Suara adzan subuh berkumandang, Mattheo membuka matanya, padangan cowok itu lalu tertuju pada Natta yang memeluk lengannya erat, tak lupa bibir yang terbuka membuat sungai disekitarnya. Mattheo yang melihat itu hanya menghela nafas saja.
"Bangun," ujarnya sembari mengguncang badan Natta.
Natta yang emang dasarnya kebo masih tertidur nyenyak, tangannya malah meraba-raba perut Mattheo.
"Bangun Ta," ujarnya lagi lebih keras mengguncang cewek itu.
Natta yang merasa terusik menggeliat pelan. Bibirnya bergumam tak jelas. "Apa sih ah?!" kesalnya.
"Sholat," ucapnya. Cowok itu lalu berdiri pergi menuju kamar mandi. Tangannya sedikit basah karena jigong Natta yang menempel.
Natta yang sudah betul-betul sadar merasakan basah di sudut bibirnya, tangan cewek itu terangkat untuk mengelapnya lalu mencium baunya. "Aaaaaaaaaa," teriak Natta cewek itu langsung lari ngibrit menuju kamarnya sendiri.
"Mattheo kena jigong gue gak ya?"
"Kalau dia ilfil gimana?"
"Gak elit banget masa cerai gara-gara jigong,"
"Tadi gue tidur ama Mattheo?! OMG!!!"
Natta menutup wajahnya karena malu. Bibirmya tak henti-hentinya berbicara hal-hal yang tidak berguna. Cewek itu lalu tersadar dan pergi menuju kamar mandi untuk cuci muka dan ber wudhu.
Selesai sholat cewek itu memili untuk berdiam diri di dalam kamar. Malu untuk keluar. Bibirnya terus bergumam tidak jelas. Sampai jam 06.30 cewek itu masih mengurung diri di dalam kamar.
Tok tok tok
Itu Mattheo. Cowok itu terus mengetuk pintu kamar Natta. Sedangkan cewek itu masih diam duduk cemas, ia masih merasa malu. Apalagi ketika mengingat Mattheo tidur bertelanjang dada.
"Natta!!" geram Mattheo.
Natta yang mendengar itu segera pergi membuka pintu kamar. "Kenapa?" tanya Natta.
"Makan," ujar Mattheo lalu berlalu menuju meja makan. Natta mengikuti cowok itu, di sana sudah dua piring nasi goreng dan tak lupa satu gelas susu ibu hamil rasa stroberi.
Mereka duduk saling berhadapan. Natta mengunyah makanannya lambat tidak bernafsu, sedangkan Mattheo cowok itu sudah hampir menghabiskan makanannya.
"Matt!!" panggil Natta ketika Mattheo ingin menyuap satu sendok nasi goreng terkahir.
Mattheo menaikan satu alisnya.
"Mau itu," ujarnya malu-malu. Entah kenapa ia ingin sekali satu suapan terakhir dari Mattheo, sepertinya ia ngidam.
Mattheo menyodorkan sendoknya didepan Natta, dan di terima baik oleh cewek itu. Natta tersenyum senang. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaanya.
"Makasih," ucapnya.
Mattheo mengangguk, ia tak masalah. Cowok itu menegak habis minumannya lalu berdiri ingin berangkat sekolah.
"Matt," panggil Natta pagi.
Mattheo yang ingin pergi pun terurungkan. "Kenapa?"
Natta mengigit bibir bawahnya gelisah. Mattheo yang melihat itu menaikan sebelah alisnya. "Gue mau buah kersen yang ada di belakang sekolah," ujarnya menundukkan kepala.
"Oke," ucap Mattheo lalu berlalu pergi begitu saja.
Natta mendengus kesal dengan sikap Mattheo. "Ish nyebelin banget sih," ucapnya. Tangannya mengelus perutnya. "Jangan kayak Ayah kamu ya nanti besarnya, eh tapi kan dia bukan anaknya Mattheo," seketika Natta terdiam.
Tbc.
Jan lupa vote and comen. Gue lagi usahain up tiap hari kalau bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...