35

11K 376 9
                                    

Di depan UGD sudah ada orang tuanya dan teman-temannya dan juga Regan. Mattheo menjelaskan semua kejadiannya yang ia tau. Regan marah dan langsung memukuli wajah Mattheo tapi langsung di hentikan oleh Mahesa dan teman-teman Mattheo.

Mattheo masih menangis di pelukan Mamanya, begitu Regan yang terus mengelap air matanya. Natta adalah satu-satunya keluarga yang ia punya, dia takut Natta akan meninggalkannya seperti bundanya. Regan menatap pintu UGD yang masih tertutup padahal sudah 1 jam berlalu. Rasanya dia ingin mendobrak pintu itu lalu melihat kondisi adiknya saat ini.

Teman-teman Mattheo hanya bisa terdiam dan berdoa dalam hati meminta keselamatan kepada yang di atas.

3 jam berlalu dan dokter keluar dari ruang operasi. Dengan cepat Mattheo menghampiri dokter di ikuti semuanya. "Bagaimana kondisi istri saya dok?" Tanya Mattheo tak sabaran.

"Berterimakasih kepada yang di atas karena sudah menyelamatkan ibu dan juga bayi anda. Tapi karena bayi terlahir prematur, bayi sementara ini harus masuk ke inkubator dan mendapatkan perawatan khusus," ucap dokter.

Mattheo yang mendengar itu langsung bernafas lega. Mattheo langsung menangis sejadi-jadinya dia merasa lega. "Alhamdulillah,"

"Istri anda akan segera kami pindahkan ke ruang perawatan, kalau begitu kami permisi dulu," jelas Dokter. Mattheo mengangguk.

"Makasih dok" ucap Mama Mattheo.

"Sama-sama nyonya," lalu dokter itu pergi diikuti asistennya. Beberapa suster keluar dengan mendorong brankar yang berisi Natta.

_Mattheo_

Mattheo melihat anaknya, ah bukan anak dari kakanya yang tertidur pulas di dalam inkubator. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arah kepala bayi itu yang terhalang inkubator, ia mulai mengadzani bayi itu dengan bergetar. Walau itu bukan anak kandungannya tapi dia sudah menganggap bayi itu anaknya sendiri, karena selain itu amanah dari kakanya, dia yang menjaga bayi itu saat masih di perut Natta.

Selesai mengadzani Mattheo pergi ke ruang rawat Natta yang ternyata ibu muda itu sudah siuman. "Gimana keadaan lo Nat?" Tanya Mattheo lalu duduk di kursi sampai brankar Natta.

"Masih lemes dikit," jawab Natta.

Eliana yang mendengar Mattheo masih menggunakan lo-gue langsung memukuli anaknya itu. "matt kenapa masih pakek lo gue sih, kalian dah punya satu anak loh," ucap Eliana.

Mattheo mengaduh kesakitan. "Belum terbiasa Mama,"

"Biasain okey? Gak baik tau,"

Mattheo yang mendengar itu hanya mengangguk. Mattheo menatap Mama nya. "Mama sudah tau semuanya?" Tanya Mattheo tiba-tiba.

Semua yang ada di sana terdiam. "Sudah, Mama gak marah kok, Mama akan terima Natta seperti awal Natta jadi bagian keluarga ini," jelas Eliana. Natta yang mendengar itu tersenyum lega. Dia juga merasa bersalah atas apa yang terjadi, apalagi Ardanta yang tak mau bertanggung jawab dan memilih mengakhiri hidupnya. Mau marah kepada Ardanta pun percuma karena cowok itu sudah ada di atas sana.

"Kalau lo bang?" Tanya Mattheo kepada Regan.

"Gue juga udah tau semuanya. Makasih Mattheo udah mau bertanggung jawab, gue gak tau bagaimana kondisi Natta kalau seandainya lo gak bertanggung jawab atas perbuatan kaka lo," jelas Regan.

Mattheo mengangguk. Mattheo menatap Natta lalu memeluknya. "makasih Natt karena sudah bertahan, gue sayang banget sama elo," ucapnya.

"Iya sampai sayangnya Mattheo sampe nangis kejer kemaren hahaha" celetuk Joko. Dan diikuti tawa teman-teman, regan dan juga orang tuanya.

Mattheo yang mendengar itu menatap tajam joko. "Bangsat! Seminggu lagi gue tunggu di ring," ucap Mattheo.

Joko yang mendengar itu menelan ludahnya kasar. "AMPUM MATTT ENGGA ENGGA GUE BERCANDA TADI!!!"

Tbc.

Jangan lupa votenya gaysss
1 part menuju end

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang