22. I think that keeping this up could be dangerous

34K 2.5K 73
                                    

Kelas 12 membuat Zeiyan memutuskan untuk menambah porsi belajarnya secara ekstrim dengan mengikuti bimbel ekslusif dan juga les privat di rumah sang guru, dengan begitu, Flo akan sangat sering di rumah sendirian dikarenakan kakaknya yang akan pulang malam hampir setiap hari.

Fakta bahwa pembantu rumah Flo yang sudah sangat dekat dengan Flo itu memutuskan untuk ikut bersama anaknya dan berhenti bekerja di rumah Flo, membuat Flo semakin meratapi nasibnya.

Keheningan malam--sebenarnya baru jam tujuh malam-- menggelitiki Flo. Bunyi ponselnya setidaknya memecahkan sedikit kesunyian pada saat itu.

Alvito: Oi.
Alvito: Curut mercon, ke rumah gue dong, Zizi pulangnya malem, bareng sama abang lo kan.

Flora: Cie 'Alvito', tumben banget lo pake nama Alvito.

Alvito: Gue ga minta lo ngomongin display name gue, cicak. Cepet ke rumah gue.

Flora: Ogah.

Alvito: Mama gue dinas seminggu Flora, gue sendirian.

Flora: Lo tuh dari zaman lo ingusan sampe sekarang naik level jadi umbelan, tetep aja ya penakut.

Alvito: Gue ga bilang gue takut.
Alvito: Di rumah gue lagi banyak makanan nih.

Flora: Tunggu depan pintu, gue akan lari secepat bagong.

Vito memang senasib dengan Flo. Sering ditinggal sendiri di rumah, mengingat kakak mereka yang satu angkatan dan sedang kasmaran sehingga mengambil semua les bersama.

Mendengar di rumah Vito banyak makanan, dengan sekuat tenaga, Flo berlari cepat ke rumah Vito yang jaraknya hanya terhalang oleh beberapa rumah.

"Mana makanannya?" tanya Flo langsung ketika ia melihat Vito yang bersandar di pintu rumahnya.

Bukannya mengucapkan sapaan atau apa, Flo malah langsung menagih makanan yang katanya banyak di rumah Vito. Dan hal itu diprotes keras oleh sang pemilik rumah, Alvito Austin Dreeck.

"Assalamualaikumnya mana?" sahut Vito tetap di posisi awal dengan kedua tangan yang berada di saku celananya.

"Assalamualaikum!" sentak Flo setelah mendengar sindiran Vito. Flo lupa mengucapkan salam karena makanan itu, Flo butuh istigfar sepertinya.

"Waalaikumsalam," balas Vito.

Flo memasang puppy face miliknya, kedua tangannya membuka, seperti mengemis, lalu alisnya naik-turun. "Mana?" tagihnya.

Seperti orang yang benar-benar tidak mengerti, Vito hanya mengangkat satu alisnya. "Apaan?" tanyanya sok polos.

"Makanan," jawab Flo sudah tidak sabar ingin memperkenalkan perutnya dengan makanan itu.

"Lo kira gue bursa makanan?" celetuk Vito.

Tentu saja Flo geram karena Vito bohong tentang makanan itu. Besok adalah hari Jumat, dan sekarang adalah Kamis malam, malam spesial bagi Flo, di mana pada esoknya Flo selalu bebas dari PR. Sangat terhormat bagi Flo untuk bersandar indah di ruang TV rumahnya pada Kamis malam, karena malam Minggu tidak berlaku bagi Flo.

"Gue ke sini untuk makanan," balas Flo melipat kedua tangannya di atas dada.

Vito menggeleng-gelengkan kepalanya. "Silaturahmi itu penting," ucap Vito sedikit mencibir.

Dengan langkah yang berat, Flo memasuki rumah Vito dan bergulung malas di kursi ruang TV Vito.

"Lo kalo main ke sini ya kaya pindah rumah," ucapnya. "Gendut dasar."

HardestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang