06||BK

33.5K 1.1K 2
                                    

Kini suasana di ruang BK begitu menegangkan. Regan menatap tajam Mattheo yang berada di sebrangnya. Wajah cowok itu di penuhi lebam, walau begitu wajah cowok itu masih saja datar.

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Pak Hendra selaku kepala sekolah.

"Bajingan ini menghamili adik saya Pak," ucap Regan tajam menujuk wajah Mattheo dengan jari telunjuknya.

Pak Hendra mengangguk mengerti."Saya sudah memanggil kedua orang tua Mattheo, lebih baik masalah ini diselesaikan dengan cara kekeluargan,"

Beberapa saat kemudian seorang pria dan wanita sekitaran umur 40th yang masih terlihat gagah dan cantik datang.

Mahesa—Ayah Mattheo duduk disamping anaknya itu, diikuti Eliana—Ibu Mattheo. Pria berkepala empat itu menatap anaknya sekilas, lalu menatap Natta yang berada di sebrangnya. Cewek itu sedari tadi hanya memunduk tak berani mendongakkan kepalanya.

"Sebenarnya ini ada apa?" tanya Mahesa.

Pak Hendra menghela nafas. "Saya harap Pak Mahesa mengontrol emosi Bapak," ucap Pak Wasil.

Mahesa diam menunggu Pak Hendra melanjutkan bicaranya.

"Gini Pak, Anak Bapak menghamili Natta salah satu siswi di sini," jelas Pak Hendra.

"Apa benar Mattheo?" Mattheo yang di tanya hanya mengangguk.

Bugh

Seketika satu tinjuan dari Mahesa mendarat mulus di pipi kiri Mattheo. Mattheo yang mendapat serangan mendadak dari Ayahnya meringis pelan.

Eliana yang mendengar itu seketika menangis, wanita  itu segera berjalan menuju Natta lalu memeluknya. Merasa kasihan dengan nasib Natta, dan itu karena ulah anaknya sendiri.

"Maafin anak tante ya, tante minta maaf sebesar-besarnya. Maafin anak tante," ucap Eliana mengelus puncuk kepala Natta pelan. Di usia muda yang harusnya di gunakan untuk bersenang-senang malah harus mengurus janin yang di kandungnya.

Natta hanya diam. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa Mattheo mau bertanggung jawab padahal bakan ia yang melakukannya.

Natta yang ingin menjelaskan seketika diam ketika melihat tatapan tajam Mattheo.

Mahesa menatap Regan. "Tenang saja, anak saya akan bertanggung jawab atas perbuatannya, saya akan datang besok untuk melamar Natta dan segera menikahkan mereka," jelas Mahesa.

Regan mengangguk. "Saya tunggu kedatangannya,"

_Mattheo_

"

Makan Natta, lo dari tadi belum makan, kasihan bayinya," ucap Regan.

Cowok dengan kaos oblong itu mengetuk beberapa kali pintu kamar adiknya. Tangannya membawa napan berisi sepiring nasi beserta lauknya dan segelas susu.

Tak ada sahutan.

Regan menghela nafas. Sudah beberapa kali cowok itu membujuk adiknya, tapi tak ada sahutan satupun dari dalam.

Karena khawatir, Regan segera membuka kamar Natta yang terkunci dengan kunci cadang yang selalu ia simpan di kamarnya.

Cklek

"Gue masuk ya Nat," Regan memasuki kamar adiknya.

Terlihat sebuah gundukan di atas ranjang yang ditutupi selimut.

Regan meletakan napan di atas nakas yang berada di samping tempat tidur. Tangan kekar Regan mengelus gundukan berbalut selimut itu.

"Makan dulu Nat, lo gak kasihan sama bayinya?" bujuk Regan.

Natta hanya diam.

Regan menghela nafas. "Maafin gue tadi, gue emosi dan bikin lo malu," ucapnya.

"Jangan lupa di makan ya, gue pergi dulu," ujar Regan sebelum menutup pintu.

Natta membuka selimutnya, menatap makanan yang di bawakan Regan.

"Gue minta maaf Bang,"

Tbc.

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang