Pagi ini terasa berbeda. Karena Mattheo pagi-pagi sekali sudah menghilang entah kemana. Cowok itu tak memberi tau apapun soal kepergiannya. Dirinya yang baru bangun dari tidur pun dengan malas dan hati-hati pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi, ia malas untuk mandi di pagi hari ini. Selesai melakukannya Natta keluar dari kamar menuju dapur. Di meja makan pun tidak ada makanan. Dan dengan malas ia membuat susu ibu hamilnya sendiri. Dia akan meminum susu saja pagi ini.
Selesai meminum susunya Natta berfikir untuk pergi jalan-jalan sembari mencari sarapan untuk dirinya. Kakinya melangkah mengambil dompetnya lalu keluar dari apartemen. Matanya mencari-cari bubur yang biasanya ada di daerah apartemennya. Setelah menemukannya gadis itu segera duduk di salah satu kursi yang sudah di sediakan. "Mang buburnya satu," pinta Natta.
Mang ucup yang memang sudah kenal dengan Natta karena menjadi pelanggan setianyapun mengangguk paham. "Siapppp neng, bubur tanpa kacang kan neng?"
"Iyeee mang,"
Mang ucup dengan cekatan membuatkan pesanan Natta. "Gak sama den Mattheo?" Tanya mamang.
"Engga, ilang gak tau kemana," jawab Natta asal.
Mang ucup meletakan pesanan Natta yang sudah di buatnya lalu duduk di depan bumil itu. "Lahh emang gak ngasih tau perginya kemana?"
Natta yang sedang memakan buburnya hanya mengangguk. "Mang ucup lihat gak??" Natta yang baru menelan buburnya bertanya.
"Engga lah neng, kan tadi mamang nanya, kalau mamang gak nanya berarti mamang tau," jawab mang ucup.
Natta mengangguk, iya juga pikirnya.
"Kandungannya dah berapa bulan neng Natta?"
"Mau masuk bulan ke 8 mang, sebulan lagi brojol ini," ucap Natta.
"Wkwkwkwk ia pasti ganteng mirip den Mattheo," ujar mang ucup.
Natta yang mendengar itu terdiam. Dia hanya tersenyum kikuk saja membalasnya.
"Udah kepikiran namanya siapa neng?" Tanya mang ucup lagi.
"Belum sih, bagusnya apa mang? Rekomendasi dong,"
Mang ucup berfikir sejenak. "Muhammad ucup Ragaspati aja," jawab Mang ucup sedikit bercanda.
"Itu ada nama mamangnya,"
"Gak papa toh biar ganteng kayak mamang," ucap Mang ucup pede sembari tertawa pelan.
Natta tertawa geli mendengarnya. "Pede banget mamangnya mah,"
"Yang penting ganteng,"
"Sayang ganteng doang tapi jomblo,"
Mang ucup yang mendengar itu memegang dadanya dramatis. "Aduhh sakit banget hari mamang, mana fakta lagi,"
Natta yang mendengar itu tertawa. "Wkwkwwk makanya nyari dong mang, sama janda yang jualan es cendol aja,"
"Udah nikah Minggu lalu neng," ucap mang ucup mengsedih.
Natta menutup mulutnya tak percaya. "Masa?"
"Iya neng," mang Ucup lalu mengambil amplop dari atas gerobaknya lalu menyodorkannya ke arah Natta. "Nih undangannya,"
Natta menganbilnya lalu melihat isinya. "Lahh bener udah nikah, yaudah sih mang terima nasib aja,"
"Iya ini juga lagi menerima nasib," ucap mang Ucup galau.
Natta yang melihat itu terkekeh pelan. Di sisi lain Mattheo kini tengah berada di rumah sakit. Di depanya terdapat seorang perempuan yang tengah di obati lutut dan juga sikunya yang lecet. Perempuan itu Aila. Pagi-pagi sekali tadi jam 4 subuh cewek itu tiba-tiba menelponnya dan meminta tolong padanya karena ia mengalami kecelakaan. Katanya ia mengalami tabrak lari dan untungnya hanya terdapat lecet² di siku dan kakinya. Walau wajahnya juga ada sedikit luka di bagian pipi.
"Makasih ya Mat udah mau bantuin gue" ucap Aila.
Mattheo mengangguk lalu akan segera pergi dari sana karena hari ini jadwal ia kerja. "Gue pergi dulu," ucap Mattheo.
Aila segera menahan tangan Mattheo. "Tunggu boleh anterin gue pulang sekalian gak?" Pinta Aila.
Mattheo menghela nafas. Ia pun mengangguk saja biar segera selesai karena malas jika harus berdebat. Selesai membayar biaya rumah sakit dan obat mereka pergi menuju mobil Mattheo lalu masuk. Mattheo membantu memakaikan seatbelt karana memelihat gadis itu kesusahan.
Aila yang melihat itu tersenyum. "Makasih Mat,"
Mattheo mengangguk. Lalu melajukan mobilnya menuju apartemen Aila. Tentu saja Mattheo tau letak rumah Aila karena dulu ia sering menjemput abangnya. Sesampainya di sana Aila keluar dari mobil di bantu dengan Mattheo.
Lagi lagi sebelum Mattheo pergi Aila menarik tangan Mattheo lalu mengecup pipi cowok itu sekilas. "Makasih Mattheo" ucap Aila tersenyum manis
Mattheo yang mendapat perlakuan seperti itu menatap Aila tajam. "Jangan lancang Aila, lo tau gue udah punya Natta,"
"Tapi gue cinta pertama lo Mattheo," ucap Aila.
"Itu hanya cinta monyet gak jelas, jangan coba-coba lagi hubungin gue. Selain gue muak sama sifat lo, gue juga gak suka karena lo salah satu penyebab abang gue meninggal," jelas Mattheo emosi lalu memasuki mobilnya.
Mattheo melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh sedikit emosi. Ia akan segera pergi ke kantor walau hanya menggunakan kaos dan celana jins panjang saja. Sesampainya di kantor banyak sekali karyawan yang tengah sibuk sana sini, banyak telepon juga yang masuk, keadaan kacau. Dengan cepat Mattheo menuju kantor ayahnya. Di sana ayahnya pun sedang memijat kepalanya pusing.
"Ada apa Pah?" Tanya Mattheo.
"Ada banyak perusahaan yang memutus kerja samanya," jelas papa Mattheo.
"Kenapa bisa?" Tanya Mattheo.
"Duduk dulu Mat," titah Mahesa kepada anaknya. Mattheopun mengangguk lalu duduk depan ayahnya.
"Ada artikel yang menuliskan kalau Ardanta bunuh diri karena depresi memperkosa seorang gadis," ucap Mahesa tiba-tiba.
"Hah?!"
Mahesa lalu memperlihatkan artikelnya kepada Mattheo. Mattheopun membacanya tertulis di sana "Anak Sulung Pengusaha Sukses Mahesa Winata Memperkosa Seorang Gadis SMA". Mattheo yang membaca itu mengepalkan tangannya marah. Siapa yang berani-beraninya membuat artikel tentang ini
Sedang Mahesa menatap Mattheo. "Apa benar itu Mattheo?" Tanya Mahesa.
Mattheo yang mendengar pertanyaan dari ayahnya terdiam. Apakah ini saatnya ia membongkar semuanya?
Tbc.
Jangan lupa vote

KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Fiksi Remaja"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...