Malam ini.
Malam yang sudah mengisi pikiran Flo selama sekitar dua minggu belakangan.
Prom night.
Di SMA Global National School, prom night didedikasikan untuk siswa kelas 12 yang akan lulus. Namun nyatanya, kelas 11 dan 10 pun tidak masalah jika datang.
Maka dari itu Flo memiliki akses bebas masuk ke acara prom. Juga teman-temannya yang lain.
Gadis itu sekali lagi memandang penampilannya di depan cermin. Dress hitam selutut dengan lengan yang hanya seperempat, rambut hitam legam yang tergerai halus dengan bentuk ikal di bagian bawah rambut--yang memang sudah bawaan lahir--dan mengambil helai ujung yang disatukan oleh jepit pita berwarna putih di bagian tengah belakang kepala. Juga wajahnya yang polos tanpa make up, hanya bibirnya yang diulasi lip tint, membuat warnanya menjadi lebih cerah.
Flo memang enggan untuk memoles sesuatu di wajahnya. Nanti wajahnya akan gatal dan berujung tragis dengan jerawat.
Tidak lupa, Flo mengambil tas hitam selempangnya yang elegan juga flat shoes hitam, lalu berlari kecil keluar kamar dan menuruni tangga.
Flo sempat diprotes Zeiyan, 'kenapa pake flat shoes? Kenapa ga pake sendal berhak? Lo 'kan boncel', tapi Flo hanya menjawab 'ribet'. Sesimpel itu.
"Wih, adik gue cantik bener," ucap seseorang yang muncul dari dapur dengan setelan jas hitam juga kemeja marunnya.
Flo yang sebelumnya sedang memakai flat shoes-nya kontan menghentikan kegiatannya dan menatap kakak satu-satunya itu. "Baru sadar, huh?" sahut Flo. "Kemejanya jangan itu, 'kan putih item."
Zeiyan hanya mengangkat bahunya cuek. "Yang penting ada itemnya. Lagi pula Abang udah biasa kok jadi pusat perhatian," ucapnya kelewat percaya diri dan membuat Flo mendengus sekencang-kencangnya.
Zeiyan berjalan ke arah Flo. "Ayo?" ucapnya mengulurkan tangannya.
Flo mengangguk dan berdiri, menyambar tangan Zeiyan yang sudah terulur sedari tadi. Menyelipkan jemarinya di antara jemari Zeiyan.
➖➖➖
Flo mengedarkan pandangannya sesaat dirinya sudah berada di kawasan GNS yang disulap sedemikian rupa sehingga terlihat begitu mengesankan.
Gelapnya malam tersamarkan oleh gemerlap lampu dan suasana bising yang berasal dari panggung berukuran sedang.
Namun, Flo bukan tertarik dengan itu, melainkan terhadap sesosok cowok dengan setelan jas hitam juga kemeja putih di dalamnya. Ia sedang tertawa bersama teman-temannya yang Flo sebut dengan sebutan 'player GNS'.
"Tuh ayang bebeb lo udah nyampe, lagi ngeliatin ke sini malah," ucap Ariq sambil menunjuk Flo dengan menggerakkan dagunya.
Gevin menoleh, lalu tersenyum hangat, selanjutnya, ia berjalan ke arah Flo. "Malam, Cantik."
Flo mendengus geli mendengar sapaan Gevin, namun tetap saja membalasnya. "Malam."
Gevin memperhatikan penampilan Flo dari ujung rambut hingga ujung kaki, senyum miring terulas di wajah cowok itu. Manis, batinnya.
"Little black dress, huh?" tegur Flo mendengus pelan.
Gevin tersenyum geli. "Kurang pendek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Fiksi RemajaFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...