"Gue jadian sama Sha, Ka," ucap Vito ketika sedang berada di sebuah cafe bersama Zizi, Q-time katanya.
Zizi kontan melotot, bahkan ia hampir saja menyemburkan minumannya jika Vito tidak menutup mulut kakaknya itu. "Serius? Jangan bercanda," ucapnya sarkastik ketika berhasil meneguk minumannya.
Vito menundukkan pandangannya. Tak berani melihat mata Zizi yang seolah berharap adiknya itu sedang bercanda. Tapi, Vito serius.
"Gue ... Gue serius," ucap Vito.
Zizi menatap Vito tak percaya.
Pandangannya tertuju pada adiknya, tawa getir nya keluar. "Vit, don't be jerk, please," ucapnya tak percaya.
"Sha bilang dia suka gue kemarin, ke gue langsung Ka. Dia kacau banget saat itu, gue ga bisa biarin dia kaya gitu," ucap Vito berusaha membuat kakaknya paham kondisinya.
Zizi tidak mau melihat adiknya setelah pengakuan itu. Zizi kecewa.
"Terus, lo biarin Flo kacau, gitu?" tanya Zizi. Sinis.
Vito menghembuskan napas frustrasinya. Zizi benar-benar menyalahkan Vito.
"Untuk apa Flo kacau tau gue jadian sama Sha? Emang dia peduli? Dia ngebales perasaan gue pun tampaknya ga mungkin," ucapnya. "Dan jangan pernah anggep lagi kalo gue pernah cerita ke lo tentang gue suka Flo. Gue udah sama Sha dan gue rasa gue sama Flo itu ga mungkin," lanjutnya.
Lo salah Vit, Flo ngebales perasaan lo, kalian saling suka, batin Zizi.
"Alvito Austin Dreeck adik gue yang ganteng, alangkah baiknya lo ga usah bohongin perasaan lo sendiri," ucap Zizi. "Lo suka Flo Vito, lo ga bisa seenaknya jadian sama Sha, karena ya lo suka Flo, itu malah akan semakin nyakitiin Sha kalo niat lo jadian sama Sha cuma untuk ga bikin dia patah hati--bahasa gue menjijikkan, kalo dari awal lo bohongin perasaan lo, percaya sama gue, Sha bakal makin sakit kalo tau lo cuma ngehibur dia," ucap Zizi.
Suasana hening di cafe itu menambahkan ketegangan antara Vito dan Zizi.
Vito membenarkan kacamata minusnya. "Gue yang ngejalanin ini Kak. Gue ga akan berharap banyak dari Flo dan satu hal, gue akan belajar menyayangi Sha keluar dari konteks awal yang hanya sahabat, akan mudah tampaknya menyayangi Sha," ucapnya.
Sulit memang mematahkan prinsip Vito. Vito memang tidak akan mau menyakiti perempuan mana pun, itu yang Zizi tahu. Sehingga Zizi yakin, Vito akan benar-benar serius belajar menyayangi Sha lebih dari sahabat. Sulit atau pun tidak, yang jelas Vito tidak mau menyakiti perempuan mana pun.
Sayangnya, dengan menjalin hubungan dengan Sha, ada perempuan lain yang Vito sakiti tanpa Vito sadari. Flora kecil-nya Vito.
Suara pintu yang terbuka dan lonceng yang menandakan ada pelanggan masuk, sedikit memecahkan suasana panas antara Vito dan Zizi.
"Flo," ucap Zizi pelan, nyaris berdiri jika tidak Vito tahan.
Vito menggeleng. "Bertingkah seolah lo ga sadar keberadaan dia," ucapnya.
"Dia sendirian, alangkah baiknya kalo kita ajak dia gabung," ucap Zizi.
Flo memang sendirian, dengan gaya baju feminimnya yang biasa ditambah tas selempang kecil yang membuat gadis itu semakin manis.
"Gue kenal Flo, dia lagi ada masalah kalo udah milih sendirian kaya gitu, kasih dia kesempatan," ucap Vito.
Zizi hanya mengangguk, miris.
Masalahnya itu, Flo tau kamu jadian sama Sha, Vito, batin Zizi."Tapi, apa masalah dia?" tanya Zizi. Bertingkah tidak tahu, padahal tahu betul. Hanya ingin tahu apa pikiran adiknya itu.
Vito hanya mengedikkan bahunya. "Kangen sama pacarnya kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Fiksi RemajaFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...