Natta memasuki kamar Mattheo, kamar dengan nuansa hitam dan abu-abu, terlihat elegan, tak lupa bau khas Mattheo yang menyebar di seluruh kamar.
Mattheo merebahkan dirinya di kasur, sedangkan Natta melihat-lihat isi kamar Mattheo. Matanya tertarik pada sebuah foto dua anak kecil tengah tersenyum manis memperlihatkan gigi ompongnya.
Mattheo yang melihat itu menghampiri Natta. "Itu foto gue sama Bang Arda," ujarnya. "Yang sebelah kiri Bang Arda,"
"Tidur udah malem Nat," ucap Mattheo mencoba mengalihkan perhatian Natta.
Natta mengangguk lalu berbarik di ranjang diikuti Mattheo. Natta menatap Mattheo dari bawah. Sungguh, Mattheo terlihat sangat tampan sekali.
"Matt," panggil Natta pelan.
Mattheo yang sudah memejamkan matanya membuka kembali matanyam. "Hm?"
"Kalau bayi ini lahir, lo gak bakal ninggalin gue kan?" Tanya Natta.
"Engga," jawab Mattheo.
"Mami sama Papi udah tau kalau ini bukan anak lo?" tanya Natta lagi.
"Belum,"
"Lo gak mau kasih tau mereka yang sebenarnya?"
"Nanti,"
Natta diam beberapa saat, sebelum dia berucap lagi. Pikirannya masih kemana-mana."Kalau lo besok-besok ketemu orang yang lo suka, bilang aja ya," ucap Natta tiba-tiba.
"Iya,"
"Lo nikahin dia nanti, gue tau kok gue nyusahin, gue juga suka bikin lo repot mulu', gak bisa dewasa, masih suka kayak anak kecil, setelah di pikir-pikir lagi, lo juga butuh kebahagiaan, gak terjebak sama gue terus," ujar Natta panjang lebar.
"Diem bisa?!" bentak Mattheo.
Natta yang mendengar itu tersentak kaget. Bibirnya langsung mengatup. Natta menunduk memilin tangannya satu sama lain.
Mattheo menghela nafas. "Gue nikahin lo kerena ke inginan gue, jadi stop bilang kayak gitu. Gue udah mantepin diri gue buat sama lo, gak usah mikir yang aneh-aneh. Sekarang tidur! Gue seneng kalau lo repoti. Paham?!" ucapnya tegas.
Natta menganggukan kepalanya. "Maaf," ucapnya.
Mattheo mengangguk lalu mendekap tubuh kecil Natta. "Sekarang tidur," titah Mattheo.
Natta menganggukan kepalanya. Tangannya lalu menyentuh telinga Mattheo seperti biasanya. Mattheo ikut memejamkan matanya sembari mendekap erat tubuh Natta.
_Mattheo_
Pagi ini di kediaman Tuan Mahesa tengah ricuh karena semua kerabat tengah berkumpul bersama. Natta yang baru turun merasa tidak enak karena tidak ikut bantu-bantu memasak untuk sarapan kali ini.
"Maaf Mi, Natta gak bantu-bantu tadi buat masak," ucap Natta merasa tidak enak.
Eliana tersenyum. "Gak papa, duduk aja, lagian kamu juga gak boleh capek-capek," ucap Eliana. "Oh ya Mattheo belum bangun?"
"Udah Mi, lagi mandi sebentar lagi turun," ucap Natta.
Eliana lalu mengangguk dan segera menata masakannya. Natta yang tak enak ingin membantu Eliana, tapi Eliana menolaknya. "Kamu duduk aja, nunggu Mattheo," ujar Eliana.
Natta tersenyum tak enak lalu menuruti perintah Mama mertuanya itu.
Semua telah siap, mereka sudah duduk di tempat masing-masing, begitupun dengan sepupu-sepupu Mattheo, hanya kurang Mattheo saja.
Tak lama Mattheo turun dari tangga, bukan sendiri melainkan dengan Aila. Cewek itu tersenyum manis seraya menyapa keluarga besar Mattheo. Sedangkan Mattheo sendiri segera duduk di samping istrinya.
Aila mendudukkan dirinya di samping Mattheo, lalu menatap Natta dengan senyum manisnya.
"Nah sekarang kan udah lengkap, ayo sarapannya di mulai," ujar Mahesa.
Semuapun mulai mengambil makanan keinginan mereka. Natta melirik Aila yang tengah menuangkan nasi ke piring Mattheo, bumil itu mendengus kesal. "Gajen banget sih si Aila," batinnya berteriak kesal.
Natta menatap Mattheo yang hanya diam saja. Cowok itu terlihat biasa saja, menolak pun tidak. "Kenapa juga Mattheo cuma diam aja," batinnya bertambah kesal.
Natta menatap Mattheo yang tengah memakan makanannya santai. Tangan kanan Natta menoel lengan Mattheo. Cowok itu lantas menatap Natta, menaikan sebelah alisnya bertanya.
"Mau itu," ucapnya menujuk makanan yang di makan Mattheo.
Mattheo yang mendengar itu paham, lalu menyodorkan sesendok nasi beserta lauknya ke arah Natta. Natta sontak tersenyum bahagia, mulutnya lalu terbuka lebar siap menerima suapan Mattheo.
Seketika meja ricuh oleh goda-godaan dari sepupu-sepupu Mattheo. "Gini ye nasib jomblo, cuma bisa ngeliat ke-uwuan seseorang," ucap Galang.
"Mah aku iri, cepet cariin aku jodoh Mah," ujar Vero.
"Lama-lama gue pindah planet aja," Setya menimpali.
Mattheo hanya menatap datar sepupu-sepupunya itu. Malas untuk meladeni mereka.
Diam-diam Natta melirik Aila yang hanya diam saja. Natta terus mengunyah dengan Mattheo yang menyuapinya.
"Jaman sekarang sama jaman dulu beda ya, mana ada dulu Mami di suapin gitu, elus perut Mami aja gak pernah," ujar Eliana membuat satu meja tertawa.
"Kan Papi sibuk kerja Mi buat lahiran Mami," ucap Mahesa menyahuti.
"Hilih,"
Tiba-tiba Aila berdiri. "Maaf semua, Aila harus pergi, Aila ada janji soalnya," ucap cewek itu tersenyum manis.
"Iya gak papa Aila, kapan-kapan kesini lagi ya," ucap Eliana. Lalu Aila segera pergi dari sana setelah pamit dengan semua.
Tbc.
Jujur banget gw pusing sama alurnya😭😭
Jarang up jg gwnya. Gw aja sampek lupa alurnya.Ini mau next atau udh aja?
Comen dong comenOh ya disini ada gak yg baca cerita gw tuh cowo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...