Saat ini Natta sedang dalam perjalanan pulang bersama Mattheo. Suasana di dalam mobil sunyi, Natta yang malas berbicara dan Mattheo yang tak tau ingin berbicara apa.
Suasana terasa canggung sekali. Mattheo berdehem pelan. "Mau makan sesuatu?" Tanyanya.
Natta menggelengkan kepalanya. Pandangan matanya juga masih ke arah luar menikmati suasana sore hari ini. Mattheo yang melihat respon Natta menjadi terheran-heran. Seperti yang kalian tau, Natta sangat cerewet, tapi lihatlah sekarang? Bumil itu sekarang hanya diam saja.
Sesampainya di basement apartemen Natta pun masih diam, di dalam lift pun sama, sampai akhirnya ketika Natta ingin masuk ke dalam kamar, Mattheo langsung menahan lengannya. "Why? Ada kejadian yang gak enak tadi? Kenapa daritadi diem aja??"
"Engga kok, perasaan lo aja, biasanya gue juga gini," ujar Natta. Setelah itu gadis itu memasuki kamarnya.
Mattheo yang melihat itu menghela nafas saja. Dirinya segera memasuki kamarnya untuk mandi.
Seperti aktifitas malam sebelumnya. Sehabis makan malam, pasti dua sejoli itu akan menghabiskan waktu di depan layar televisi atau menonton film bersama, tapi Natta langsung memasuki kamarnya setelah makan malam selesai. Membuat Mattheo semakin heran. Apakah ada sesuatu kejadian yang buruk? Itulah yang ada di pikirannya.
Setelah menunggu 30 menit dan tidak ada tanda-tanda Natta keluar kamar, Mattheo segera memasuki kamar Natta dengan kunci cadangan, selain itu cewek itu belum meminum susu ibu hamilnya.
Mattheo membuka pintu kamar pelan, terlihatlah Natta yang sedang memeluk lututnya sembari menangis sesenggukan. Pundaknya bergetar kencang dan bibir bawahnya di gigit mencoba merendam suaranya.
Mattheo yang melihat itu segera menghampiri Natta. Memeluknya pelan dari belakang. Natta tersentak kaget, mungkin karena dia terlalu fokus pada tangisnya hingga tidak menyadari ada orang yang masuk kedalam kamarnya.
Mattheo mengelus rambut Natta pelan sembari ia ciumin mencoba menenangkan. "Ada apa hm? Kenapa nangis? Coba cerita," ujar Mattheo.
Natta hanya diam tak merespon apapun tapi tangisnya mulai reda. Mattheo membalikkan badan Natta yang memunggunginya, ia menatap mata Natta yang juga tengah menatapnya. Bibirnya yang masih bergetar pelan, wajah basar karena air mata dan berkeringat, mata sembab dan juga hidung merah. Cowok berbalut kaos hitam itu lalu mengangkat tangannya untuk menghapus sisa air mata dari wajah Natta.
Mattheo menatap Natta dalam. "Udah tenang sekarang??" Tanya Mattheo.
Natta mengangguk pelan setelah menarik nafas dan membuangnya pelan. Ia menatap Mattheo yang juga tengah menatapnya. "U-dah," ucapnya.
Mattheo lalu mengangguk. "Coba cerita kenapa kamu nangis, ada yang bikin kamu kesel? Atau tadi pas ketemu sama temen kamu ada kejadian buruk? Coba cerita pelan-pelan saja, jangan nangis sendiri kayak gini. Jangan pendam sendiri dan bikin kamu stres, kasian juga dede bayinya kan?"
Natta yang mendengar penuturan itu menangis kembali. Mattheo yang melihat itu dengan sigap memeluk Natta. Mengelus pelan punggungnya. Beberapa menit kemudian Natta mulai bisa mengatur nafasnya dan tenang, cewek itu lalu mendongak menatap Mattheo. Mattheo ikut menatap Natta.
Natta mengatur nafasnya. Lalu memantapkan hatinya untuk membicarakan apa yang mengganggu pikirannya. "Tadi siang gue ngeliat kotak yang isinya surat sama foto lo sam kak Aila, dia cinta pertama lo. Apa selama ini lo terpaksa nikahin gue? Lo suka kan sama kak Aila? Kenapa gak nikahin dia aja? Kok malah tanggung jawab ke gue yang jelas jelas bukan perbuatan lo? Atau lo kasian sama gue? Apa sebenarnya alasan lo mau tanggung jawab? Apa karena di suruh sama Abang lo? Kalau mau cerai sekarang gue siap Matt, karena gue sadar, gue juga telah ngehancurin masa muda lo, cita-cita lo mungkin, dan juga reputasi lo," jelas Natta mengeluarkan semua unek-uneknya.
Mattheo menatap Natta. "Udah di keluarin semua? Atau masih ada lagi?" Tanyanya. Natta menganggukan kepalanya pertanda ia sudah mengeluarkan semua yang ada di pikirannya.
"Okey gue jawab ya," Mattheo menarik nafas lalu menghembuskan pelan. "Pertama gue gak terpaksa nikahin lo sama sekali, ke dua ya gue emang suka sama Aila tapi itu dulu dan sekarang gue udah gak suka sama sekali, ke tiga gue tanggung jawab ke elo bukan karena kasian, engga sama sekali jadi stop berpikir seperti itu lagi. Dan jangan lagi-lagi lo bilang cerai lagi sama gue Natta! Pernikahan ini gak akan pernah ada kata cerai, gue mau tanggung jawab juga karena gue mau, gue juga mau pernikahan ini untuk satu kali seumur hidup, jadi gue mohon jangan pernah berpikir untuk cerai sama gue. Paham?"
Natta yang mendengar itu mengangguk pelan. Mattheo menghela nafas lalu beranjak dari duduknya keluar dari kamar. Beberapa saat kemudian cowok itu kembali dengan susu ibu hamil dan segera menghampiri Natta.
"Ini di minum dulu," Mattheo menyodorkan gelas yang berisi susu ibu hamil itu, lalu membantu Natta untuk meminumnya. Setelah selesai Mattheo meletakkan gelasnya di samping nakas. Cowok itu lalu ikut menaiki kasur lalu menuntut Natta untuk berbaring, ia pun juga ikut berbaring lalu memeluk Natta erat.
Natta mendongak kepalanya menatap Mattheo. Mattheo yang merasakan pergerakan dari Natta berucap. "Tidur Nat," titahnya. Natta yang mendengar itu langsung mengamankan posisinya lalu segera menutup matanya pelan karena mengantuk dan juga cape efek dari menangis.
Mattheo yang sudah mendengar dengkuran halus dari Natta tersenyum simpul. Ia lalu mencium pelan kening Natta lalu berbisik pelan. "Gue sayang sayang banget sama elo, jangan bicara gitu lagi ya," ucapnya. Lalu Mattheo semakin mendekap tubuh Natta dan ikut memejamkan matanya pergi ke alam mimpi.
Tbc.
Hallooo kembali lagi sama cerita Mamat. Astaga udah lama banget gak up ya wkwkwkw, sorry ya kawan kawan dan pencinta mamat udah nunggu lama.
Kayaknya part ini agak aneh dan juga kaku, soalnya authornya juga udah lama gak nulis, maklumi ya. Thank you juga buat pembaca setia Mamat atau yang masih nungguin, gue makasih banget apalagi ini udah 200rb lebih gak nyangka banget. Luvv luvv banyakk buat kalianUntuk part selanjutnya apakah ada yang pengen tambah bucin atau ada konflik lain? Atau adem ayem aja sampe babynya lahir???
Jangan lupa tekan bintang dan komen ya gayss
Thank youuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...