1.Introduce

80.3K 4.5K 87
                                    

Hari pertama masuk SMA, pasti akan menjadi hari yang bagus untuk seluruh murid SMA Global National School tanpa terkecuali Vito dan kawan-kawannya. Bahkan mereka sudah di sekolah sejak jam 6 pagi.

Walaupun mengambil jurusan yang berbeda, mereka setuju berangkat bersama di hari pertama mereka bersekolah di GNS.

Vito, Alvito Austin Dreeck, cenderung pribadi yang diam, dingin, dan lebih suka menyendiri dengan buku-buku sejarahnya. Kemanapun cowok berperawakan tinggi ini pergi, dia selalu mengusahakan agar membawa buku. Dia tipe orang yang senang berpikir kritis. Dari SMP sikap dingin dia justru membuat banyak cewek yang menatapnya kagum, mungkin karena kharismatik yang dia miliki, dan patut diakui, dia tampan.

Dion Arditya Calvin, Dion, cowok yang pasti akan memilih IPA, bagaimana tidak? Dari dulu dia terobsesi berat untuk menjadi dokter. Saking besarnya motivasi dia untuk menjadi dokter, dia pernah meminta bagian dalam hewan kurban untuk diteliti. Walaupun sia-sia, karena akhirnya dia muntah.

Flora Shanavia Ashlyn, Flo. Anak IPA yang memiliki wajah manis ini, selalu membuat siapapun yang dekat dengannya merasa nyaman. Dia memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Vito. Flo ini gadis yang benar-benar riang.

Arisha Aleisha, Sha. Gadis berwajah cantik ini sering dibilang jutek, tapi kalau sudah kenal, semua orang pasti ingin dekat dengan Sha. Mata dia yang hitam legam seperti menarik orang untuk menatapnya. Dia memiliki cara sendiri untuk menunjukkan sisi baik dirinya, yang kadang disalah artikan oleh kebanyakan orang.

Felicia Aileen, Felice. Gadis dengan wajah manis yang sangat dewasa. Dia bagaikan orang yang suka dijadikan tempat curhat oleh keempat temannya, maka dari itu 4 sahabatnya kadang memanggil dia Ibu BK. Dia juga mengambil IPA.

Murid kelas 10 SMA Global National School diminta untuk berkumpul di lapangan, lagi masa orientasi.

"Selamat datang di SMA Global National School bagi seluruh siswa kelas 10," ucap gadis itu, dia terlihat begitu nyentrik.

"Ohiya kenalin gue Grace," seolah dipersilahkan untuk bicara, gadis tadi berbicara kembali. Dia cantik, tapi killer kelihatannya.

"Gue Cista," gadis di sebelah orang yang tadi mengaku namanya Grace, langsung menyambar perkataan Grace.

"Dan gue Jane," sambung orang terakhir yang membimbing kelompok Vito dan keempat temannya. Ya mereka sekelompok di mos ini, keberuntungan.

________________________

"Gila gila pala gue mau pecah di kelompok Grace dan embel-embelnya. Udh panas, banyak maunya lagi, kes--" omel Flo tidak tertuntaskan. Gemas melihat sahabatnya bicara tanpa henti, Vito menarik bibir Flo dan dibalas pukulan dari Flo.

Dion mengangguk setuju dengan ucapan Flo, terlihat dari gesturenya yang mengangguk-angguk. "Iya gila tuh, pusing pala Abang, Neng," timpalnya. "Kalo gua ga perlu ditarik bibirnya ya Vit," lanjut Dion dengan nada mengejek.

"Siapa juga yang mau narik bibir lo, rabies," tanpa mau repot memikirkan perasaan sahabatnya, Vito melanjutkan aksinya dengan menjitak kepala Dion dengan buku sejarah yang dibawanya. Buku sejarah masalahnya, yang tebelnya segambreng.

Tawa mereka yang berderai, terhenti ketika Grace datang menghampiri mereka.

"Haii, lo yang namanya Vito ya?" sapa Grace dengan senyumnya yang terkesan dipaksa. Hah, fake.

"Iya," jawab Vito dingin.

"Gue Graciella, panggil Grace aja dan gausah pake ka," sahut Grace sambil mengulurkan tangan yang diiringi senyum yang lebar.

"Ohiya, lo udh bilang tadi pas di lapang," jawab Vito tanpa mau repot membalas jabat tangan dari Grace.

Vito langsung meninggalkan Grace dan kedua temannya yang diikuti oleh 4 sahabatnya.

Tentu saja Flo, Sha, dan Felice menahan tawa sedari melihat reaksi Vito menanggapi Grace dan akhirnya bisa pecah ketika mereka sudah meninggalkan Grace.

"Gila lo gila, bisa ya lo gitu ke senior di hari pertama," pekik Sha kepada Vito sambil menepuk bahu Vito.

"Kayanya dia suka sama lo deh Vit," perkataan itu seketika meluncur dari mulut Flo.

"Apaan sih lo," reaksi Vito dengan tatapan lempeng dan nada dingin. Jengkel.

Flo dengan tingkahnya yang pecicilan terus menerus menoyor bahu Vito tanpa melihat jalan di depan.

Hingga ia merasakan dirinya sudah menempel di lantai dingin sekolah. Barusan ia menabrak seseorang. Ceroboh, tabiat gadis itu.

HardestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang