29

13.4K 472 22
                                    

Natta dan Mattheo kini sedang menonton film bersama di kamar Mattheo, ah lebih tepatnya hanya Natta saja yang fokus menonton, sedangkan Mattheo sendiri ia sedang berkutat dengan laptopnya entah apa yang dia lakukan.

Natta melirik Mattheo sekilas lalu mendengus kesal. Cewek itu lalu mengintip apa yang sedang di kerjakan Mattheo, ternyata urusan kantor. Natta merenggangkan ototnya pegal, lalu memijit pelan pinggangnya yang terasa pegal.

Mattheo yang melihat itu segera meletakan laptop nya kemudian cowok itu ikut memijat pinggang ibu hamil ini. "Mana lagi yang sakit?" Tanya Mattheo.

"Di sini," tunjuk Natta pada kakinya. Mattheo dengan pelan memijit juga kaki Natta. Perut Natta semakin besar, sudah memasuki bulan ke 8 membuat cewek itu susah bergerak.

"Mending Cesar atau normal?" Tanya Natta pada Mattheo.

"Lo maunya gimana??" Tanya Mattheo.

Natta berfikir sejenak. "Normal, tapi katanya sakit tau," ujarnya.

Mattheo mengangguk. "Kalau bisa normal, normal aja, nanti gue temenin pas lahiran,"

"YA ITU MAH HARUS," ucap Natta nge gas.

"Iya, tiduran sini," Mattheo berucap sembari menepuk bantal di sebelahnya. Natta dengan menurut berbaring sedangkan Mattheo sendiri melanjutkan aktivitas memijatnya.

"Kalau anak gue lahir, apa lo bakal ngasih tau yang sebenernya waktu sudah besar?" Tanya Natta sembari mengelus perutnya pelan.

Mattheo berhenti sejenak. Lalu berucap, " tentu saja, dia juga harus tau siapa ayahnya yang sebenarnya,"

"Kalau di suruh milih gue atau anak gue, lo bakal milih siapa?" Tanya lagi Natta.

"Lo," jawab Mattheo mantap.

Natta menatap Mattheo dalam. "Why?"

"Kita bisa buat lagi kalau anak, tapi gue gak bisa cari pengganti diri lo di hidup gue," jawab Mattheo.

Mendengar jawaban Mattheo, Natta tertegun. Bibirnya berkedut ingin tersenyum tapi ia tahan. "Tapi gue sebagai ibu pengen anak gue yang selamat,"

Mattheo berdehem singkat lalu menyudahi memijatnya. Mattheo berbaring di samping Natta tak lupa mematikan televisi yang sedari tadi menyala. Lelaki itu lalu memeluk Natta erat, mengelus rambutnya pelan, dan juga mencium keningnya sesekali.

"Yang terpenting itu lo, kalau anak bisa bikin lagi, tapi kalau Lo susah cari penggantinya, di tambah abang lo pasti sangat sedih, lo keluarga dia satu-satunya yang tersisa, dan tentu saja banyak orang lain yang bakal sedih kehilangan lo termasuk gue," jelas Mattheo.

Natta menatap mata Mattheo yang juga tengah menatapnya, mendengar jawaban Mattheo ia jadi terharu. Natta memeluk Mattheo erat. "Makasih matt telah hadir di hidup gue,"

"Hmm tidurlah,"

_Mattheo_


Siang ini Natta dan Mattheo berkunjung ke rumah Natta. Regan menyambutnya dengan senang hati, berbagai makanan juga sudah tertata dengan rapi di meja makan. "Sini kalian makan dulu," ajak Regan.

Mereka lalu duduk berhadapan di kursi meja makan. Natta mengambilkan makanan untuk Mattheo dan Regan, baru dirinya sendiri. Mereka mulai makan dalam keheningan sampai Regan memulai percakapan.

"Gimana sama kandungan lo?" Tanya Regan.

"Alhamdulilah baik bang, udah mau masuk bulan ke 8 bang," jawab Natta.

Regan mengangguk. "Mattheo baik kan sama lo?"

Natta menelan makanannya lalu mengangguk pelan. "Baik kok,"

"Kalau dia kdrt sama lo bilang sama gue, nanti lo gue ambil balik,"

Natta yang mendengar itu mendatarkan wajahnya. "Gue bukan barang bang," kesal Natta.

Regan terkekeh pelan. "Iyee dah iyeee,"

Sedangkan Mattheo sendiri hanya diam menyimak. Regan menatap Mattheo lalu ber ucap. "adek gue lo kasih makan kan?"

Mattheo mendengus. "Kalau gak gue kasih makan gak mungkin segemuk itu," jawab Mattheo.

Natta yang mendengar itu menatap sinis suaminya itu. "Heh!! Orang hamil ya emang gini, gue gak gemuk ya tapi nambah berat badan, kalau gak ada anaknya di dalem sini ya pasti gue langsing," nge gas Natta.

"Bercanda Nat,"

Natta yang mendengar itu menginjak kaki Mattheo kesal lalu beranjak pergi dari sana. Regan yang melihat itu tertawa pelan. "Orang hamil gitu ya mat?" Tanya Regan.

"Gak orang hamil doang bang, semua juga gitu kalau di katain gemuk," ujar Mattheo.

Regan yang mendengar itu terdiam. Benar juga apa kata Mattheo. "Jagain adek gue ya Mat, jangan sakiti dia, dia orang paling berharga di hidup gue," ucap Regan

Mattheo mengangguk mantap. "Tentu bang,"

Regan lalu berdiri dari duduknya lalu menepuk pelan bahunya. "Gue ke ruang kerja dulu, kejar tuh bocah pasti ngambek masuk kanar, kamarnya ada di lantai dua paling pojok," ucapnya.

"Siap," ucap Mattheo lalu segera pergi ke lantai 2.

Tbc.

Balik lagi sama Mamat dan Nanat
Ada yang kangen??
Alurnya mungkin agak berantakan karena udah lama banget engga up.
Jangan lupa vote and comen see you di next chapter

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang