18. He knows everything but not with my feeling

37.1K 2.6K 61
                                    

Hari ini mungkin salah satu hari yang berat bagi Flo. Hari dirinya meresmikan hubungan dengan Gevin. Mungkin Flo hanya memberi anggukan pada Gevin, tapi dibalik anggukannya ada kewajiban untuk Flo. Kewajiban besar yang harus Flo jalankan.

Di mata Flo, pacaran bukan hal sepele. Flo juga masih terbayang-bayang perasaannya pada Vito. Flo khawatir jika ia menyakiti Gevin.

Sulit.

Untung saja pelajaran sudah berakhir, bel pulang sudah berbunyi nyaring. Sedikit membuat Flo lega, ia bisa bertemu Zeiyan, dan bisa sesegera mungkin memeluk kakaknya itu.

Flo sedang merapikan buku-bukunya, tak lupa kertas-kertas dan bunga yang diberikan Gevin tadi Flo masukkan ke dalam tasnya.

Ajakan Felice membuatnya menoleh ke gadis itu. "Mau bareng ga Flo? Gue mau ke rumah Vito sama Sha sama Dion." ucap Felice membuat fokus Flo teralihkan sepenuhnya.

Flo menautkan alisnya. "Lah kenapa baru bilang?" ucapnya cemberut.

Felice menyengir. "Lo tadi sama Gevin 'kan," ucapnya. "Jadi, lo ikut ga? Vito udah nungguin."

"Rumah gue sama dia 'kan deket. HA. Gue kangen sama Ka Zeiyan ah, jadi gue mau pulang, nanti kalo gue udah cerita sama Ka Zeiyan, gue ke rumah Vito, kalo ada waktu." ucap Flo.

Felice mengerjap seolah ucapan Flo tadi mengingatkannya terhadap sesuatu. "Flo, lo oke?" tanyanya.

Flo tertawa dan mengangguk.

"Apa pun keputusan lo, gue cuma berharap lo bahagia. Gue duluan ya, udah ditungguin. Lo nanti ke rumah Vito aja." ucap Felice seraya bangkit dari kursinya dan mulai keluar kelas perlahan.

Flo menganggguk. "Okey, thankyou Fel. DADAH!" ucap Flo sedikit berteriak.

Ketika Felice sudah meninggalkan kelas, Flo memutuskan untuk tetap tinggal di kelas sejenak. Flo menenggelamkan wajahnya di tangannya. Mencari sedikit ketenangan di kelas yang sudah tidak ada siapa-siapa.

Semua pikiran yang sedari tadi bercokol di otak Flo, sekarang kembali berkeliaran di kepala Flo.

"Flora." panggil seseorang lembut membuyarkan pikiran Flo yang sedang berkecamuk.

Flo mendongak dan langsung berlari ketika mendapati Zeiyan yang memanggilnya. Flo langsung memeluk Zeiyan. Ia menenggelamkan kepalanya di dada kakaknya, menghirup aroma khas milik kakaknya itu.

"Flo, maaf tadi Abang ada rapat." ucap Zeiyan mengelus rambut adiknya.

Zeiyan memang tergabung dalam organisasi OSIS, sehingga ia tadi tidak bisa menemani dan memeluk Flo segera karena ia memiliki banyak kewajiban.

Flo tidak menjawab ucapan Zeiyan dan membiarkan kakaknya itu terus mengelus rambutnya hingga akhirnya Zeiyan sendiri yang memecahkan suasana.

"Pulang, yuk?" ajak Zeiyan.

Flo hanya mengangguk lalu melepaskan pelukannya dari Zeiyan. Flo meraih tasnya yang ia simpan di kursi tadi.

Keduanya keluar kelas beriringan. Zeiyan merangkul adiknya, memberi rangkulan yang kuat namun nyaman. Melirik Flo sesering mungkin, seolah Flo akan lari jika ia tidak memperhatikannya.

"Abang?" ucap Flo tanpa melirik kakaknya sedikit pun dan tetap memandang lurus.

Zeiyan melirik. "Hmm?" ucapnya sambil terus memperhatikan adiknya.
Zeiyan terus menatap Flo tanpa peduli jika ia menabrak sesuatu.

"Nanti temenin Flo, ya?" ucap Flo.

"Flo mau kemana?" tanya Zeiyan balik.

Flo tertawa. Kakaknya masih tidak mengerti maksud dari 'temenin' yang Flo ucapkan tadi. Pasti Zeiyan berpikir Flo minta diantar kemana atau apa, tapi tidak.

HardestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang