Hari pembagian raport. Hari yang menegangkan. Dimana prestasi kita selama 6 bulan diterangkan.
Terutama bagi kelas 10 yang ingin awal perjalanan di SMA nya baik.Flo mengambil sepatunya saat jam menunjukkan pukul enam lewat lima belas pagi waktu Indonesia bagian barat.
Zeiyan menuruni tangga dengan deru napas yang deras.
Tentu saja Flo terheran. "Kenapa Bang?" tanyanya.
Sejenak, Zeiyan berhenti melangkah dan melirik Flo, lalu Zeiyan kembali berjalan dan duduk di samping Flo. "Abang gugup, takut nilai di rapot Abang turun."
Mendengar ucapan kakaknya, Flo sedikit mendelik. "Flo yakin, sejelek-jeleknya nilai rapot Abang, paling mentok ranking 3."
Zeiyan mendecak keras begitu mendengar ucapan Flo.
Zeiyan memutar badannya menghadap Flo. "Ya tetep aja Flo, kalo turun, Abang susah dapet undangan."
Flo merutuk sendiri pada dirinya mengapa ia harus membahas pelajaran dengan Zeiyan yang sangat wow-pintar-dan-jenius itu. Flo menyesal. "Yaudah good luck Bang Zei," ucap Flo mencoba mengakhiri.
Zeiyan mengangguk. "Flo juga," ucapnya seraya menepuk puncak kepala Flo lalu melenggang pergi keluar rumah, tepatnya menuju mobil.
"Mba, Flo pergi dulu ya," ucap Flo pada pembantu rumahnya.
Terdengar suara dari arah dapur, "iya Flo," ucapnya. Flo memang tidak mau dipanggil yang macam-macam seperti 'Non' dan sebagainya, cukup dengan 'Flo'.
Flo menjinjing sepatu converse miliknya sambil berjalan menuju mobil. Selalu seperti itu Flo di pagi hari, menghemat waktu, Flo memakai sepatunya di mobil.
Selama di perjalanan yang singkat, hanya hening menyelimuti keduanya.
Flo memilih untuk fokus dan menscroll ponselnya dan Zeiyan memilih bungkam dengan ketegangan nyata."Nyampeee," ucap Flo membentangkan kedua tangannya.
Zeiyan tersenyum simpul sebelum membuka pintu mobil pada Flo.
"Bentar lagi Mama datang. Dia ambil penerbangan jam 6 pagi, jadi nanti Mama yang ambil rapot kita," ucap Zeiyan ketika sudah di luar mobil.
Flo memberi anggukan sebelum akhirnya berbicara. "Okey."
➖➖➖
"Hai Ma! Flo kangennn," ucap Flo kala melihat sosok ibunya muncul di kelas dan langsung memberikan pelukan yang dibalas oleh sang ibu.
Tara-ibu Flo, mencium kening Flo yang berada di pelukannya. "Mama juga kangen Flo."
"Yaudah Mama ambil rapot Flo dulu aja. Flo tunggu di mobil Ka Zei," ucap Flo melepaskan pelukan ibunya.
Setelah diberi anggukan oleh Tara sang ibu, Flo melenggang santai berjalan keluar dari kelasnya.
Suasana ricuh bagi rapot sangat kental. Hampir seluruh siswa berkumpul di koridor karena kelas masing-masing digunakan untuk pembagian raport.
Hingga akhirnya Flo memasuki koridor penghubung yang sepi mengingat tidak ada kelas di sekitar situ. Suasana berlangsung sangat nyaman, di wilayah situ, sangat hening dan sejuk. Hingga Flo menemui sosok itu.
Pria yang masuk ke kelas Flo sejak 1 bulan yang lalu. Derin.
Badan Flo menegang. Flo ingin berbalik arah namun Derin sudah menangkap sosok Flo sebelum Flo sempat menghindar dan berjalan jauh.
"Flo," lirihnya lembut membuat ketegangan pada wajah Flo runtuh diganti dengan wajah Flo yang lembut dengan kesedihan nyata.
Flo memutar badannya, menghadap Derin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Novela JuvenilFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...