05||LAPANGAN

25.7K 924 9
                                    

Regan melajukan motornya kecang. Wajah cowok itu memerah menahan marah.

Tujuannya sekarang adalah SMA Perdana dimana sang adik berada. Sesampainya di sana cowok dengan jaket hitamnya itu memakirkan motornya asal.

Regan melepas helmnya dengan tidak sabaran. Cowok itu melangkah cepat menuju kelas XI IPA 3—kelas Natta. Beberapa siswa-siswi yang berpapasan dengannya seketika bergidik takut ketika melihat tatapan tajam cowok itu.

Brakkk

Regan menendang pintu kelas. Seketika kelas yang awalnya berisik menjadi senyap.

Regan melangkahkan kakinya menuju meja paling belakang. Tatapan cowok itu tajam mengerikan.

Natta yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja seketika mendongak.

Natta terdiam ketika melihat Regan sudah berdiri  didepannya dengan nafas memburu dan wajah marahnya.

"SIAPA YANG LAKUIN?!" bentak Regan melemparkan benda kecil berbentuk persegi panjang yang Natta simpan mati-matian. Cowok itu menemukanya di laci nakas di kamar adiknya.

Seketika mereka menjadi pusat perhatian. Beberapa siswa yang penasaran pun berbondong bondong melihatnya dari jendela kelas.

Natta yang malu menundukan kepalanya. Air mata gadis itu seketika tumpah. Sedangkan Joe dan Zea yang melihatnya menatapnya tak percaya.

"JAWAB GUE?!"

Natta menutup matanya takut. Cewek itu meremas roknya ketakutan. Ia tak berani untuk menjawab atau sekedar menatap Abangnya.

Regan yang kepalang marah menarik tangan Natta kasar. Regan membelah kerumunan yang mengelilingi mereka.

Ternyata Regan membawanya ke lapangan. Lapangan SMA Perdana kini terlihat ramai di kelilingi oleh siswa-siswi. Bisik-bisik penuh makian dan hujatan terdengar jelas.

Natta di tengah lapangan menunduk malu. Air matanya mengalir dari kedua mata indahnya. Isakan pilu terdengar dari kedua belah bibirnya.

"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" teriak Regan marah. Tatapannya tajam mengerikan.

Tidak ada jawaban. Semuanya diam seakan membisu.

"GUE TANYA SEKALI LAGI, SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" teriak lagi Regan.

Natta semakin menundukan kepalanya.

"JAWAB!!" bentak Regan.

Masih tidak ada jawaban. Seperkian menit kemudian sebuah suara menggemparankan mereka.

"Gue," di sana terlihat seorang cowok dengan baju urakan dan tatapan datarnya berucap tanpa rasa takut.

Dia Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravitas yang tak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba saja mengaku menghamili seseorang dan menggemparkan seluruh SMA Perdana.

Natta seketika mendongak menatap tak percaya apa yang terjadi saat ini.

"Bangsat," umpat Regan. Cowok itu berlari menerjang Mattheo.

Bugh

Bugh

Bugh

Regan memukul brutal Mattheo. Sedangkan sang korban hanya diam mendapat serangan dari orang di atasnya.

"Bangsat,"

"Sialan,"

"Mati lo anjing!" umpat Regan menginjak dada Mattheo.

Natta yang melihatnya langsung berlari menarik tangan Regan mencoba untuk menghentikan kakaknya yang kesetanan itu.

"Udah Bang," mohon Natta.

"Udah Bang gue mohon," ucapnya lagi.

Teman-teman Mattheo yang baru datang langsung memisahkan mereka.

Wajah Regan merah dengan nafas memburu, tangannya terkepal kuat siap menghantam Mattheo yang sudah terkapar lemah dengan wajah penuh lebam.

"Bajingan lo," umpat sekali lagi Regan.

"Ada apa ini?"

Tbc.

Menurut kalian part ini gimana?

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang