Sekarang cewek berbalut piama bergambar beruang itu tengah menyesal. Natta, cewek itu menyelimuti dirinya dengan selimut, takut untuk melihat keluar, walaupun sedikit engap sih.
Suasana yang hening membuat cewek itu takut. Giginya mengigit bibirnya takut. Keringat dingin membasahi keningnya.
"Kok lama banget sih Mattheo yang pulang," gerutunya. Bibirnya terus mendumel kesal.
Pyar
Suara barang pecah terdengar nyaring di apartemen yang sepi ini, membuat cewek utu semakin bergetar ketakutan. Tangan kanannya dengan cepat mencari-cari handphonenya mendial nomer Mattheo dengan tangan bergetar.
Terdengar brisik diseberang sana. Suara motor bersahutan dan juga sorak sorak yang terdengar jelas.
""Apa?"
"MATTHEO PULANG! GUE TAKUT SENDIRI!!" teriak Natta.
Mattheo di seberang sana langsung mematikan sambungan teleponnya membuat Natta mendengus kesal.
Mattheo dengan segera menghampiri Galantra yang tengah duduk diatas motor sembari merokok. "Gue pulang duluan," ujarnya.
Galantra yang tengah fokus melihat kedepan langsung menoleh menatap Mattheo. "Kenapa? Tumben,"
"Natta takut,"
Galantra mengangguk mengerti. "Duluan aja,"
"Mau kemana lo Mat?" tanya Joko yang melihat Mattheo ingin menaiki motornya.
"Natta,"
"Tadi katanya gak takut, bini lo cemen banget,"
Mattheo hanya memutar bola matanya malas lalu segera pergi melajukan kuda besinya menuju apartemen.
Sedangkan Natta sendiri cewek itu masih dalam posisi sama, tiduran sembari menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Bibirnya berkomat-kamit membacakan doa-doa apa saja yang dia ingat sembari mendumel kenapa Mattheo belum sampai-sampai juga.
Ketika terdengar pintu apartemen ke buka Natta langsung saja keluar dari kamarnya berlari lalu menubruk tubuh tegap Mattheo untuk di peluk.
Mattheo yang belom siap sedikit terhuyung ke belakang. Tangannya terulur untuk membaalas pelukan Natta lalu mengelus rambut panjang cewek itu.
Natta melepaskan pelukannya. "Kenapa lo lama banget sih?!" ucapnya kesal. Bibirnya mengerucut sebal dengan pipi yang semakin cubby itu.
"Macet," jawab Mattheo lalu berjalan ingin masuk kedalam kamarnya.
Natta yang melihat itu langsung memegang tangan Mattheo menahan cowok itu. "Tidur bareng boleh?"
Mattheo menghela nafas. Lalu menganggukan kepalanya, dengan senyum mengembang cewek itu berjalan terlebih dahulu memasuki kamar Mattheo yang di dominasi warna putih.
Mattheo memasuki kamarnya dan langsung disuguhkan dengan Natta yang sudah anteng berbaring di sebelah kiri ranjang. Mattheo melepas jaketnya, hanya menyisakan kaos hitam saja. Cowok itu lalu berbaring disamping Natta yang sedari tadi menatapnya.
"Kenapa?"
Natta menggeleng. Matanya tertuju pada perut Mattheo, dia pernah melihat sekali abs milik cowok itu, tangannya terasa gatal ingin menyentuhnya. Natta menelan ludahnya sendiri lalu menatap Mattheo yang memejamkan matanya.
Natta menoel baju cowok itu. "Mat,"
Mattheo berdehem. Matanya yang sebelumnya tertutup kini terbuka, memperlihatkan mata hitamnya.
"Gak deh, gak jadi," ucap Natta lalu membalikkan badannya memunggungi cowok itu.
Mattheo yang melihat kelakuan cewek itu mengeryit heran, lalu berbalik ikut memunggungi Natta.
"Anjir! Gatel pengen pegang perutnya Mattheo, pokoknya gue harus bisa pegang perut si MAMAT!! POKOKNYA HARUS!!" batin Natta berucap.
Tbc.
Jangan lupa untuk vote and comen. Maaf kalau gw jarang up, pdhl kemaren gw dh niat banget mau up tiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...