22||

23K 945 126
                                    

Natta mendengus kesal. Setelah sarapan, tadi Natta dan Mattheo izin untuk pulang, tapi bukannya pulang ke apartemen, Mattheo malah membawanya ke basecamp tempat biasa geng Gravitas kumpul.

Di dalam hanya ada laki-laki saja, tapi untung saja mereka dengan peka langsung mematikan rokok mereka masing-masing.

"Matt ayo pulang," rengek Natta.

"Bentar, lo main aja sama yang lain dulu," ujar Mattheo lalu mengikuti Galantra yang memasuki sebuah ruangan.

Natta menatap teman-teman Mattheo yang tengah bermain ular tangga. Dengan tidak sopannya, cewek berbalut Hoodie berwarna coklat itu duduk di tengah-tengah mereka. "Gue mau ikut, yang gak setuju buang aja ke kali," ujar Natta.

Joko yang tengah asik bermain mendengus kes. "Nanti dulu ah, ini kurang sedikit lagi gue menang,"

"Pokoknya gue mau ikut main," ujar bumil itu. "Ulang dari awal cepet!" Titahnya.

Mereka semua menurut, daripada nanti Natta mengadu pada Mattheo. Mereka mengulang lagi permainan mereka.

Natta terlebih dahulu berjalan, lalu di susul Joko, selanjutnya Garra, dan yang terakhir Reno salah satu anggota Gravitas.

Beberapa menit setelahnya, Natta mendengus kesal. Bibirnya melengkung ke bawah. "Kok gue kalah, kalian menang, gak adil banget," ujar Natta.

Joko yang mendengar itu menoyor Natta. "Adil ya, lo nya aja yang kurang hoki,"

"Tau dah, beliin gue sate 10 bungkus," ujar Natta.

Nathan yang baru keluar dari dapur seketika mendengar itu menampol kepala Natta. "Ini nih ciri-ciri Manusia kagak tau diri,"

"Gue ngidam loh, kagak ada yang mau nurutin?" Ucapnya berkaca-kaca. Tangannya mengelus pelan perutnya yang membuncit.

Garra yang mendengar itu mengalah, cowok itu berdiri dari duduknya lalu mengambil kunci motornya. "Kalian mau titip gak? Biar gue yang beliin," ujar Garra.

Natta yang mendengar itu tersenyum senang. Tangannya bertepuk tangan meriah. "Aaaaa makasih Garra, lo emang teman terbaik gue,"

Garra hanya berdehem saja.

"Samain aja, tapi tambah gorengan ya," ujar Joko.

Garra lalu mengangguk dan pergi untuk mencari pesanan Natta dan teman-temannya.

Natta menatap Joko lamat-lamat. Joko yang di tatap seperti itu tersenyum angkuh. "Iya tau gue cakep Natt, jangan ngeliatin gue segitunya," ucap Joko percaya diri.

"Rambut lo kalau di cat rainbow kayaknya bagus deh, gemessss," ucap Natta.

"Eh anjir, kagak mau gue," tolak Joko.

"Aneh-aneh aja sih lo ngidam," ujar Nathan.

"Aaaaa ya Jok, rambut lo semir Rainbow ya?" Ucapnya memelas.

"Gak! Nanti jiwa manly gue ilang lagi,"

"Halah lo lembek gitu, manly dari mana?"

Joko yang mendengar penuturan dari Nathan mendengus kesal. Tangannya menabok kepala Nathan hingga cowok itu terhuyung ke depan. "Anjir! Gw maly gini di katain lembek, tawuran juga maju paling depan, sekali pukul 10 musuh langsung KO,"

"Bukannya elo yang KO ya, sekali pukul langsung tepar," ucap polos Natta.

"Eh Nat anjir, itu sih elo,"

"Main-main sama gue Jok? Gue aduin Mamat nih," ujar Natta.

"Iye iye gue ngalah, dasar ngaduan kayak bocil," dengus Joko.

"Terserah gue dong, iri bilang babi,"

"Lo tuh yang babi bangsat," umpat Joko emosi.

Natta menatap Joko, bibirnya melengkung ke bawah, matanya pun sudah berkaca-kaca. "Lo ngatain gue babi? Jahat banget,"

Joko yang mendengar itu langsung gelagapan sendiri. "Kagak anjir, cuma bercanda doang Nat, jangan nangis dong," ucap Joko mengelus punggung Natta mencoba menenangkan.

Natta menghempaskan tangan Joko. "Gak usah pegang-pegang gue!" Sentak Natta.

Joko yang melihat reaksi Natta tambah gelagapan, Nathan yang melihat kejadian itu tertawa terpingkal-pingkal. Komuk ketakutan Joko begitu kocak menurutnya.

"Nih Matt, bini lo di usilin sama Joko!" teriak Nathan.

Joko yang mendengar itu semakin gelagapan. Takut Mattheo membogemnya.

Tak lama dari itu Mattheo keluar dengan Galantra. Natta yang melihat itu segera berhamburan ke pelukan Mattheo. Mengadu tentang apa yang di katakan Joko tadi.

"Matt!! Huwaaaaaaa! Tadi Joko ngatain gue babi sama bangsat masa', jahat banget," adunya seperti anak kecil.

Mattheo yang mendengar itu menatap tajam Joko. "Besok jam 8 pagi gue tunggu di Ring," ucap Mattheo.

Joko yang mendengar itu langsung gelagapan. "Jangan lag Matt, gue cuma bercanda yakin, itu juga bini lo dulu yang mulai,"

"Gak peduli," ucap Mattheo. Tangannya mengelus rambut Natta menenangkan.

"Kalau bukan bininya Mattheo udah gue habisin lo," gumam Joko yang masih bisa di dengar Mattheo.

"Berani lo?!"

"Kagak Matt, suwerr," ucap Joko cepat-cepat.

"NATTA!!" Teriak seseorang. Membuat Natta menegang seketika.

Tbc.

Wahh up nih udh lama
Gw kgk konsisten banget njirr
Tapi emang susah banget buat alur tuh, buat ke endingnya tuh susah.
Bye itu aja, jangan lupa next and comen
Oh yang kalau ada saran atau masukan silahkan
Jujur aja gw juga butuh bantuan

Mattheo [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang