Flo berlari menuju kelasnya. Ia hampir saja tidak bisa masuk ke sekolah karena gerbang sekolah nyaris saja ditutup saat Flo hendak masuk, untung saja masih nyaris.
Pagi ini, tadinya Flo tidak mau masuk sekolah, mengingat kakaknya masih belum sehat untuk masuk sekolah, sehingga Flo berniat menemani kakaknya. Namun Zeiyan akan marah jika Flo tidak masuk sekolah. Sehingga Flo terpaksa sekolah dan berangkat dengan kendaraan umum.
Tentu saja Flo tidak mau meminta tumpangan pada Vito setelah kejadian malam itu.
"Maaf Bu, saya agak telat," ucap Flo ketika ia masuk ke kelasnya.
Flo merasa bersyukur karena pelajaran pertama hari ini adalah biologi, yang digurui oleh Bu Eva, guru terbaik di mata Flo.
"Kenapa, Flo?" tanyanya. Baru saja Flo mau menjawab pertanyaan gurunya itu, Flo mendengar langkah yang terdengar buru-buru di belakangnya, membuat Flo menoleh.
"Sebentar Bu," ucap Flo melenggang, membuat gurunya itu hanya bisa menggeleng-geleng.
"Ka Zizi!" teriak Flo.
Zizi yang sedang berjalan tergesa-gesa menoleh ke arah Flo, ia menghentikan langkahnya. "Apa Flo?" tanyanya.
Flo melirik secarik amplop di tangan Zizi, amplop putih bersih. "Itu apa?" tanya Flo.
"Surat," balas Zizi singkat. Tampaknya, gadis kelas 12 itu benar-benar dikejar waktu. "Kakak duluan ya," ucap Zizi langsung berlari tanpa memperdulikan Flo yang menahan pertanyaannya di ujung bibir.
Flo hanya mengedikkan bahunya.
Flo memasuki kelasnya lagi, untung saja gurunya itu sangat pengertian. Flo berjalan pecicilan ke mejanya, menyengir ke arah Felice yang sudah duduk di kursinya.
"Sompret lo telat ga kira-kira, kemana aja lo? Biasanya lo paling kesetanan kalo biologi, tetep aja sih pinteran gue," oceh Felice, membuat Flo mendecih.
"Berisik, Mulut Katel," balas Flo mengeluarkan bukunya lalu memberikan fokusnya sepenuhnya ke arah guru kesayangannya itu.
2 jam pelajaran biologi berlalu bagaikan angin lalu bagi Flo, dan pelajaran termombosankan bagi Flo kini membuat Flo gondok. Sejarah.
Dengan hati-hati, Flo membuka ponselnya, dan memainkannya di bawah naungan mejanya. Tidak menggubris guru yang sedang menerengkan.
Flo membuka aplikasi LINE nya dan menggeleng-geleng melihat teman-temannya yang sedang berargumen di grup mereka yang berjudul 'Mari Kosidahan'.
Alvito: Assalamualaikum everybody
Dion: waalaikumsalam lay
Dion: wuuu si monokurobo ga sekolah wuu
Felice: Akal bulus lo teri
Arisha: sakit sakit bukannya tidur
Alvito: sstt teman-teman kenapa kalian begitu bacot?
Flora: Apa cuma gue yang ga tau lo ga masuk dan lo sakit, huh?
Dion: flowi ga tau? tetangga masa gitu
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Teen FictionFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...