"Kenapa bisa sih Mattheo?!" tanya Mahesa tak habis pikir.
"Ya bisa," jawab Mattheo santai sembari memainkan handphone-nya.
Mahesa berdecak kesal melihat kelakuan anaknya. "Emang kamu gak pakek pengaman?"
Mattheo mendengus pelan. Sungguh Papanya ini kenapa seperti ini. "Menurut Papa?"
Mahesa menghela nafas. Sifat anaknya cukup membuat ia frustasi. "Baru juga kemarin Abangmu meninggal, sekarang malah nikahan,"
Mattheo menatap Ayahnya. "Pah," panggilnya.
Mahesa menoleh, menaikan sebelah alisnya.
"Papa gak marah?" tanya Mattheo sembari menyimpan handphone-nya di saku celana.
"Menurut kamu?" Mahesa menatap Mattheo. "Papa sebenarnya marah, tapi ya nasi sudah menjadi bubur, mau gimana lagi kan?. Walau begitu Papa juga bangga karena kamu mau bertanggung jawab atas kesalahan kamu," jelasnya menatap Mattheo teduh.
Mattheo terdiam. "Maafin Mattheo Pa,"
Mahesa mengangguk. "Besok kita lamar Natta,"
Mattheo mengangguk. Cowok itu lalu beranjak dari duduknya. Mahesa yang melihat gerak gerik Mattheo bertanya.
"Mau kemana?" tanyanya.
"Main," jawab Mattheo sembari memakai jaket hitam dengan lambang Gravitas di belakangnya dan ukiran namanya di bagian dada kirinya.
"Mau lamaran kok malah main, kalau besok kamu dah punya istri mau terus main gitu?" Eliana yang baru datang langsung menyabar.
"Mattheo usahain," ucap Mattheo lalu menyalami tangan kedua orang tuanya dan berlalu pergi menuju garasi motornya.
Mahesa dan Eliana yang melihat kelakuan Mattheo hanya bisa menggelengkan kepala. Perasaan Ardanta—Abangnya Mattheo tidak seperti itu sifatnya. Ardanta lebih ramah dan murah senyum.
Mattheo mengendarai motor sport hitamnya membelah jalanan ibu kota yang padat malam ini. Tujuanya sekarang adalah Warza atau Warung Zaenab—tempat biasanya Geng Gravitas nongkrong.
Sesampainya di sana Mattheo memakirkan motornya di depan warung, ada beberapa motor juga yang terpakir di sana milik teman-temannya.
"Anjir lo Mat, gak ngajak-ngajak kalau mau tanem bibit," ujar Nathan ketika Mattheo baru memasuki Warung.
Mattheo yang mendengarnya hanya diam, cowok itu mendudukan pantatnya di samping Galantra yang sedang merokok.
"Lo jadi trending topik seantero Perdana Mat," ucap Joko.
"Lo kok bisa sih kayak gitu?!" tanya Nathan tak percaya. "Mana bunting lagi," tuturnya.
"Bisa," jawab Mattheo.
"Rasanya mantap gak?" tanya Joko antusias. Cowok blasteran Jawa—Arab itu terlihat semangat menunggu jawaban dari Mattheo.
Nathan mengangguk setuju. "Gimana rasanya njir, gue jadi pengen," ucapnya. Sedangkan Mattheo menatap tajam Joko dan Nathan.
"Cerita," ucap Galantra melirik sekilas Mattheo.
Mattheo menoleh. "Kebablasan,"
"Gue serius," Galantra menatap tajam Mattheo memaksa cowok itu untuk menceritakan semuanya.
"Gue mabuk, terus kebablasan,"
Galantra mengangguk walau dalam hatinya ia tidak percaya dengan penuturan Mattheo. Tapi, ini sungguh aneh menurutnya, Mattheo itu belum pernah minum alkohol sama sekali, mencium baunya saja cowok itu mengeluh pusing, apalagi meminumnya.
"Lo kan gak bisa minum alkohol," ujar Garra yang baru saja datang dengan semangkuk mie panas.
Mattheo terdiam.
"Lo nyebunyiin sesuatu dari kita?" ucap Galantra curiga.
Mattheo teridiam sesaat. "Gue gak bisa cerita sekarang, sorry,"
Galantra mengangguk mengerti, dia tidak akan memaksa Mattheo. Biar Mattheo sendiri yang bercerita saat waktunya tiba.
"Angkasa kemana?" tanya Mattheo mengalihkan pembicaraan.
"Gak tau, paling bentar lagi dateng," ujar Garra.
"Pasti lagi adu bacot sama Zea bar bar itu. Mereka berdua kan tunangan," Joko menimpali.
"Ho.oh, padahal mereka kayak kucing sama anjing gak bisa akur bisa-bisanya mereka tunangan," ujar Nathan membuat Joko dan Garra mengangguk setuju.
"Eh btw bini Lo temennya si monyet Zea kan?" tanya Joko.
"Eh iya, gue gak kebayang sama persahabatan mereka gimana? Hancur kah?" tutur Nathan. Jika mereka bisa memaklumi Mattheo, tapi mereka tidak bisa menebak dengan persahabatan antara Natta, Zea, dan Joe. Kita do'akan saja semoga baik baik saja.
Tbc.
Maaf kalau ada typo dan kurang bagus atau gak nyambung. Jujur saja gue pusing Buat alur. Jangan lupa vote and comen. See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...