Flora menatap pigura foto yang terpajang rapi di kamarnya.
Itu fotonya dan keempat sahabatnya yang diambil beberapa tahun lalu saat graduasi SMP.
Jemarinya berjalan menyentuh kaca pigura. Lalu langkah jarinya terhenti di satu titik. Titik potret wajah itu ada. Wajah tampan dengan mata tajam dan garis rahang kokoh.
Ia tersenyum, menatap foto orang itu dalam, "Kalau aja, aku ga pernah mulai untuk menyukai kamu, Vit," ucapnya. "Mungkin kita ga akan sesulit ini sekarang. Atau tepatnya aku?"
Sekali lagi gadis itu tersenyum. Lalu ia letakkan foto itu ke tempat asalnya dan mulai merebahkan dirinya di atas kasur.
Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, bahwa menyukai sahabat sendiri itu sesakit ini.
Mungkin tepatnya, menyukai sahabat sendiri yang juga disukai oleh sahabatnya.
Namun nyatanya, tidak ada perasaan yang bisa kita atur sendiri, semua itu terjadi begitu saja.
Termasuk perasaan Flo. Jika Flo boleh memilih, ia akan memilih orang lain untuk ia jadikan seseorang yang ia sukai.
"Orang bilang, melihat orang yang kita cintai bahagia itu adalah hal paling indah yang akan bikin kita bahagia juga. Termasuk untuk ngeliat dia bareng orang lain selain kita. Tapi kenapa rasanya beda sama yang orang bilang ya, Vit? Kenapa yang aku rasain malah sebaliknya ya? Tapi, ga ada pilihan buat aku selain begini bukan, Vit? Tersenyum meski sakit, asal kamu bahagia, begitu bukan, Vit? I do it for you, Vit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Teen FictionFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...