Natta membuka matanya ketika merasa dingin di tubuhnya. Bibirnya gemetar ketika mengingat semua yang terjadi tadi malam.
Tangan mungil Natta memukul-mukul kepalanya mencoba berfikir ini hanyalah mimpi. Tapi, nyatanya itu hanya pikirannya saja, ketika dirinya tak sengaja melihat noda darah di kasur, dirinya yakin bahwa kejadian itu benar-benar terjadi.
Seketika Natta menangis sejadi-jadinya. Bibirnya terus bergumam kata maaf dan maaf.
Dunianya seakan hancur. Dirinya sudah tak suci lagi, keperawanannya di ambil bukan dengan suaminya sendiri, tapi entah dengan siapa.
Lelaki itu sudah pergi dengan meninggalakan sejumlah uang. Ia menyalahkan dirinya sendiri, kenapa ia begitu lemah?.
Dengan tertatih Natta mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Memakai Hoodie dan celana piaman nya, sedangkan pakaian dalamnya entah hilang kemana.
Natta keluar dari tempat haram itu dengan tertatih-tatih. Rambutnya berantakan dengan wajah berlinang air mata, jika seseorang melihatnya pasti ia di katakan gila.
Natta segera memberhentikan sebuah taxi ketika melintas di depannya.
_Mattheo_
Natta menatap heran rumahnya ketika sebuah bendera kuning ada di depan rumahnya. Rumahnya pun sudah di penuhi oleh warga komplek.
Natta melangkah ragu memasuki rumahnya. Tangannya bergetar ketika melihat Abang nya tengah terduduk menangisi orang yang terbaring kaku dengan kain putih yang menutupi tubuhnya. Itu Bundanya.
Apalagi ini? Sudah cukup tadi malam, sekarang apalagi?.
Regan yang melihat adiknya hanya diam berdiri di depan pintu menghampirinya.
Plak
"Kemana aja lo anjing?! Bunda meninggal, dan lo gak ada di rumah, gue telfon lo gak di angkat, gue telfon temen lo juga pada gak tau, kemana aja lo hah?!" bentak Regan kalap.
Natta tak bereaksi, dia hanya diam dengan pandangan kosong. "Bang! Ini mimpi kan Bang, itu bukan Bunda kan Bang? Iya kan?" tanya Natta lirih terdengar pilu.
"ITU BUKAN BUNDA KAN BANG?! BUKAN KAN?!" teriak Natta.
Regan yang melihat adiknya seperti itu memeluknya erat. Tangan besar milik Regan mengelus rambut berantakan Natta.
Natta menangis sejadi-jadinya. Tanganya memukul-mukul dada bindang Regan tak percaya dengan semua ini. Dunianya hancur saat ini.
"Hiks... Bunda hiks... Bunda, maafin Natta Bunda hiks... Maafin Natta karena gak ada saat terakhir Bunda ada di dunia ini," ucapnya terus meminta maaf.
Bundanya mengalami sakit kangker stadium 4, kemarin keadaan Bundanya mulai membaik, tapi takdir berkata lain, Bunda Natta meninggal saat pukul 04.35 dini hari.
Sanak sodara yang datang ke rumah Natta dan Regan menatap iba kakak beradik itu. Ayahnya entah kemana, setelah perceraian itu, Ayahnya tidak pernah datang menemui mereka lagi.
Natta melangkah menghampiri jenazah Bundanya, tangannya gemetar saat tanganya menyentuh wajah pucat yang selalu tersenyum untuknya.
"Maafin Natta Bunda, Maafin Natta," ucap Natta dengan isakan. Bibirnya mencium kening Bundanya untuk terakhir kalinya.
Natta tersenyum, menatap Bundanya untuk terakhir kalinya. "Semoga Bunda tenang di sana," ucap Natta sebelum kegelapan menghampirinya.
Tbc.Hueeeee bingung, berantakan banget ketikanya. Pusing buat alur. Hueeeeeeeeee😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattheo [ END ]
Teen Fiction"SIAPA YANG HAMILIN ADIK GUE?!" "JAWAB!!" "Gue," ........... Mattheo Artha Winata, sang wakil ketua Geng Gravista, bersifat dingin, cuek, dan pelit ekspresi. Cowok yang tidak pernah terlihat berdekatan dengan seorang cewek manapun, kini tiba-tiba sa...