mattheo," ucapnya membatin.

Natta berdehem pelan. "Mat," panggilnya pelan.

Mattheo menoleh menaikan sebelah alisnya.

Natta menggelengkan kepalanya pelan. Cewek dengan balutan baju tidur berwarna biru itu mengigit bibirnya gelisah, cewek itu juga memilin jari-jarinya gelisah.

Mattheo yang melihat itu mengerti. "Mau apa?" tanyannya.

Natta menatap Mattheo, dengan ragu-ragu cewek itu menujuk perut Mattheo. Sedangkan Mattheo mengeryit heran.

"Gue pengen pegang perut lo boleh?" cicitnya lirih.

"Gak," jawabnya dengan wajah datar.

Natta menghena nafas. "Padahal anak gue yang mau, gue ngidam lo enggak mau nurutin?" Natta menatap Mattheo dengan wajah memelas.

Mattheo yang melihat itu menghela nafas lalu mengangguk kepalanya. "Yaudah pegang aja,"

Natta yang mendengar itu ingin menjerit. "Beneran??" tanyanya antusias.

Mattheo mengangguk.

Natta dengan antusias duduk lebih mendekat pada Mattheo, tanganya dengan ragu menyikap baju Mattheo. Cewek itu mendongak. "Beneran gak papa Mattheo?"

Mattheo menganggukan kepalanya.

Natta mulai mengelus perut cowok itu membuat Mattheo geli. "Perut lo bagus Mattheo, gue suka," ucapnya.

Mattheo hanya menganggukkan kepalanya.

Natta menusuk nusuk perut Mattheo dengan jari telunjuknya. "Geli gak Mat?"

"Menurut lo,"

Natta cengengesan memamerkan gigi rapinya. "Mattheo boleh peluk gak?"

Mattheo mengangguk. Natta segera memeluk cowok itu. Tangan Mattheo terangkat untuk mengelus rambut halus Natta.

"Matt," panggil Natta.

Mattheo berdehem.

"Kenapa lo mau tanggung jawab, padahal bukan elo yang ngelakuin,"

Mattheo terdiam. "Pengen aja," jawabnya.

"Pengen gimana? Kalau lo sebenarnya gak mau gak papa kok Mat, bener deh, enggak usah maksain diri," ucap Natta mendongak menatap Mattheo.

"Diem!" titahnya.

Natta menghela nafas. "Gue gak mau lo tertekan, pasti di sekolah juga banyak yang ngomongin kan?"

"Diem Natta! Gak usah di bahas,"

"Tapi Mat...,"

"Gue bilang diem!!" bentak Mattheo.

Natta tersentak kaget. Cewek itu menunduk lesu, sedangkan Mattheo menghela nafas, tangannya merengkuh tubuh mungil yang berada di dekapannya.

"Maaf, udah ya jangan di bahas. Belum saatnya lo tau," Mattheo memberi pengertian.

Natta mengangguk mengerti. Dia hanya tidak mau Mattheo tertekan dengan pernikahan ini, ia tidak mau membebani Mattheo. "Katanya lo bakal magang. Kapan?" tanya Natta mengalihkan pembinaan.

"Minggu depan," jawab Mattheo.

"Lo jadi kerja kan gara-gara gue, waktu main lo juga jadi berkurang," Natta menunduk lesu merasa bersalah.

Mattheo menghela nafas. "Gue yang pengen, jangan ngerasa lo jadi beban atau apalah itu, gue serius nikahin lo,"

"Tapi ini bukan anak lo Mattheo! Ini anak Andreas, bukan elo," ucapnya sembari menunjuk perutnya. "Alasan lo sebenarnya apa mau nikah sama gue?"

"Belum saatnya lo tau, sekarang udah malem. Tidur!" ucap Mattheo lalu menggedong Natta ala koala memasuki kamar cewek itu.

Natta menjerit tertahan. "Mattheo! Lo apa-apa sih,"

"Diem jangan brisik!"

Seketika cewek itu diam sampai Mattheo meletakan tubuh kecil itu di atas ranjang. Mattheo keluar dari kamar Natta, sedangkan Natta sendiri sudah merebahkan dirinya di kasur.

Mattheo meletakan segelas susu ibu hamil di nakas samping ranjang. Natta yang ingin memejamkan matanya jadi terurung. "Minum dulu sebelum tidur,"

"Gak mau, gak enak yang rasa stroberi, maunya yang coklat," ucap cewek itu.

Mattheo keluar dari kamar Natta lagi, lalu kembali dengan membawa satu gelas susu ibu hamil rasa coklat. "Sekarang minum!" titahnya.

Natta menghena nafas lalu meminumnya hingga tandas. Natta menyerahkan gelasnya kepada Mattheo. "Nih,"

Mattheo menerima. "Tidur jangan nonton drakor, gue tau lo suka gadang,"

Natta mendengus. "Iya,"

Mattheo mengelus kepala Natta sebentar sebelum pergi meninggalkan cewek itu yang tengah mematung.

"Anjir jantung gue dugem," batin Natta.

Tbc.

Jangan lupa vote and comen ya


Kisah ini menceritakan kisah cinta beda agama ya gays, gue buat cerita lagi karena gabut, kalau kagak rame ya gw apus, eh engga ding, soalnya ini cerita ada kenangan tersendiri nya. Jangan lupa baca cerita terbaru gue dan tolong vote dan comennya ya. Mattheo juga bakal gw up pin tiap hari kalau sempet. Pupayyy

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang