"PARA SAKSI SAH?"
"SAH!!"
"Alhamdulillah,"
Satu kata yang membuat Natta meneteskan air matanya. Sekarang ia sudah sah menjadi istri seorang Mattheo Artha Winata, seorang wakil ketua Geng Gravista, yang dulu dia hanya tau hanya sebatas namanya saja, dan kini tak di sangka cowok yang menjadi incaran di SMA Perdana itu sudah sah menjadi suaminya.
Mattheo menatap Natta. Cowok itu lalu memasangkan cincin emas di jari manis Natta, begitupun sebaliknya. Cowok itu terlihat tampan dengan kemeja dan jas hitamnya. Begitupun dengan Natta, cewek itu terlihat cantik dan dewasa dengan balutan gaun pengantinnya.
Natta mencium punggung tangan Mattheo, sedangkan cowok itu mencium kening Natta, lalu bibirnya beralih ke arah ubun-ubunnya, meniupnya pelan lalu membacakan doa, sesuatu entah apa. Hanya Mattheo dan tuhan yang tau.
Di sana Mahesa tersenyum, begitupun Eliana wanita itu terlihat senang sekali. Hanya kerabat dekat dari kedua keluarga dan inti Geng Gravista saja yang di undang.
"SI MAMAT DAH KAWIN!!" teriak Joko tak tau malu.
"MAKAN-MAKAN KITA!!" Nathan menyahuti.
Galantra yang melihat kelakuan kedua temannya mengusap wajahnya malu. Bisa-bisanya dia berteman dengan dua kembar endan itu. Angkasa pun ikut memalingkan wajahnya malu. Sedangkan Garra terkekeh pelan melihat kelakuan teman-temannya. Kedua cowok itu memang tak waras.
"Gue punya salah apa sih?! Bisa-bisanya punya temen edan," gerutu Galantra.
Beberapa tamu undangan terkekeh melihat kelakuan mereka.
"Jok lo mau makan apa?" tanya Nathan sehabis melaksanakan sesi foto bersama kedua pengantin baru.
Cowok yang di tanya menoleh, lalu tertawa rendah. Tangan cowok itu dengan cekatan mengambil beberapa makan yang tersedia, hingga isi piring cowok itu terlihat tinggi seperti gunung. Nathan yang melihat itu tersenyum miring, lalu dengan cekatan pula cowok itu mengambil beberapa makanan yang tersedia. Mereka berdua lalu saling pandang dan tertawa.
Galantra, Angkasa, dan Garra yang melihat kelakuan kedua temannya dari atas panggung menutup wajah mereka malu. Jika tau akan seperti ini, mending tadi ia tak mengajak dua curut gila itu ke sini.
"Maafin mereka Mat, lo tau gimana kelakuan Joko sama Nathan," ucap Garra.
Mattheo mengangguk. "Sans," dia sudah biasa dengan kelakuan kedua temannya itu.
"Selamat," Galantra menjabat tangan Mattheo memberi selamat.
"Hm," dan hanya di jawab deheman saja oleh Mattheo.
"Samawa Mat, semoga langgeng," itu Angkasa. Cowok itu menjabat tangan Mattheo, lalu tersenyum tipis.
"WOY! KALIAN BERDUA KESINI!! MAKAN-MAKAN CUY!!" teriak Joko. Penampilan cowok blasteran Jawa-Arab itu terlihat berantakan, lengan bajunya ia gulung dan rambut yang tadinya tertata rapi kini terlihat berantakan.
Ketiga teman Mattheo yang masih di atas panggung hanya menutup wajahnya mereka malu. Natta terkekeh pelan, merasa terhibur dengan kelakuan mereka. Ternyata sosok yang selalu di takuti di SMA Perdana, ternyata tak semenyeramkan itu.
"Anjing malu-maluin," umpat Galantra.
_Mattheo_
Natta melepas pelukan Regan. Cowok dengan jas hitamnya itu terlihat berat melepas Natta—adik satu-satunya. "Lo gak mau gitu tinggal di sini aja? Gue takut lo kenapa-napa, cuma elo yang gue punya sekarang," ujar cowok itu.
Natta terkekeh lalu menggeleng. Matanya berkaca-kaca, begitupun Regan. "Nanat bakal ikut suami Nanat, Nanat janji bakal sering-sering main kesini. Makanya Bang Regan cepet-cepet nikah, biar gak sendiri,"
"Sialan," umpat Regan. Cowok itu lalu memeluk Natta lagi untuk terakhir kalinya. "Kalau ada apa-apa ngomong sama gue," ucap Regan sebelum cowok itu melepaskan pelukannya. Seperti yang sudah di pinta Mattheo, Natta akan tinggal dengannya di apartemen cowok itu.
Natta mengangguk. Natta lalu beralih ke arah Eliana, wanita itu tanpa aba-aba langsung memeluk Natta. "Sering-sering ya main ke rumah Mama,"
Natta mengangguk. Dia sudah lama tidak merasakan dekapan hangat ini, airnya meluruh seketika, ia teringat akan mendiang Ibunya.
Natta melepaskan pelukannya, menatap Mahesa. Sedangkan Mahesa, lelaki itu mengelus rambut Natta pelan lalu tersenyum. "Betah-betah ya sama anak Papa, dia emang kayak gitu orangnya," tutur Mahesa.
Natta yang mendengar itu mengangguk mengerti apa maksud dari Mahesa.
"Natta pamit ya. Assalamualaikum," ucap Natta sebelum mobil yang di naikinnya melaju pergi meninggalkan halaman hotel yang menjadi tempat acara di langsungkan.
Sekarang hidupnya sudah berbeda. Ia sekarang sudah menjadi milik orang lain, milik seorang Mattheo. Natta melirik Mattheo sebentar merasa canggung dengan seuasana ini.
Mattheo memakirkan mobilnya di basement gedung apartemen. Cowok itu lalu keluar tanpa berbicara atau menoleh sedikitpun kepada Natta.
Mattheo melangkahkan kakinya meninggalkan Natta sendiri di dalam mobil, Natta yang panik langsung keluar dari mobil, ngambil kopernya yang berada di kursi belakang, lalu lari mengejar cowok itu.
Sedangkan Mattheo, cowok itu terus berjalan tanpa mempedulikan Natta sedikitpun. Natta mengekori cowok itu, tanganya menggerer kopernya.
Mattheo memasuki lift, dan lagi-lagi Natta hanya mengekori cowok itu. Di dalam lift pun kedua sijoli itu tak sama sekali berbicara. Hanya keheningan di antara mereka.
Pintu lift terbuka, Mattheo keluar dari dalam lift begitupun Natta yang sedari tadi mengekori cowok itu. Langkah Mattheo terhenti di pintu nomer 56. Menekan beberapa angka dengan cepat lalu membukanya.
Mattheo masuk, begitupun dengan Natta. Langkah Mattheo berhenti begitupun Natta. "Ada dua kamar, gue yang sebelah kanan, dan lo yang sebelah kiri," ucap cowok itu lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju kamarnya. Menutup pintu meninggalkan Natta yang masih berdiri anteng.
"Kayaknya gue harus nyetok banyak sabar buat ngadepin si kulkas 100 pintu," monolog Natta.
Tbc.
Gaje banget dah. Part terpanjang weh. Gw bingung banget sebenarnya, kek gak nyambung gitu.
Jangan lupa vote and comen
Lanjut gak nih??
![](https://img.wattpad.com/cover/300488368-288-k521780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Подростковая литература"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...